Seyra Adlina, wanita muda 23 tahun sosok cantik dan elegan, menjalani kehidupan ganda yang menarik. Di siang hari dia bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe kecil dan di malam hari bertransformasi menjadi pelayan di sebuah club malam. Hubungannya dengan sang pacar harus berakhir karena pengkhianatan yang ia saksikan sendiri. Perasaan patah hati dan marah, membuatnya melakukan tindakan tidak masuk akal dalam keadaan mabuk
Takdir kemudian mempertemukannya dengan seorang CEO yang mengetahui identitas dan latar belakangnya yang selama ini disembunyikan. Situasi tak terduga memaksa mereka untuk menikah kontrak dengan tujuan masing-masing.
Mampukah benih-benih asmara tumbuh diantara mereka setelah melewati berbagai tantangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maisaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
First Kiss
"Seriusan Jo, lo ajak gue ke tempat kayak gini?" tanya Seyra mengikuti langkah kaki Joya di belakang yang menarik tangannya untuk masuk ke dalam
Awalnya Seyra tidak yakin untuk masuk ke dalam sebuah Bar. Dulu memang dia suka pergi minum sendirian ke Bar, namun karena dia terlalu cepat mabuk kalau sudah minum lebih dari 2 gelas, dia tidak akan menyadarkan diri semalaman. Makanya Seyra sedikit takut untuk minum-minum lagi, terakhir kali ia mabuk adalah ketika masalah mulai berdatangan di keluarganya dan hari dimana ia ditinggalkan selamanya oleh ibunya.
Setelah berpikir panjang selama perjalanan menuju lantai dua Bar, akhirnya Seyra mau untuk minum-minum bersama dengan sahabatnya itu. Mengingat kejadian menyedihkan terjadi dengannya dan sudah lama juga tidak minum-minum, hingga lupa rasanya kenikmatan mabuk itu.
Seyra dan Joya duduk di kursi yang ada di lantai dua Bar, mereka memilih kursi sofa paling pojok. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya minuman yang dipesan Joya datang. Dengan 5 botol wine yang datang ke meja mereka berdua, sedikit membuat Seyra kaget karena sahabatnya berani memesan wine sebanyak itu.
"Jo, 5 wine?." tanya Seyra kaget sambil menunjukkan lima jarinya ke Joya yang duduk dihadapannya
"Of course" jawab Joya yang mengedipkan sebelah matanya gaya menggoda Seyra
Joya membuka satu botol minuman itu, menuangkannya di gelas. Pertama, ia menuangkannya untuk gelas milik Seyra, Seyra menatap air wine yang tengah dituang ke gelasnya.
Seyra mengambil gelas itu, rasanya ia sudah tidak sabar meneguk kenikmatan wine itu. Satu gelas sudah selesai diminumnya, tentu kalau satu gelas tidak akan ada reaksi apa-apa. Seyra merasa itu tidak cukup, ia sendiri menuangkan lagi wine ke gelasnya. Membuat Joya tersenyum bangga, karena akhirnya Seyra bisa melepaskan lelahnya dengan minum-minum.
Gelas kedua sudah terisi, Seyra kembali meminumnya dengan cepat. Selesai meminum wine di gelas kedua, dia sudah merasa sedikit pusing. Joya mau pergi ke toilet, namun ia sedikit ragu meninggalkan Seyra sendiri minum-minum sendiri.
"Sey, gue mau ke toilet bentar ya, gapapa kan?" tanya Joya ke Seyra dengan ekspresi tidak tahan menahan gejolak di perutnya
"Astaga Jo, cepetan sono" ledek Seyra melihat Joya yang tengah kebelet
Joya beranjak pergi meninggalkan Seyra ke toilet. Seyra yang tengah sendiri melihat botol minuman yang tersisa 4 botol lagi. Seyra mengambil satu botol dan membuka tutupnya. Rasanya dia ingin malam ini menjadi malam untuk melupakan kejadian-kejadian itu dengan cara mabuk.
Seyra meminum wine itu langsung dari botolnya. Malam ini, Seyra meminum wine dengan jumlah lebih dari dua gelas bahkan lebih dari satu botol. Seyra mulai pusing, kepalanya terasa berat. Sehabisnya minum satu botol wine, pandangannya kabur melihat objek-objek yang ada disana.
"Arga" celetuk Seyra saat melihat pria tinggi dan berotot memakai kemeja putih yang lengannya digulung ke siku
Pria itu melihat ke arah Seyra yang setengah sadar, dengan tatapan heran karena melihat 5 botol wine dan dia seorang diri.
"Arga sini." dengan setengah sadar dan samar-samar melihat wajah pria itu, Seyra menarik tangan pria itu utnuk duduk didekatnya.
