Rendra bisa menempuh pendidikan kedokteran lewat jalur beasiswa. Di kampus dia diremehkan karena miskin dan culun. Tak jarang Rendra bahkan dibully.
Namun dibalik itu semua, Rendra adalah orang yang jenius. Di usianya yang masih 22 tahun, dia sudah bisa menghafal berbagai jenis anatomi manusia dan buku tebal tentang ilmu bedah. Gilanya Rendra juga piawai mempraktekkan ilmu yang telah dipelajarinya. Akibat kejeniusannya, seseorang menawarkan Rendra untuk menjadi dokter di sebuah rumah bordil. Di sana dia mengobati wanita malam, pecandu, orang yang tertusuk atau tertembak, dan lain-lain. Masalah besar muncul ketika Rendra tak sengaja berurusan dengan seorang ketua mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33 - Tawaran Suherman
Rendra berdiri dengan tertatih. Ia perbaiki kacamatanya sejenak. Lalu berjalan menghampiri wastafel.
Rendra segera membasuh wajahnya. Ia berusaha menahan sakit karena ada beberapa titik luka dan memar di sana.
Satu tarikan nafas kesal dilakukan Rendra. Rasa bencinya tumbuh untuk Vino. Itu terlihat dari satu kepalan tangan yang Rendra pukulkan ke cermin.
"Aku akan membalasnya!" gumam Rendra bertekad. Ia jadi teringat dengan Edho dan Endah yang pernah menawarkannya bantuan.
Di sisi lain, Suherman baru tersadar. Dia perlahan membuka mata dan menemukan dirinya sudah berada di kamar rawat inap vip. Lelaki yang juga dikenal memiliki nama panggilan Mister Man itu merubah posisi menjadi duduk. Namun tidak dilakukan karena luka bekas operasinya terasa sakit.
"Bos! Akhirnya kau sudah sadar!" seru Ibar yang senang.
"Dimana aku?..." lirih Mister Man yang terpaksa kembali telentang.
"Rumah sakit! Kau mengalami kecelakaan dan harus menjalani operasi. Untungnya operasimu berhasil," jelas Ibar.
"Semuanya berkat anak itu," imbuh Regi. Anak buah Mister Man yang lain.
"Anak?" Mister Man mengerutkan dahi. Dia penasaran dengan sosok yang disebut Regi barusan.
"Lelaki yang sudah mengoperasimu. Dia masih muda dan sangat hebat! Sepertinya dia cocok dengan kriteria dokter yang kau inginkan, Bos!" kata Ibar.
"Dia dokter?" Mister Man memastikan, lalu Ibar dan Regi membenarkan secara serentak.
"Kalau begitu, bisakah kalian membawanya untuk menemuiku? Aku ingin bicara dan berterima kasih padanya," ujar Mister Man.
"Baik, Bos!" sahut Regi dan Ibar bersama. Mereka segera melakukan perintah sang bos.
...***...
Rendra sekarang memasang tas ranselnya. Tugasnya hari itu sudah selesai. Jadi dia ingin segera pulang. Lagi pula Rendra ingin bicara dengan Edho dan Endah untuk mengurus orang seperti Vino.
Namun langkah Rendra terhenti saat Ibar dan Regi muncul. Dua lelaki berbadan kekar itu mengajaknya untuk menemui Mister Man.
Rendra sendiri sama sekali tak masalah. Terlebih Mister Man adalah pasiennya juga. Rendra cukup senang mendengar Mister Man telah siuman.
Ketika tiba di kamar, Rendra langsung menghampiri Mister Man. Lelaki paruh baya tersebut tampak duduk menikmati makan malamnya.
"Jadi... Kau dokter yang sudah menyelamatkanku?" tanya Mister Man. Ia memperhatikan Rendra dengan serius. Hingga atensinya tertuju ke wajah Rendra yang nampak babak belur.
Rendra mengangguk dan tersenyum tipis. Sama seperti Mister Man, dia juga memperhatikan lawan bicaranya. Saat itu Rendra membenarkan pendapat Gilang, bahwasanya Mister Man mempunyai tato yang banyak. Rendra yakin lelaki tersebut bukan orang biasa. Apalagi pembawaan Mister Man yang terasa memiliki aura kuat dan mengancam.
"Kenapa wajahmu? Apa kau habis berkelahi?" tanya Mister Man.
"Ini bukan apa-apa." Rendra enggan mengatakan yang sebenarnya. Toh masalahnya dengan Vino adalah hal pribadi. Selain itu Mister Man merupakan orang asing baginya.
Mister Man lantas mengabaikan babak belur di wajah Rendra. Dia lanjut bicara.
"Kenalkan aku biasa dipanggil Mister Man. Lalu mereka ini anak buahku," ujar Mister Man sembari menunjuk Ibar dan Regi. "Sebenarnya aku punya banyak bawahan," tambahnya.
"Oh begitu..." tanggap Rendra singkat. Ia semakin yakin kalau Mister Man adalah gangster.
"Aku dengar kau sudah membuat banyak kegaduhan karena menyelamatkanku. Jadi aku sangat berterima kasih..." ungkap Mister Man.
"Sudah kewajibanku untuk membantu," sahut Rendra.
"Rasanya tidak enak jika aku tak memberimu imbalan. Sebagai terima kasihku, izinkan aku membantumu. Aku ingin kau menjadi dokter pribadiku. Itu adalah posisi yang sangat berharga di kelompok kami. Tapi jika kau bersedia, kau harus berhenti menjadi dokter di sini," ucap Mister Man panjang lebar.
Rendra tak perlu berpikir panjang untuk menjawab. Dia segera menyahut, "Saya sangat berterima kasih sekali dengan tawaran anda. Tapi jujur, ilmu saya masih minim. Saya perlu lulus dahulu agar bisa benar-benar jadi dokter. Saya masih dokter koas, itulah alasan kenapa operasi yang saya lakukan menimbulkan kegaduhan."
maaf thor,apa beneran umur mister man dan rendra gak beda jauh 🤭mister man kan pria paruh baya