NovelToon NovelToon
SANG DEWA AGUNG

SANG DEWA AGUNG

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Balas Dendam / Mengubah Takdir / dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan / Harem
Popularitas:12.2M
Nilai: 4.6
Nama Author: Doom

PELANGI SEHABIS BADAI
Itulah nama yang cocok untuk Liu Ryu. Seorang Anak desa yang mencari keberuntungan di dunia Kultivator.
Masalah demi masalah yang selalu menimpa dirinya justru membawa Ryu mencapai kesuksesan hingga dia tau latar belakangnya yang berasal dari sebuah Klan besar di dunia Abadi.
Saat itulah Ryu berniat untuk membalaskan dendam kepada kelima Sosok Misterius yang telah membantai anggota Klan Liu sejak jutaan tahun yang lalu.

Mampukah Liu Ryu menggapai mimpinya dan membalaskan dendam kepada kelima sosok yang membunuh anggota Klan Liu sejak jutaan tahun yang lalu???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CH 34. SIAPA AKU?

Catatan: Disini Author akan mengganti Nama Ryu menjadi Zhiliu agar alur cerita bisa lebih seru sampai kembali ke Nama awal lagi, yaitu Ryu.

......................

Dua Hari menempuh perjalanan, Kepala Desa pun telah mencapai Gerbang Sekte Pedang Kuno.

Tanpa kendala sedikitpun mereka langsung masuk untuk mendaftarkan Zhiliu sebagai murid Baru.

" Siapa Pemuda itu? Apa dia murid Baru?" Tanya satu sama lain.

" Pemuda itu sangat tampan. Tapi...." Salah satu murid merasakan level pemuda di depan Mereka tidak ada sama sekali.

" Saudari Lian. Bilang saja kau menyukainya" ucap murid lain.

" Cciiihhhh. Tidak Sudi dengan Sampah seperti itu. Bahkan berkenalan dengannya saja aku tidak mau." Lim Lian merasa Jijik.

Mendengar ucapan tersebut, Zhiliu langsung menoleh ke Arah Sumber suara tertuju ke arah Lin Lian dengan tatapan yang sangat tajam.

" Deg" jantung Lim Lian seakan terhenti.

'Tatapannya sangat mengerikan' Lim Lian merasa tubuhnya gemetar seakan Malaikat Maut sedang mengincarnya.

" Saudari Lian. Ada apa denganmu?" tanya murid lain.

" Tidak tidak. aku tidak apa-apa." Lim Lian menyembunyikan rasa takutnya.

Di sisi lain, Zhiliu sendiri merasakan bahwa Murid yang ada disitu hanya Sekelompok Semut namun Ryu tidak tau darimana dia bisa mendapatkan Rasa seperti itu.

Setelah mendaftarkan namanya, Pak Kepala Desa menyerahkan semua kepada Sekte Pedang Kuno.

" Nak. Tugasku telah selesai. Bergaullah dengan Murid lain dan berlatihlah dengan baik" Kepala Desa meninggalkan tempat tersebut keluar Sekte.

" Zhiliu'er Kemari!" Kang Jian memanggilnya.

" Baik Guru." Zhiliu menunduk.

" Sekarang letakkan tanganmu Ke Batu itu untuk mengukur tingkat Kultivasimu." perintah Kang Jian.

" Baik Guru" Ryu meletakkan tangannya ke Batu Giok berukuran kecil.

Seketika Cahaya ungu Sangat kuat keluar dari Batu Giok namun tidak menunjukkan tingkat level dari Zhiliu.

" Ini aneh" Kang Jian mengerut keningnya melihat kejadian Langka tersebut.

" Guru Jian. Sepertinya dia tidak memiliki tingkat Kultivasi. Keluarkan Saja dari Sekte." ucap Guru Lainnya.

Tatapan tajam Zhiliu dengan sendirinya tanpa dia sadari mengarah ke Sosok guru tersebut seakan menekan Spiritual Guru tersebut.

" Siapa Pemuda ini? Kenapa tidak ada takut sama sekali. Bahkan seakan ingin mengatakan sesuatu." Gumam Lim Heng.

