Dipersatukan karena sebuah perjodohan, membuat Zidan tidak benar-benar bisa menjalani pernikahan seperti semestinya. Terlebih lagi, wanita yang menjadi istrinya pun sangat menutup diri dan tidak menganggapnya sebagai suami.
Hingga suatu hari, di saat sudah sangat merasa kesepian dan menyerah dengan pernikahannya, Zidan pergi ke sebuah tempat hiburan malam. Di sanalah dirinya bertemu dengan wanita cantik bernama Chika Fadwa Atmaja dan menghabiskan malam bersama.
Tanpa disangka, ternyata mereka adalah dua orang yang sama-sama kesepian. Karena kesamaan itu, terjadilah kesepakatan untuk menjalin sebuah hubungan yang saling menguntungkan.
***
" Mulai detik ini, kamu adalah milikku dan hanya aku yang boleh menyentuh tubuh indahmu " ~ Zidan Biantara Mahardika.
***
IG : gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Tidak Tenang
Di tempat yang berbeda, ada Chika terus saja berjalan mondar-mandir di depan pintu apartemen dengan sesekali memeriksa ponsel yang berada di tangannya. Wajahnya terlihat sangat gelisah dan tidak tenang karena sedang menunggu seseorang. Orang yang tidak lain dan tidak bukan adalah Zidan, karena sang kekasih sudah pergi cukup lama dan tidak juga memberikannya sebuah kabar.
Bukan apa-apa, wanita itu hanya merasa khawatir dengan keadaan Zidan karena tidak biasanya seperti ini. Terlebih lagi dia cukup tahu kepergian kekasihnya itu untuk menemui sang ibu dan memberitahukan tentang hubungan mereka.
Tidak bisa dipungkiri jika Chika memiliki ketakutan andai ibu dari Zidan itu tidak bisa menerima dirinya dan juga anak yang masih ada di dalam kandungannya. Meskipun sebenarnya sang kekasih sudah menyakinkan semuanya akan baik-baik saja.
" Kenapa Om Zidan belum pulang atau setidaknya balas pesan dariku ya? Jangan-jangan dia bertengkar dengan Mama-nya? " gumam Chika yang sudah mulai berpikiran buruk.
" Aduh.. Gimana dong? " lanjut Chika semakin tidak tenang.
Sudah pasti Chika akan merasa sangat bersalah seandainya memang menjadi penyebab rusaknya hubungan antara putra dan ibunya. Hidupnya mungkin tidak akan pernah merasa tenang dan bahagia walaupun bersama dengan Zidan.
" Chika, kamu tidak capek terus mondar-mandir seperti itu? Aku yang melihat saja merasa capek loh " tegur Aurel yang sedari tadi hanya memperhatikan sahabatnya itu.
Memang satu-satunya sahabat Chika itu sudah berada di apartemen itu sejak dua jam yang lalu. Tentunya datang untuk bermain karena tidak mungkin Aurel mengajak Chika untuk pergi dengan keadaannya yang sedang hamil muda. Bisa-bisa dia akan mendapatkan kemarahan dari Zidan yang sudah mulai protektif.
Aurel adalah orang pertama yang mengetahui tentang kehamilan itu setelah sebelumnya Zidan tentunya. Bisa dibayangkan seketerkejut apa wanita itu mengetahui sang sahabat sedang mengandung dan itu terjadi sebelum menikah.
" Kalau kamu capek ya jangan dilihat lah.. " sahut Chika mendengus kesal.
" Jangan ganggu aku dulu, Rel.. Aku sedang pusing menunggu kabar dari Om Zidan nih " lanjut Chika.
Mendengar hal itu, Aurel pun mengerucutkan bibirnya dan tidak berani mengatakan apapun lagi. Di saat-saat seperti ini, memang lebih baik dirinya memilih untuk diam saja. Sekali bicara saja jawaban dari sahabatnya sangat tidak bersahabat.
Hingga akhirnya wanita itu melanjutkan kegiatan menonton filmnya sembari menikmati cemilan dan membiarkan sang sahabat melakukan apapun yang diinginkannya. Tentunya selagi masih aman dan tidak membahayakan untuk dirinya sendiri serta calon buah hatinya.
.
.
.
Ting, tong, ting, tong.
Bunyi bel menghentikan gerakan dan mengalihkan perhatian Chika yang masih menunggu kabar dari Zidan. Spontan wanita itu langsung menatap sang sahabat yang juga sedang menatap ke arahnya.
