"Aku rela memberikan segalanya, hanya untuk satu malam dengan mu. Aku rela membahayakan hidupku hanya untuk bersama mu. Aku mencintaimu Badai." __ Cheryl.
"Dari awal kau tahu kau bukan tipe ideal ku. Lagi pula, kau juga tahu aku sudah memiliki kekasih. Kejadian diantara kita satu malam tadi, just for fun!" __ Badai.
Berawal dari kenakalan remaja sampai melibatkan dendam masa lalu orang tuanya.
Hay gais cerita ini masih prekuel 'Second Wife' juga masih sekuel dari 'Sexy Little Partner' dan semoga menjadi bacaan yang mengisi waktu luang kalian.
Genre Teen-Angst, jadi siapkan jantung waras kalian karena setiap part nya mengandung desir degup yg tak biasa.
Happy reading Baby.... 🥳
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
[Setan]
Hari berlalu, detik tak pernah terlambat walau hanya satu langkah, ia menjadikan esok dan lusa supaya kemudian disebut kemarin.
Pasangan muda itu sudah menempati hunian kecil sederhana. Hanya ada satu ruangan yang di isi dengan banyak sekali fungsinya.
Dalam satu ruangan itu Cheryl bisa melihat ranjang tidur, kamar mandi, dan juga dapur. Hanya 200 pound saja. Cukup murah dan dekat dengan beberapa tempat kerja Badai.
Gaji di tempat paruh waktu tak sebanyak gaji bartender di bar. Maka Badai harus rela mengambil beberapa pekerjaan hanya untuk mendapatkan gaji yang cukup untuk tabungan masa depan, kebutuhan hari-hari dan lainnya.
Cheryl kini tak dibiarkan menyentuh pekerjaan rumah. Badai yang melakukannya sebelum berangkat kerja. Biar dulu Cheryl dan janinnya menguat seiring dengan perawatannya.
Malam sudah sangat larut, Badai baru tiba di rumah sewaan kecilnya. Cheryl cemas menunggu, namun Badai baru akan mendatanginya setelah membersihkan diri.
Dari ranjangnya Cheryl melihat tubuh gagah suaminya yang kian kurus karena terlalu banyak berpikir dan bekerja. Tentu saja ia terenyuh tak tega.
Setelah cukup dengan bersih-bersih, Badai meraih handuk kecil lalu melilitkan pada pinggang ramping nan berotot nya.
Ia meraih satu handuk lagi lalu menggosok rambut lebat di kepalanya. "Sayang belum tidur?"
Cheryl menggeleng. "Belum. Cheryl terus cemas mikirin Kakak. Kenapa sampai larut malam, padahal kerja dari pagi." Protesnya.
"Tapi Baby nggak kesulitan kan?" Badai lalu menelungkup di atas paha dan betis mulus istrinya. Wajahnya tersungkur pada perut Cheryl yang mulai menyembul lebih besar dari sebelumnya. "Baby kecil apa kabar?"
Cheryl tersenyum nanar. "Dia baik, tapi Mami yang cemas, Papi sampai kurus karena terlalu banyak mengambil pekerjaan paruh waktu."
Badai tersenyum, menatap lembut netra biru istri cantiknya. "Sedikit demi sedikit kita menabung, jangan takut aku sakit, karena suksesnya laki-laki di mulai dari kerja keras. Selama aku mampu membawa sakinah mawadah warohmah untuk mu, semuanya akan ku lakukan."
Air mata Cheryl meleleh. "Tangan Kakak kasar. Pasti perih kan?"
Ia pilu melihat banyak goresan luka di telapak tangan suaminya, mungkin karena banyak mengangkat sesuatu, Badai yang dahulu terlihat sempurna kini menjadi serba susah.
"Tidak." Geleng Badai.
"Bohong."
Badai kembali tersenyum. "Baby tahu, balasan dari tangan kasar ini adalah surga. Dan sekarang, bidadari surga ku sudah akan memberiku malaikat kecil tak bersayap." Ia kecup perut itu lembut.
"Meski malaikat kecil ku berawal dari kesalahan kita. Tapi setitik pun aku tidak ingin membuat dia terhina." Ucapnya kembali.
Cheryl tersentuh. Rupanya laki-laki tampan yang menikahinya adalah, laki-laki yang bertanggung jawab. Semakin ia mengenal pria itu semakin ia dibuat kagum.
"Beri aku ciuman." Badai mendekati bibir mungil istrinya, ia memakannya dengan rakus, tangan tak pernah luput dari dada berisi wanita itu.
...✴️🔸🔸🔸✴️...
Sudah satu Minggu lebih Badai Laksamana pergi pagi pulang malam hanya untuk melaksanakan tanggung jawabnya kepada istri tercinta.
Meski memiliki cincin berlian dari Savira Li, Badai dan Cheryl tak berniat menjualnya. Yah, cincin limited edition milik Cheryl ini akan membuat persembunyian mereka diketahui jika sampai terjual.