Sedangkan Kang Jian tidak merasakan tekanan apapun bahkan menganggap Zhiliu sedikit menarik perhatiannya.

Kejadian itu membuat mereka bertanya-tanya satu sama lain, akhirnya memutuskan untuk bertemu langsung dengan Paktriak.

Mendengar keterangan mereka, Zhang Fei tidak ambil pusing malah meminta Kang Jian agar Zhiliu bertarung dengan Murid lain.

Meskipun awalnya Kang Jian tidak setuju namun dengan segala tekanan dari Guru lain Akhirnya setuju dan langsung menuju lapangan.

Saat sampai di Lapangan, Kang Jian Meminta Zhiliu untuk maju ke depan melawan Murid dari Lim Heng yaitu Murid terbaik dari semua murid Liem Heng.

" Guru Heng... Apa yang kamu lakukan?" Apa kamu ingin membunuhnya?" Kang Jian terlihat khawatir bahwa yang akan dilawan Zhiliu sudah mencapai level 27.

" Tenang saja Guru Jian. Aku hanya meminta Muridku untuk mengajarkannya Sopan Santun." Liem Heng tertawa lepas.

Zhiliu sendiri yang sudah berada di Arena tidak ada merasa takut sedikitpun meskipun tidak tau apa yang harus dia lakukan.

" Kasian sekali pemuda itu harus berhadapan dengan Huan Chen. itu saja bunuh diri." Murid menyayangkan apa yang dilakukan Guru Heng sudah diluar batas.

" Saudara Zhiliu bersiaplah dengan seranganku!" Huan Chen dengan posisi bertarung.

" Mohon bimbingannya Saudara Chen." Zhiliu mengepal tangan masih posisi berdiri.

" Kenapa pemuda itu masih santai saja. padahal dia sedang terancam." suara dari murid lain.

" Waaahhh. Sepertinya pemuda itu bosan hidup" suara dari beberapa murid kepada murid lain.

Melihat Zhiliu masih tenang, membuat Huan Chen sangat marah langsung mengeluarkan tekniknya.

" Terimalah.!" Huan Chen menggunakan pedang posisi menusuk.

" Plaaak. Brraaak" Ryu menangkap pergelangan tangan dan melempar tubuh Huan Chen ke Lantai.

" Apa?" Semua pasang mata melihat kejadian itu seakan tidak percaya.

Huan Chen merasa telah dipermalukan langsung bangkit menyerang Zhiliu ke berbagai arah.

Zhiliu sendiri yang masih belum bisa bertarung, kina hanya mengandalkan kecepatan dan insting untuk bertahan hidup.

Kang Jian yang awalnya sangat Khawatir, kini terlihat dengan kecepatan menghindar dari Zhiliu yang sesekali melempar Huan Chen Ke belakang saat pergelangan tangannya berhasil ditangkap.

Akibat sering jatuh akibat lemparan Zhiliu, Huan Chen akhirnya menerima kekalahan dengan sangat malu.

" Hahahaha. Zhiliu'er... Sepertinya kamu menyimpan kekuatan tersembunyi dalam tubuhmu." Kang Jian menepuk pundak Zhiliu.

" Tapi Guru... Aku masih belum tau apa yang harus kulakukan." Zhiliu terlihat masih bingung.

" Aahh... begini saja. Kamu istirahat dulu, Aku akan mencari cara." Kang Jian seakan memikirkan sesuatu.

" Baik Guru.!" Zhiliu memakup tangan.

" Kamu istirahat saja dulu! Nanti aku yang akan mengantarmu" Kang Jian membawa Zhiliu ke tempat kamar barunya.

Di sisi lain, Liem Heng terlihat sangat marah karena murid terbaiknya dipermalukan oleh orang yang menurutnya tidak memiliki tingkat Kultivasi sama sekali.

Sedangkan Anaknya Liem Lian, kini semakin Yakin dibalik Sosok yang tidak memiliki Kultivasi itu pasti menyimpan iblis dalam tubuhnya.

" Maafkan aku Guru. aku telah mengecewakanmu." Huan Chen merasa malu.