"Kamu tahu gak, kalau aku cinta banget sama kamu. Selama kamu di luar negeri, aku selalu nunggu kamu. Aku nolak semua pria di muka bumi ini demi kamu. Tapi apa Ga, kamu tidur dengan perempuan lain di hadapanku." Seyra berbicara ngelantur di depan pria itu, namun terlihat mendengarkan dengan penuh simpati
Hingga Seyra masih teringat perkataan Arga kalau dirinya itu sok suci. Perkataan Arga itu sedikit membuat Seyra sakit hati, dia meragukan kemampuan Seyra. Tapi memang benar kalau Seyra belum pernah tidur bahkan berciuman dengan lawan jenis sebelumnya.
Seyra melihat pria yang ada di sampingnya, rasanya Seyra ingin membuktikan kalau dia bisa berciuman.
"Mau berciuman denganku?" tanya Seyra polos dan tidak sadar dengan perkataanya itu
Pria itu kaget, karena sebelumnya ia juga tidak pernah berciuman dengan wanita walaupun sering datang ke Bar ataupun Club malam.
Seyra mendekatkan wajahnya ke pria itu, dengan keadaannya yang tidak sadar. Seyra perlahan menempelkan bibir mungilnya ke bibir pria yang tidak dikenalnya, mengecupnya lembut. Hati Pria itu berdegup kencang, ia tidak bisa membalas ciuman Seyra, ia takut kalau itu akan membuat dia melakukan hal lebih ke Seyra.
Seyra pelahan melepaskan kecupan bibirnya, berpindah menjatuhkan kepalanya di dada bidang berotot milik pria itu. Pria itu menyandarkan kepala Seyra ke sandaran sofa, lalu beranjak pergi ke sofanya.
Kesadaran Seyra semakin memburuk, dia sudah tergeletak di sofa. Joya yang sudah keluar dari toilet, melihat sahabatnya mabuk berat.
Joya membawa Seyra pergi dari sana, menuntun Seyra jalan menuju mobil yang terparkir di depan Bar.
...***...
Pria tadi berdiri di jendela lantai dua, melihat dua sahabat itu yang baru saja memasuki mobil. Pria itu penasaran dengan Seyra, wanita yang tiba-tiba menciumnya tadi.
"Virsha." panggil seorang pria lain dari arah belakang
Ya, nama pria yang dicium Seyra tadi adalah Virsha Andra, seorang CEO muda berusia 29 tahun yang sebentar lagi sudah berkepala 3. Dia meneruskan perusahaan milik kakeknya yang tahun lalu sudah pensiun. Dia pergi ke Bar bersama sekretaris sekaligus teman saat masih kecil.
"Lu kenapa bro, lagi mantau seorang yang spesial kah?" tanya julid Agung, sekretaris/teman Virsha
"Gue mau cari tahu identitas cewek itu" menatap tajam mobil Joya yang hendak melaju pergi
"Mobil?" tanya Agung heran, berpikir kalau Virsha sudah gila karena lama gak pergi berkencan dengan seorang wanita
"Iya mobilnya, cari siapa pemiliknya, di mana dia tinggal." seru Virsha
"Baiklah, nanti gue minta tolong sama kenalan gue yang ahli dalam bidang itu." jawab Agung, paham akan maksud Virsha
"Jadi minum-minum gak nih?" tanya Agung sambil melangkah menuju sofa mereka
Virsha berbalik badan dan menghampiri Agung untuk minum wine bersama.
...***...
Mobil berhenti di depan Kafe Joy. Joya menuntun Seyra berjalan menuju kamar di lantai atas, malam ini Joya memutuskan untuk tidur di sana menemani Seyra. Joya tahu kalau Seyra mabuk bisa semalaman dan dia baru bisa sadar keesokan harinya.
Jam dinding kamar Kafe sudah menunjukkan pukul 12 malam. Joya melepaskan sepatu flat shoes Seyra satu persatu, merebahkan pelan kepala Seyra ke bantal kasur.
Joya meninggalkan Seyra disana untuk istirahat, sedangkan dia berniat tidur di depan televisi luar kamar lantai dua.
Keesokan harinya, saat matahari terlihat menampakkan dirinya. Seyra terbangun setelah dengan mata perlahan terbuka, mengingat semalam ia tidur dengan keadaan tidak sadarkan diri, kepalanya terasa berat, tentu dia tidak ingat kejadian semalam. Dia akan bisa mengingat kejadian-kejadian saat mabuk kalau dia berusaha ingin mengingatnya, itupun kalau ia peduli dengan apa yang dia lakukan saat mabuk.
Seyra melihat jam dinding, Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Seyra beranjak dari kasur dan pergi mandi lalu bersiap-siap untuk kerja di kafe.