Keisha Anastasia Raharjo, dia tidak pernah mengira bahwa di tempat kerjanya yang baru harus terlibat dengan bocah kecil berusia 5 tahun dan ayahnya.
" Hi Mommy! Mommy tantik, jadi mommy Ale ja ya? talau jadi mommy Ale, Mommy nda halus dimalahin Daddy."
" Maaf sayang, Kakak nggak bisa jadi mommy nya Ale."
Bukan hanya sekali itu saja Aleika meminta Keisha untuk jadi ibunya. Bahkan Ale secara terang-terangan meminta kepada sang daddy untuk menjadikan Keisha ibunya.
Entah bagaimana Keisha bisa membuat hati Ale terpaut begitu.
" Kamu sengaja ya deketin anakku biar bisa menarik perhatianku," ucap daddy nya Ale.
" T-tidak Pak, saya tidak pernah punya tujuan demikian."
Keisha yang mencari kerja ditempat lain untuk bisa lepas dari hal-hal demikian, kali ini malah dia terlibat sesuatu yang lebih mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hi Mom! 03
" Nggak Tuan Besar, nggak Pak Bos, kenapa sih demen banget ngebuat Dorry Arsito spot jantung. Dory kan cuma pengen kerja yang tenang, tapi adaaaa aja yang bikin jantung berasa kek mau meledak. Panggilan dari Tuan Besar berasa kek panggilan dari alam laen, ngeri-ngeri sedep."
Dorry yang hingga petang masih bersama dengan Gael itu sedari tadi menggerutu. Saat makan siang tiba-tiba dirinya mendapat pesan dari Tuan Besar a.k.a Tuan Ryder yang tidak lain dan tidak bukan adalah ayah dari Pak Bos Gael dan kakek dari Nona Aleika. Semua adalah majikan Dorry, jadi apapun yang diminta dan diperintahkan harus lah dilaksanakan.
" Kenapa Dor? dari tadi ku lihat kamu gelisah bener."
" Eh ndak Pak Bos, aman. Abis ini kita balik kan? Mau jemput Nona kecil dulu juga?"
" Iya."
Panggilan dari Ryder tentu tidak boleh ketahuan oleh Gael. Ini semacam tugas rahasia, dan tanpa Ryder bicara Dorry sudah paham. Agen ganda seperti itulah saat ini posisi Dorry.
Namun resiko yang akan diterima jika ketahuan tentu amat sangat besar. Salah-salah nanti dirinya bisa di kick oleh Gael. Namun untuk saat ini tidak banyak yang bisa dilakukan Dorry selain menjalankan perannya.
" Kira-kira apa yang yang akan ditanyain sama Tuan Besar," gumam Dorry. Dia benar-benar bergumam dengan sangat lirih.
Hari mulai gelap, adzan magrib berkumandang. Gael yang memliki keyakinan berbeda dengan Dorry menyuruh Dorry untuk menjalankan kewajibannya dulu baru mereka akan pulang.
Gael sangat toleransi terhadap anak buahnya. Dorry memiliki kewajiban ibadah 5 waktu, dan Gael tahu itu. Dia bahkan selalu mengingatkan Dorry agar tidak lupa atau terlambat dalam menjalankannya.
Hal seperti itulah yang disukai Dorry dari tuannya. Baik Gael maupun Ryder selalu menghormati keyakinan Dorry. Bahkan ketika hari raya, Dorry mendapatkan libur yang lumayan lama. Bisa sebulan full Dorry libur setiap hari raya.
" Udah Pak Bos, mari kita pulang."
" Hmmm."
Lagi-lagi jawaban singkat yang diberikan oleh Gael. Tapi Dorry sudah paham, bukan hanya Dorry tapi Melani dan karyawan yang lain pun juga tahu sikap dan sifat bos mereka.
Selama diperjalanan, tidak banyak yang mereka bicarakan. Dorry hanya memberikan laporan dan jadwal untuk hari esok kepada Gael. Namun ekspresi wajah Gael seolah enggan.
Dorry tahu, Gael memang tidak menyukai pertemuannya dengan kliennya besok. Bukan tanpa alasan, kliennya besok adalah seorang wanita, dan wanita itu begitu mendambakan Gael.
" Terus Non Ale gimana, dilarang ikut lagi?"
" Haah, nggak tahu aku. Pusing. Kalau dilarang lagi pasti dia kesel kan. Dan mungkin saja ngambeknya akan lebih lama, tadi aja gitu. Kata Mommy di kasih pie apel kesukaannya aja nggak mempan. Butuh waktu lama buat dia luluh."
Gael memijit pangkal hidungnya. Ia lalu menyandarkan kepalanya dan memejamkan mata. Pikirannya menerawang jauh ke belakang. Jika dibilang dia menyesali pernikahannya dengan mantan istrinya, maka Gael akan berkata tidak. Dia tidak menyesal menikah dengan Ayu karena pada akhirnya dia mendapatkan putri kecil yang cantik, manis, lucu dan menggemaskan.