" Tidak masalah Chen'er. Aku akan mencari cara untuk menyingkirkan Pemuda itu." Lim Heng terlihat marah.

Di tempat Lain, Kang jian semakin Penasaran dengan Sosok murid barunya mulai berfikir keras bagaimana cara untuk mengajari Zhiliu.

" Ah... Aku harus menanyakan latar belakang Pemuda ini pada Kepala Desa." Gumam Kang Jian.

Pada Keesokan Pagi Kang Jian menemui Qixuan yaitu Guru Termuda di Sekte Pedang Kuno yang sangat berbakat namun sangat tertutup.

Qixuan juga jarang menerima murid bahkan setiap tahun tidak mau menerima murid hanya sibuk dengan dirinya sendiri.

Hal itulah membuat dia tidak dikenal Oleh Murid bahkan beberapa Guru lain. Hanya Paktriak dan Guru Jian lah yang tau keberadaannya karena Qixuan bekas murid Guru jian.

Satu-satunya Harapan Kang Jian adalah menitipkan Zhiliu kepada Qixuan untuk sementara agar tidak diganggu Murid lain mengingat Kultivasinya masih tidak ada.

Terlihat dari kejauhan di kediaman tersembunyi Sosok yang sangat Cantik sedang memainkan Kecapi dengan bentuk lentik jarinya seakan menyatu dengan irama musik yang lembut.

Siapapun yang mendengarnya pasti akan tersentuh dan memiliki kedamaian dalam hatinya.

" Selamat Pagi Guru Qixuan." Kang Jian menghentikan petikan kecapi.

" Selamat pagi Guru." Zhiliu menundukkan kepala.

" Siapa yang mengangkatmu jadi Muridku? " Qixuan menatap dengan Angkuh.

" Aaahhh Guru Qixuan. Tolong jangan ambil hati. Pemuda ini baru masuk Sekte kemaren. Jadi dia belum terbiasa disini." Kang Jian menjelaskan.

" Lalu mengapa Guru Jian membawa sampah ini kesini? Qixuan nada dingin.

Kang Jian langsung mengisyaratkan Zhiliu agar sedikit menjauh, agar tidak mendengarkan percakapan mereka. Dengan Patuh Zhiliu hanya menurut.

" Aku berencana ingin bertemu Kepala Desa untuk mengetahui latar belakangnya. Bukankah kamu lihat sendiri Pemuda ini tanpa Kultivasi dengan mudah mengalahkan Huan Chen yang sudah berada di Level 27." Ucap Kang Jian.

" Bagaimana Mungkin?" Qixuan menyelidik Zhiliu dari kepala hingga kaki.

" Itulah mengapa aku menitipkannya padamu. aku khawatir Guru Heng tidak terima akan kekalahan muridnya." ucap kang jian.

" Baiklah. Tapi ingat hanya untuk kali ini Saja!" Ucap Qixuan.

" Jika begitu aku pamit. Tolong jangan berlebihan padanya." Kang Jian meninggalkan tempat tersebut.

Zhiliu yang melihat Kang Jian telah meninggalkannya, Kini hanya pasrah mengingat pesan Gurunya.

Tanpa ada perkataan apapun Ryu berusaha menghindar dari tatapan tajam Qixuan seakan ingin memakannya.

" Hei Kau." Qixuan memanggil.

" Ada apa Guru?" Zhiliu terlihat penasaran.

" Sudah kubilang aku bukan Gurumu." Ketus Qixuan.

" Baik Guru." Zhiliu dengan Polos.

" Haaah. Terserah kamu. Sekarang kamu berdiri di di atas batu itu. Kamu jangan sekali bergerak ataupun duduk sampai aku menyuruhmu Berhenti." Perintah Qixuan sambil menunjukkan ke arah batu berukuran sedang.

" Baik Guru!" Ryu berlari ke arah Batu tersebut lalu berdiri.

' Dasar bodoh' Qixuan meninggalkan Zhiliu masuk ke kediamannya.

