Menurutku dia adalah wanita hebat, di lihat dari segi sudut yang tepat. Tapi tidak semua orang memandang dari segi yang sama. Karena keberadaannya yang di takdirkan lahir dari seorang ibu yang merupakan germo di sebuah club malam.
Membuat semua orang memandang remeh, dan rendah. Namun, atas kemampuannya dalam bermain billiard cue, ia aman dari keinginan laki-laki untuk meraup tubuhnya yang sexy. Bahkan mereka hanya mampu mengelap ludah melihat kecantikan Aneska.
Begitu pun dengan lelaki yang akan menjadi calon suaminya yang selalu memandang buruk tentangnya.
Lelaki yang kaya dan juga dingin, banyak wanita yang tergila-gila dengan ketampanannya. Tuan muda Arya Brasetyo, yang terlahir dari keluarga Kaya se- Asia harus bertemu dengan wanita serendah Aneska, menurutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Riskiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Si kucing Mony.
Happy reading guysssss....
Semoga suka dengan ceritanya yaa....
Sungguh melelahkan menjadi istri Arya. Demi kewajibannya Aneska mau-maunya mengikuti semua perintah Arya. Sampai saat ini Aneska masih merasa bersalah dan menjadi beban dalam hidup Arya. Dengan menjadi istri penurut, Aneska mengira bisa menebus kesalahannya.
Dia sudah sangat lelah, membersihkan taman kecil di depan rumah, memotong daun-daun kering, gulma, parasit dan juga menyiramnya.
Terdengar deru mobil sport lamborgini milik Arya, membuat Aneska melihatnya dengan melindungi mata menggunakan telapak tangan dari silaunya matahari. Ia datang dengan Viona yang membawa binatang peliharaan yaitu seekor kucing dengan bulu cukup lebat.
" Bagaimana kabarmu Anes?" Ucap Viona sambil merangkul lengan Arya dengan hangat di depan Aneska.
" Baik!" Jawab Aneska tersenyum pahit.
" Lihatlah penampilan istri Arya, sangat keibuan, atau ketuaan? Tapi aku akui kulitnya juga gak kalah mulus dengan kulitku. Apakah dia memakai injec vitamin c agar kulitnya bisa seglowing itu. Pasti berbahaya, kita lihat saja setelah kamu bercerai dengan Arya. Apakah kulitmu akan sama? Pasti nanti korengan. Hahaha..." Batin Viona menertawakan Aneska.
" Apakah kamu tidak mengurus istrimu dengan baik sayang?" Tanya Viona melihat penampilan Aneska yang berantakan.
Wajar saja Aneska berpeluh dengan keringat bahkan baju yang sudah kotor karena telah membersihkan taman.
" Bukan salahku! Dia saja yang tidak mau merawat diri. Namun lebih baik seperti sekarang daripada sebelumnya, memakai make up tebal untuk memikat pria hidung belang. " Ucap Arya tanpa melihat Aneska. Arya menggosok-gosok kepala kucing milik Viona.
"Ya terserah, kalian mau bilang apa! Kalian tau, ucapan kalian gak mempan! Telingaku sudah cukup kebal dengan hinaan seperti itu! " Batin Aneska.
" Apakah kamu akan tertarik juga jika dia memakai topeng?" Ucap Viona menyindir.
Padahal dalam hati Viona mengakui bahwa kulit Aneska sangat cantik walaupun keadaan baju yang sederhana. Arya saja yang buta tidak pernah melihat Aneska, betapa putihnya kulit tersebut, bahkan matahari pun tidak berhasil membuat kulitnya kusam.
" Apakah kamu bercanda, memberi pertanyaan seperti itu kepadaku?" Ucap Arya sedikit marah.
" Ia benar, mana mungkin! Sayang, apakah kita jadi pergi ke acara pelelangan?" Tanya Viona dengan manja.
" Tentu, acaranya akan di mulai satu jam lagi." Ucap Arya melihat jam tangan mahalnya.
" Aku akan bersiap terlebih dahulu, dan Mony bagaimana?" Tanya Viona melihat kucing yang di gendongnya tidak mungkin di bawa pergi ke acara pelelangan barang antik tersebut.
" Ada dia yang bisa menjaganya!" Ucap Arya menunjuk Aneska yang semenjak tadi tidak bicara dan menonton kemesraan mereka.
" Apa? aku? menjaga binatang? Apakah kamu bisa sehari tidak menyusahkanku Arya? Dikira aku tempat penitipan hewan peliharaan apa? " Batin Aneska menggerutu ketika mereka ingin menitipkan kucing kesayangannya kepada Aneska.
" Oh ya benar! Ide yang bagus!" Ucap Viona menyerahkan kucingnya kepada Aneska dengan senang hati.
