NovelToon NovelToon
Akan Kutemukan Peggantimu

Akan Kutemukan Peggantimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor jahat
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Wilda Sugandi adalah seorang istri yang baik hati dan menurut pada sang suami, Arya Dwipangga. Mereka sudah menikah selama 5 tahun namun sayang sampai saat ini Wilda dan Arya belum dikaruniai keturunan. Hal mengejutkan sekaligus menyakitkan adalah saat Wilda mengetahui bahwa Arya dan sahabat baiknya, Agustine Wulandari memiliki hubungan spesial di belakangnya selama ini. Agustine membuat Arya menceraikan Wilda dan membuat Wilda hancur berkeping-keping, saat ia pikir dunianya sudah hancur, ia bertemu dengan Mikael Parovisk, seorang CEO dari negara Serbia yang jatuh cinta padanya. Bagaimana kisah selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Pertama Gagal

Malam pertama setelah resmi menjadi pasangan suami istri seharusnya menjadi momen yang indah dan penuh kebahagiaan bagi Arya dan Agustine. Namun, kenyataannya tidak demikian. Arya terlihat enggan dan tidak bersemangat saat memasuki kamar pengantin mereka.

Agustine yang sudah berdandan cantik dan mengenakan pakaian tidur seksi, menyambut Arya dengan senyuman hangat. Ia sudah tidak sabar ingin menghabiskan malam pertama mereka sebagai pasangan suami istri.

"Sayang, kamu sudah siap?" tanya Agustine dengan nada manja.

Arya hanya mengangguk pelan. Ia kemudian duduk di tepi ranjang, tanpa melepaskan jas yang masih melekat di tubuhnya.

"Kamu kenapa, Sayang? Kok diam saja?" tanya Agustine dengan nada khawatir.

Arya menghela napas panjang. Ia kemudian menatap Agustine dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Maaf, Agustine. Aku tidak bisa," kata Arya dengan suara lirih.

Penolakan Arya membuat Agustine naik pitam. Ia tidak menyangka Arya akan menolaknya di malam pertama mereka. Padahal, selama ini ia sudah berusaha menjadi yang terbaik untuk Arya.

"Kamu keterlaluan, Arya!" bentak Agustine dengan nada marah. "Kamu sudah memanfaatkan aku! Kamu sudah berselingkuh denganku selama ini, dan sekarang kamu menolakku?"

Arya terkejut mendengar bentakan Agustine. Ia tidak menyangka Agustine akan berani berbicara kasar padanya.

"Aku tidak pernah memanfaatkanmu, Agustine!" jawab Arya dengan nada membela diri. "Aku mencintaimu!"

"Cinta?" Agustine tertawa sinis. "Cinta macam apa yang membuatmu menikah dengan wanita lain dan menceraikan istrimu sendiri?"

Arya terdiam. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Agustine. Ia tahu, ia salah. Ia sudah menyakiti hati banyak orang.

"Kamu selalu memujiku, Arya. Kamu bilang aku cantik, pintar, dan sempurna. Tapi, kenapa kamu tidak bisa mencintaiku?" tanya Agustine dengan nada sedih.

"Aku ... aku tidak tahu," jawab Arya dengan nada lirih.

Agustine menggelengkan kepala. Ia sudah tidak mengerti lagi dengan jalan pikiran Arya.

"Kamu laki-laki pengecut!" kata Agustine dengan nada marah. "Kamu tidak berani menghadapi kenyataan!"

Arya terdiam. Ia tahu, Agustine benar. Ia memang laki-laki pengecut. Ia tidak berani menghadapi perasaannya sendiri.

"Aku minta maaf, Agustine," kata Arya dengan nada menyesal.

"Maaf? Maaf tidak akan mengubah apa-apa, Arya!" bentak Agustine. "Kamu sudah menyakitiku! Kamu sudah membuatku berharap!"

****

Di keheningan malam, Wilda baru saja menyelesaikan salat tahajudnya. Duduk di atas sajadah, ia menadahkan tangannya, berdoa dengan khusyuk kepada Allah SWT. Hatinya yang masih terluka dan dipenuhi kekecewaan, ia serahkan sepenuhnya kepada Sang Pencipta.

"Ya Allah, hamba memohon kekuatan dari-Mu. Kuatkanlah hati hamba untuk menghadapi segala cobaan ini. Berikanlah hamba kebahagiaan dalam hidup hamba, ya Rabb," doa Wilda dengan suara lirih.

Air matanya menetes, membasahi pipinya. Ia teringat akan Arya, mantan suaminya yang telah menikah lagi dengan Agustine. Hatinya kembali terasa sakit, namun ia berusaha untuk tegar.

"Ya Allah, hamba ikhlas menerima takdir-Mu. Hamba percaya, Engkau akan memberikan yang terbaik untuk hamba," lanjut Wilda dalam doanya.

Setelah selesai berdoa, Wilda mengusap air matanya dan beranjak dari tempat salatnya. Ia melihat jam dinding menunjukkan pukul 03.00 pagi. Ia tahu, ibunya, Nurjannah, sudah bangun dan menyiapkan dagangan mereka.Wilda segera menuju dapur. Ia melihat Nurjannah sudah sibuk menyiapkan nasi uduk dan gorengan. Aroma harum nasi uduk dan gorengan yang baru matang, langsung membangkitkan semangatnya.

"Ibu, Wilda bantu ya," kata Wilda sambil tersenyum.