Hari sudah siang, Kang Jian telah berada di kediaman Yuwen dan Yuyin untuk menanyakan langsung latar belakang Zhiliu kepada mereka.

Yuwen pun mengaku kalau Zhiliu bukan anak darah dagingnya meskipun begitu dia anggap seperti anak kandungnya sendiri.

Mereka menceritakan hal tersebut mulai dari awal pertemuan mereka hingga sekarang kepada Kang Jian.

" Jadi Begitu.... Aku sedikit mengerti sekarang. Sepertinya Zhiliu bukanlah orang sembarangan. hanya saja dia kehilangan ingatan." Kang Jian mencoba mencari akar permasalahan.

" Satu lagi... menurut penduduk, mereka menemukan puluhan Siluman yang mati menggemaskan saat mereka ke Hutan. Dimana Hari kejadian tepat hari yang sama ketika kami menemukan Anak angkat kami." ucap Yuwen.

" Puluhan Siluman.?" Kang Jian Kaget.

" Benar Guru Jian. Bahkan ada beberapa sudah berumur Ribuan Tahun Tingkat Suci." Ucap Yuwen.

" Ribuan Tahun? Tingkat Suci?" Kang Jian merasa ngeri setelah mengetahui Siapa Sosok yang dia angkat sebagai muridnya.

"Saudara Yuwen, Saudari Yuyin. Tolong jangan ceritakan masalah ini kepada siapapun." Kang Jian mengingatkan.

" Tentu saja" ucap Yuwen.

" Guru Jian... Tolong jangan keras kepadanya. Sebagai Naluri seorang ibu, Zhiliu sepertinya menyimpan Kesedihan yang mendalam di balik Sorot matanya" Yuyin meneteskan air mata.

" Baik Saudari Yuyin. Aku akan menjaganya. Jika begitu aku pamit dulu.!" Kang Jian takut terjadi sesuatu pada Zhiliu.

Di dalam Sekte Pedang Kuno, Zhiliu terus berdiri di atas batu tanpa bergerak sedikitpun di tengah panas terik matahari.

'mungkin ini bagian dari latihan. aku harus kuat. Aku harus menjadi Kultivator ' Batin Zhiliu sambil meneteskan banyak keringat di sekujur tubuhnya ditambah rasa lapar dan haus.

Qixuan tersadar akan ulahnya keluar dari dalam rumah menatap Zhiliu yang masih berdiri kokoh di atas batu.

" Sudah Cukup! Sekarang istirahatlah." Perintah Qixuan.

" Baik Guru" Zhiliu menghentikan kegiatanmya kemudian duduk di bawah Pohon yang sedikit rindang dengan Napas Ngos-ngosan bercucuran keringat.

Melihat hal tersebut, Qixuan merasa bersalah berjalan ke arah Zhiliu sambil menatapnya dengan penuh Cemas mengingat dia tidak memiliki Kultivasi.

" Ambilah" Qixuan memberikan Kendi berisi Air.

" Terimakasih Guru" Ryu mengambil kendi itu langsung meminumnya tidak tahan menahan rasa haus.

" Ini ada sedikit makanan." Qixuan memberikan beberapa makanan.

" Terimakasih Guru." Zhiliu sedikit keheranan.

" Setelah kamu selesai makan, datangi aku ke tempat latihan sana." Qixuan menunjuk ke arah lapangan tidak jauh dari tempat itu.

" Baik" Ryu memandang sejenak lalu melanjutkan makannya.

Qixuan langsung menuju ke arah Sebuah Pohon besar dekat lapangan lalu mengeluarkan Seruling lalu memainkannya.

Suara merdu terdengar dari Seruling tersebut membuat Zhiliu terhenti dari makannya serasa kepala Sakit sambil memegang dadanya seakan ada dorongan tidak terasa air matanya metetes.

Qixuan yang menatapnya dari kejauhan sedikit heran atas kejadian dimana Zhiliu sesaat memegang dadanya sesaat seperti mengusap matanya.

Qixuan pun langsung menghentikan tiupan Serulingnya saat suara itu berhenti, saat itu juga Zhiliu melanjutkan makannya.