Akan tetapi hal yang Gael sesali adalah pertemuannya dengan Ayu. Wanita yang membuatnya merasakan cinta untuk pertama kali nya. Wanita itu bagai penyihir bagi Gael karena bisa menyihir mata dan hatinya.
" Haaah, wanita sialan!" umpatnya tiba-tiba. Meskipun dulu dia begitu mencintai Ayu, tapi setelah wanita itu pergi meninggalkannya dan Ale, cinta itu pun hancur berkeping dan berhamburan. Bahkan lenyap bagai debu yang terpapar angin.
" Bos, udah sampai."
Cekleek
" Daddy!"
Sebuah pekikkan dari Ale menyambut kedatangan Gael. Bocah kecil itu langsung memeluk Gael dengan pelukan yang erat dan hangat.
Ternyata rasa kesal Ale terhadap ayahnya sudah hilang sepenuhnya, namun hal ini membuat Gael juga bingung tentang besok.
Haaaah
Gael membuang nafasnya kasar. Ryder dan Ayesha paham hanya dengan melihat Gael yang menghela nafasnya itu. Pasti putra sulung mereka sedang berada dalam kesulitan.
" Ale sayang, besok mau ikut Opa sama Oma nggak? Besok Opa sama Oma mau lihat Dino lho. Ale suka Dino kan?"
" Oh ya, mauuuu. Tapi tan Ale halus itut Daddy. Nanti siapa yang jagain Daddy."
" Tenang saja Nona Kecil, Uncle Dorry akan menjaga Daddy dengan sangat baik."
Semua melakukan kontak mata. Gael, Ayesha, Ryder dan juga Dorry. Saat ini mereka sedang makan malam, dan Dorry diajak ikut sekalian sebelum kembali ke rumah. Tentunya Dorry tidak mungkin langsung pulang karena dia harus menghadap sang tuan besar.
" Ooh gitu, tapi nanti Daddy sedih talau nda ada Ale."
" Nggak sayang, Daddy nggak apa-apa kok. Kalau Ale happy, Daddy juga happy. Jadi gimana, apa Ale mau ikut Opa sama Opa besok."
" Ehmmm, ote deh. Kalau Daddy bilang gitu ya mau gimana lagi. Uncle Dor, talau besok ada yang ganggu Daddy langsung bilang ke Ale ya."
Siiip
Dorry mengangkat ibu jarinya ke udara. Dan semua nampak lega karena berhasil melakukan rencana mereka.
Rencana Ryder meskipun dadakan tapi akhirnya berhasil juga. Gael menjadi tenang karena besok dia bisa menghadapi klien dengan semestinya. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada sang ayah atas bantuannya itu.
Akhirnya malam itu Gael tidak pulang ke rumah pribadinya dan memutuskan untuk tinggal. Ale terlihat senang. Di dalam kamar, menjelang tidur Ale menceritakan kegiatannya hari ini kepada Gael. Gael pun mendengarkan secara seksama dan sesekali mengomentari cerita sang putri.
Hoaaaam
Ale menguap, terlihat dari matanya anak itu sudah mulai mengantuk.
" Nah Princess nya Daddy udah ngantuk ternyata. Bobok yuk. Selamat tidur putri kecil Daddy, mimpi indah ya sayang."
" Selamat bobo juga Daddy, mimpi indah buat Daddy."
Sembari bersenandung, Gael menidurkan Ale. Hal ini sudah ia lakukan sejak Ale masih bayi. Dan dia akan terus melakukannya hingga Ale sendiri yang memintanya berhenti.
Waktu bergulir dengan cepat, bayi mungil yang sulu menangis karena mencari susu kini telah menjadi bocah kecil cantik nan lincah.
Tidak ada penyesalan pada diri Gael memiliki Ale karena dia begitu memerhatikan perkembangan Ale. Bahkan Gael full time dalam mengurus Ale hingga usia Ale 2 tahun.
" Putri kecil Daddy. tumbuhlah dengan baik nak. Meskipun ibu mu tidak pernah muncul, namun kamu sama sekali nggak akan kekurangan kasih sayang. Kamu tetap akan banyak limpahan kasih sayang dari Daddy, Aunty, Opa, Oma dan semua orang yang ada di sekitarmu. Jadi kamu nggak perlu mencari ibu yang bahkan tidak pernah menanyakan mu hingga saat ini."
Gael membelai lembut rambut dan pipi chuby putrinya. Untuk saat ini Gael sama sekali belum berniat untuk memberitahu tentang ibu kandung Ale. Dia akan menyampaikannya tapi nani jika Ale sudah dalam tahap memahami.
TBC
Dengan Pak Gael menolongmu, pasti dirimu pun secara otomatis setuju dengan ide yang di cetus Pak Gael. Soal berpura2 ada hubungan jika ada si Yuyu
author bener bener canggih deh...😄
Daddy Gael dan Ale datang tepat waktu 😂
nah tuh lihat Fiery, sainganmu sangat berat jadi mundur aja