" Apa itu Om Zidan ya, Rel? Tapi kok menekan bel? Biasanya Om Zidan langsung masuk saja " tanya Chika pada Aurel.
" Mungkin saja karena tahu kalau aku sedang ada di sini deh, jadi tidak bisa masuk saja seperti biasanya. Kan kamu tadi kasih kabar ke Om Zidan kalau aku datang untuk menemani kamu dan main " jawab Aurel.
Chika pun mengangguk-anggukkan kepalanya, karena hal itu bisa saja terjadi. Apalagi ini adalah kali pertama sahabatnya itu datang ke apartemen.
Tak ingin membuat menunggu terlalu lama, Chika pun segera membuka pintu apartemen itu untuk melihat siapa yang datang. Dia sangat berharap jika itu benar-benar adalah sang kekasih dan akan membuatnya tidak khawatir lagi.
Ceklek.
" Om Zi_ Eh, Om Baim? " ucap Chika merasa cukup terkejut sekaligus kecewa.
Ternyata yang datang bukanlah orang yang sangat dia tunggu dan telah membuatnya sangat tidak tenang.
" Hai, Chika! " sapa Baim sangat ramah.
" Hai, Om Baim! " balas Chika dengan senyum yang dipaksakan.
Setidaknya dengan kedatangan Baim ini, Chika mungkin bisa bertanya dan mencari tahu tentang keberadaan sang kekasih. Setahunya, pria itu adalah orang yang paling dekat dan cukup tahu segalanya tentang Zidan.
" Zidan-nya ada? " tanya Baim yang tentunya membuat Chika bingung.
Chika pun menganggukkan kepalanya. " Tidak ada, Om. Soalnya Om Zidan pergi dari pagi dan belum pulang juga sampai sekarang " jawab wanita itu.
Bisa ditebak jika Baim juga tidak mengetahui tentang keberadaan dan keadaan Zidan saat ini. Pastinya hal itu sangat membuat Chika semakin merasa khawatir dan juga tidak tenang.
" Sebenarnya aku ingin bertanya tentang keberadaan Om Zidan, tapi malah Om Baim juga tidak tahu " ucap Chika menghela napasnya panjang.
" Aku juga tidak tahu, Chika.. Justru aku datang ke sini karena ini bertemu dengannya dan mengantar berkas-berkas yang membutuhkan tanda tangannya " jawab Baim menunjukkan setumpuk berkas di tangannya.
Terakhir sang sahabat menghubungi adalah tadi pagi untuk mengabarkan keterlambatannya untuk datang ke perusahaan. Hanya saja sudah cukup lama Baim menunggu tetapi Zidan tak kunjung datang juga, bahkan sulit untuk dihubungi.
" Sebelum pergi, ada yang Zidan katakan? Mungkin kemana perginya misalnya " tanya Baim pada Chika.
" Ada Om.. Katanya Om Zidan akan pergi ke rumah keluarganya terlebih dahulu karena Mama-nya memintanya untuk datang, sekaligus juga untuk membicarakan tentang hubungan kami dan kehamilanku " jawab Chika sesuai yang diketahuinya.
Sama seperti Aurel sebelumnya, Baim juga merasa sangat terkejut mendengar kehamilan Chika itu.
" Hah? Kamu hamil? " pekik Baim pelan.
" Iya Om " jawab Chika menganggukkan kepalanya.
Menurutnya, tidak ada salahnya mengatakan tentang kehamilannya itu pada Baim, toh pria itu telah mengetahui hubungan mereka dari awal. Tak lama lagi pun perutnya akan semakin membesar dan semua orang juga akan tahu.
" Emm.. Kalau begitu, aku titip berkas-berkas ini dan berikan pada Zidan saat sudah pulang nanti " ucap Baim memberikan setumpuk berkas itu.
" Aku akan menghubungi pekerja yang ada di rumah keluarganya dah menanyakan tentang keberadaannya. Jadi, kamu tidak perlu khawatir atau merasa apapun, karena aku yakin Zidan pasti baik-baik saja. Mungkin dia sedang berusaha untuk berbicara dan meyakinkan ibunya tentang hubungan kalian " lanjut Baim pada Chika.
" Iya Om " jawab Chika.
Setelah itu, Baim pun segera pamit dan pergi dari sana karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya. Sedangkan Chika, wanita itu juga langsung masuk kembali ke dalam apartemen dengan membawa setumpuk berkas untuk sang kekasih.
***
Last bab untuk hari ini ya.. Bye bye👋🥰
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