Nurjannah menoleh dan tersenyum melihat Wilda. "Iya, Nak. Ibu senang kamu sudah bangun. Ayo, kita siapkan semuanya sama-sama," kata Nurjannah.

Wilda dengan cekatan membantu ibunya. Ia menata nasi uduk dan gorengan ke dalam wadah, menyiapkan sambal, dan lalapan. Keduanya bekerja sama dengan kompak.

Sambil bekerja, Wilda dan Nurjannah berbincang-bincang. Nurjannah menceritakan tentang pelanggan mereka yang selalu memuji nasi uduk dan gorengan mereka. Wilda mendengarkan dengan penuh semangat. Ia senang dagangan mereka disukai banyak orang.

"Ibu, Wilda ingin warung kita semakin maju. Wilda ingin kita bisa punya rumah yang lebih besar dan nyaman," kata Wilda dengan nada penuh semangat.

Nurjannah mengangguk setuju. Ia juga ingin warung mereka semakin berkembang.

"Ibu percaya sama kamu, Nak. Kamu anak yang rajin dan pekerja keras. Ibu yakin, kamu pasti bisa meraih kesuksesan," kata Nurjannah.

Wilda tersenyum. Ia sangat berterima kasih kepada ibunya yang selalu mendukungnya.

"Terima kasih, Ibu. Wilda akan berusaha yang terbaik," kata Wilda.

Keduanya terus bekerja hingga subuh. Setelah selesai menyiapkan dagangan, mereka bersiap-siap untuk salat subuh.

"Ayo, Nak, kita salat subuh dulu," ajak Nurjannah.

Wilda mengangguk dan mengikuti ibunya ke kamar mandi untuk berwudu. Setelah itu, mereka salat subuh berjamaah di rumah mereka.

Setelah salat subuh, Wilda dan Nurjannah kembali ke dapur untuk menyiapkan dagangan mereka. Mereka berdua sudah tidak sabar ingin membuka warung dan melayani para pelanggan.

"Semoga hari ini banyak pelanggan yang datang," kata Wilda dengan nada penuh harap.

Nurjannah mengaminkan doa Wilda. Ia juga berharap dagangan mereka laris manis hari ini.

****

Warung nasi uduk dan gorengan Nurjannah selalu ramai di pagi hari. Para pelanggan berdatangan silih berganti untuk menikmati hidangan lezat yang disajikan oleh Nurjannah dan Wilda. Aroma nasi uduk yang harum dan gorengan yang renyah selalu menggugah selera siapa pun yang menciumnya. Di antara para pelanggan, ada seorang ibu-ibu yang bernama Bu Emi. Ia dikenal sebagai biang gosip di lingkungan sekitar. Bu Emi selalu mencari celah untuk membicarakan orang lain, terutama yang berkaitan dengan aib dan kekurangan seseorang.

Pagi itu, Bu Emi datang ke warung nasi uduk dan gorengan Nurjannah. Ia memesan nasi uduk dan beberapa gorengan untuk sarapan. Sambil menunggu pesanannya disiapkan, Bu Emi mulai mencari topik pembicaraan.

"Eh, Bu Nurjannah, saya dengar Wilda sudah resmi jadi janda ya?" tanya Bu Emi dengan nada sinis.

Nurjannah yang sedang sibuk melayani pelanggan, hanya mengangguk pelan. Ia sudah tahu Bu Emi pasti akan membicarakan status anaknya.

"Kasihan ya, masih muda sudah jadi janda. Padahal cantik dan baik begitu," lanjut Bu Emi.

Nurjannah hanya tersenyum tipis. Ia tidak ingin menanggapi omongan Bu Emi.

"Tapi, saya dengar-dengar, Wilda itu mandul ya? Makanya suaminya menceraikan dia?" tanya Bu Emi lagi, dengan nada yang lebih menusuk.

Nurjannah yang sudah mulai kesal, akhirnya angkat bicara. "Bu Emi, jangan bicara seperti itu. Wilda tidak mandul. Dia hanya belum dikaruniai keturunan," kata Nurjannah dengan nada tegas.

"Ah, masa sih? Saya dengar dari tetangga sebelah, katanya Wilda memang mandul," timpal Bu Emi, tidak mau kalah.

Bu Emi masih saja terus menggosipkan Wilda. Ia bahkan menyebut Wilda tidak pantas mendapatkan Arya, mantan suaminya.

"Wilda itu tidak pantas mendapatkan Arya. Arya itu ganteng, kaya, dan sukses. Sedangkan Wilda hanya janda mandul yang tidak punya apa-apa," kata Bu Emi dengan nada merendahkan.

Nurjannah yang sudah sangat kesal, akhirnya tidak bisa lagi menahan emosinya. Ia kemudian menghampiri Bu Emi dan berkata dengan nada marah, "Bu Emi, tolong jaga bicara Ibu! Jangan menghina anak saya! Wilda itu anak baik dan salehah. Dia tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti ini!"

1
Rani Yetiana
semoga Agustin gak bisa hamil biar taurasa tu nenek peot
Ma Em
Dasar pelakor maruk sdh tau suami sahabatmu masih saja digoda seperti tdk ada lelaki lain didunia ini apa Agustine tdk laku hingga suami sahabat sendiri embat juga
ay Susie
bikin darah tinggi ,,
Machmudah
suka sm othor nya rajin up....🥰
Serena Muna: makasih kakak
total 1 replies
Mika Su
bukunya sangat bagus dan gak nyesel buat baca
Serena Muna: terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!