" Tolong jaga Mony dengan baik ya. Dan bersikaplah dengan lembut, biasanya dia akan sedikit galak dengan orang baru. Kamu lebih baik biasakan diri dan jangan bersikap kasar kepadanya." Ucap Viona menitipkan kucing kesayangannya.
"Apa?emangnya ini bayi apa? Ini kan hanya seekor kucing. Yah pergilah kalian. Aku sudah sangat bosan melihat kalian." Gerutu Aneska di dalam hatinya.
" Tolong jaga dia sebaik mungkin!" Perintah Arya dengan lantang.
" Mony sayang..jangan nakal ya, aku hanya sebentar! " Ucap Viona mengelus kepala kucingnya.
Dan mereka pun bergegas meninggalkan Aneska dan terdengar kembali deru suara mesin mobil Arya yang bergemuruh.
" Apakah kamu mengerti dengan bahasa manusia? Atau kekasih Arya sudah tidak waras? Hahaha, terkadang orang kaya tidak terlalu sehat juga otaknya! " Batin Aneska.
" Siapa namamu? Mony..ya Mony kamu jangan nakal! Jadilah kucing penurut sesuai dengan apa yang di katakan oleh majikanmu! Ups..kenapa aku juga ikutan gak waras." Aneska terkekeh dengan sikapnya sendiri.
Meong, meong,meong..
" Ah, kucing nakal. Kamu mencakar tanganku..uh sakit.." Ucap Aneska meringis kesakitan ketika tangannya di cakar oleh kucing Viona.
Darah segar pun keluar dari tangan Aneska. Segera mungkin Aneska masuk ke dalam rumahnya.
" Non, kucing siapa itu? " Tanya Inah melihat Aneska membawa kucing masuk ke dalam rumahnya.
" Pacar Arya bik!" Ucap Aneska.
" Wah, lucu ya non." Ucap Inah menghampiri Aneska yang sedang merangkul kucing.
" Ia bibik hati-hati, aku sudah kena cakar sama dia." Ucap Aneska memperingatkan bik Inah.
" Apa? Wah, berdarah non.. sebentar bibik ambilkan betadine dulu ya!" Ucap Inah berniat mencari obat untuk Aneska.
" Gak usah bik, biar Anes saja. Bibik tolong jaga kucing ini dulu ya sebentar" Ucap Aneska menitipkan sang kucing kepada Inah. Lalu Aneska bergegas menuju tempat kotak P3k berada.
...****************...
Beberapa menit kemudian, Inah yang sedang sibuk menyapu ruangan sambil menjaga sang kucing tidak melihat lagi keberadaan sang kucing. Inah sebelumnya meletak penyapu ke tempatnya, akhirnya Inah mencari ke seluruh ruangan.
Dan setelah mengitari semua ruangan dan tidak berhasil menemukan sang kucing, membuat Inah ketakutan dan memanggil Aneska yang sedang mengobati lukanya.
" Non..Nona...????" Teriak Inah.
Aneska menoleh ke arah sumber suara. Sudah cukup lama dirinya mengobati luka cakaran kucing tersebut karena mencari obat Betadine yang keberadaannya baru di temukan.
" Ia ada apa bik?" Tanya Aneska. Sambil menutup lukanya dengan kain kanfas dan kapas.
" Itu non..Kucingnya hilang!" Ucap Inah gugup karena merasa bersalah.
" Apa? Hilang?? Yang bener aja bik? kenapa bisa?" Tanya Aneska langsung berdiri dari tempat duduknya.
" Bener non, bibik tadi pulangi sapu-sapu ke gudang. Eh, saat bibik balik kucingnya udah gak ada non!" Jelas Inah mengkerutkan dahinya dan ketakutan.
" Aduh bik, Ayo kita cari ke semua ruangan!" Ucap Aneska mulai cemas.
" Sudah non, bibik sudah cari ke semua ruangan." Ucap Inah.
" Bik, kita harus menemukan kucing itu. Jika tidak Arya pasti marah besar!" Ucap Viona mulai cemas. Lebih tepatnya, mencemaskan dirinya yang terancam jika kucing tersebut benar- benar hilang.
Celaka jika sampai Aneska tidak menemukan keberadaan kucing kesayangan Viona, kekasih Arya itu. Bisa- bisa Arya marah besar. Aneska terus mencarinya bersama dengan bik Inah yang juga ikut mencari keberadaan kucing tersebut.
" Ia non hayok..." Ucap Inah ikut bergegas mencari keberadaan sang kucing.
Uh, kucing nakal..udah berani nyakar Anes. Sama persis dengan majikannya...
Loh, kemana tuh si Mony??? Mony..mony...kau menyusahkan Anes saja. Apa yang terjadi jika Arya dan Viona mengetahui jika kucingnya hilang ya?
Yuk intipin terus kisah, aku bukan wanita malam...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya...
Penting banget untuk numbuhi semangat author menulis loh.