Melihat tingkah dari Zhiliu ada hal yang tidak beres, Qixuan menyudahi aktifitasnya lalu memasukan kembali Seruling ke cincin Ruang.

'Siapa Pemuda misterius ini? Apa dia banyak masalah?' Qixuan sedikit prihatin.

Selesai dengan makannya, Zhiliu berjalan ke arah Qixuan berniat melanjutkan latihan.

" Guru. Aku siap lanjutkan latihan!" Zhiliu terlihat semangat.

'Kenapa pemuda ini bisa berubah drastis?' Qixuan berfikir bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi dalam sekejap.

" Baiklah aku akan mengajarimu teknik dasar Pedang kuno" Qixuan melempar sebuah pedang ke arah Zhiliu.

"Mmmm" Zhiliu menangkap pedang dengan sempurna.

" Sekarang Perhatikan gerakanku " Qixuan memainkan pedang dengan lembut membetuk seperti sebuah tarian namun sangat kuat lalu mengukir pada sebuah batu.

" Sekarang Giliran mu!" Qixuan menatap ke arah Zhiliu.

" Baik Guru" Zhiliu memainkan pedang Persis Dangan apa yang diajarkan oleh Qixuan meskipun sangat kasar namun lebih bertenaga lalu mengukir pada sebuah batu.

Qixuan menatap ke Arah batu tersebut, terlihat sama namun ukiran tersebut lebih dalam.

Melihat kejadian tersebut membuat Qixuan sangat kagum lalu melanjutkan ke teknik berikutnya hingga sampai 5 Teknik.

Untuk orang biasa pasti akan membutuhkan waktu berbulan-bulan hanya untuk menguasai satu teknik, sedangkan untuk Zhiliu hanya dalam Sehari sudah menguasai sampai Teknik kelima Pedang kuno.

" Zhiliu. Sepertinya kamu sangat berbakat dalam memainkan Pedang dengan sempurna, meskipun...." Qixuan menatap Zhiliu yang sudah ngos-ngosan.

" Tidak masalah guru. Aku masih kuat." Zhiliu dengan napas terputus-putus.

" Angin apa yang membuat Guru Qixuan mengajarkan Teknik Pedang kuno." tiba-tiba Suara Kang Jian muncul dari belakang mereka.

" Ah... Guru Jian. aku hanya Sedikit bosan. makanya kuajarkan pemuda ini untuk mengisi waktu." Qixuan berdalih.

" Guru. " Zhiliu memberi Hormat.

" Zhiliu'er. Sepertinya kamu banya menyimpan hal yang menakjubkan." Kang Jian menepuk pundak Zhiliu sambil menatap ke arah Qixuan.

" Guru Qixuan... Maksud anda?" Qixuan penasaran.

" Sepertinya Zhiliu'er bukan tidak ada tingkat Kultivasi, tapi ada hal yang berada pada dirinya membuat seperti sebuah penghalang." Kang Jian menatap batu bekas Goresan Padang Zhiliu dengan senyum kecut.

" Lalu apa yang terjadi Padanya?" Qixuan Semakin penasaran.

" Sejak kapan seorang Guru Qixuan begitu peduli pada murid lain?" Kang Jian menatap ke arah Qixuan.

" Ah... itu...." Qixuan kebingungan.

" Kamu tidak perlu mengajarkan Seorang Monster. Bahkan Aku juga. Jika kekuatanya kembali, kamu tidak mampu menahannya. bahkan aku sendiri." ucap Kang Jian.

1
Panut Suprapto
sippp
Atek Jong
yes
Atek Jong
aaahhhhhhh
Atek Jong
dunia kecil
Atek Jong
enakkkkk
Luhung Sidharta
m
Atek Jong
yes
Atek Jong
bantai
Atek Jong
dewa agung
Atek Jong
fang
Atek Jong
yes
Luhung Sidharta
o
Atek Jong
yes
Atek Jong
turun ya
Atek Jong
kacau
Atek Jong
top
Luhung Sidharta
h
Atek Jong
yes
Atek Jong
kemana
Luhung Sidharta
g
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!