Sedikit demi sedikit Cheryl mengumpulkan nafkah pemberian suaminya untuk modal masa depan tanpa menjual perhiasan yang ada.
Orang bilang dari sedikit itu lama kemudian menjadi bukit. Jika terus seperti ini, Cheryl yakin suaminya akan mampu sukses tanpa bantuan orang tua mereka.
Tok tok tok... Kerap terdengar suara ketukan pintu. Siang ini Cheryl cukup sibuk dengan urusan dapur.
"Iya, Sayang, sebentar." Cheryl mematikan kompornya. Lantas melangkah menuju pintu, membukanya dengan wajah tersenyum.
"Kok tumben sudah pulang?" Seketika senyum meredup setelah tak mendapat satupun orang di luar.
Cheryl mengedar pandangan, tak ada siapa pun sampai netra birunya menemukan kertas seperti surat kaleng yang teronggok di depan pintu.
Dari siapa surat ini? Apakah mungkin orang-orang ayahnya telah menemukan persembunyian mereka lagi? Dibukanya lipatan kertas itu, lantas membacanya.
...Suamimu mencuri. Datang dan saksikan sendiri bagaimana dia di hakimi....
Cheryl mendelik. "Mencuri? Nggak mungkin. Pasti ini salah paham!" Tanpa memikirkan apa pun, Cheryl segera menutup pintu dan berlari menuju tempat kerja suaminya.
Sambil memegangi perutnya. Ia bergegas menyatroni Badai Laksamana. Siang-siang begini, biasanya Badai bekerja di sekitar pertokoan, tenaganya diperlukan untuk mengangkut barang-barang dagangan.
Sering kali Badai dirayu istri dari beberapa bosnya. Tapi selama ini Badai masih bisa menghindar dari kejaran wanita itu.
"Kau dipecat pencuri!" Tiba di tempat Cheryl berhenti dan menyembunyikan diri di balik tiang listrik. Kata-kata sarkas kini tertuju pada suami tampannya.
"Silahkan kalau kau memecat ku. Tapi aku tidak pernah melakukan hal yang kau tuduhkan padaku!" Seperti biasa, Badai tak pernah terima diremehkan.
"Jangan mengelak. Semua bukti sudah mengarah padamu. Kau juga merayu istriku!"
"Istrimu yang merayuku, Bangsat!"
Bugh... Sekeras itu Badai mendaratkan tinju pada wajah bosnya hingga terjengkang ke aspal.
"Ekm Ekm." Mata Cheryl beralih pada pria paruh baya yang menyesap asap rokok dari ujung pipa gading nya.
Gustav berdiri menyeringai di samping tubuh gemetar Cheryl. Laki-laki kaya itu memakai mantel yang harganya bisa membayar seribu pintu kontrakan Cheryl.
"Bagaimana? Apa kau akan terus bertahan di sisi Badai? Dengan resiko, kau akan terus menyaksikan suamimu sengsara." Gustav memang tidak menyentuhnya tapi kata-kata ancaman itu membuat Cheryl merinding.
"Lihat baik-baik gadis kecil, putraku kurus, dia dekil, dia harus mengalami kesulitan karena fitnah dari orang-orang itu." Gustav kemudian menggeleng meralatnya. "Bukan, maksudku fitnah dari ku." Gelak iblisnya.
"Jadi kau yang membuat putramu sendiri difitnah, begitu? Ayah macam apa kau ini?" Berang Cheryl mendelik.
Gustav terkikik. "Selama kau masih terus bertahan dengannya. Aku Gustav, akan terus menyiksanya. Tak peduli dia putraku atau bukan. Aturan Gustav berlaku bagi siapa pun!" Rahang laki-laki itu mengeras.
"Mengerikan sekali kau Gustav!" Teriak Cheryl. Bahkan untuk menyebut laki-laki itu mertua saja Cheryl tak sudi.
Gustav tergelak setan. "Setelah dari sini. Masih ada banyak hal yang akan menyambut kedatangan Badai. Kali ini Badai mungkin memang melawan bos kecil itu. Tapi untuk di tempat kerja lainnya, apakah mampu dia menghindar dari keroyokan orang-orang ku?"
"Kenapa kelakuanmu mirip setan Gustav? Ingat, dia anakmu, dia putra mu!" Cheryl histeris.
Gustav nyalang. "Karena aku tidak sudi memiliki menantu seperti mu. Dendam ku dan ibuku akan selesai jika kau tak bersatu dengan putraku. Dan jika kau mencintainya. Lepaskan dia sekarang juga! Karena bukan kebahagiaan, tapi kesengsaraan yang akan Badai terima selama hidupnya memelihara dirimu!"
...Badai dalam hidup Badai pasti berlalu. Percayalah alur Pasha nggak mau bertele-tele, akan ada kejutan-kejutan di depan sana. Stay tune everyday yah kesayangan 🥳...