Berawal dari pertemuan tidak sengaja dengan seorang gadis yang disangka adalah seorang wanita malam malah membuat Letnan Rico semakin terjebak masalah karena ternyata gadis tersebut adalah anak gadis seorang Panglima hingga membuat Panglima marah karena pengaduan fiktif sang putri.
Panglima memutasi Letnan Rico ke sebuah pelosok negeri sebagai hukumannya setelah menikahkan sang putri dengan Letnan Rico namun tidak ada yang mengira putri Panglima masih menjalin hubungan dengan kekasihnya yang notebene adalah sahabat Letnan Rico.
Mampukah Letnan Rico mendidik sang istri yang masih sangat labil. Bagaimana nasih sahabat Letnan Rico selanjutnya??? Apakah hatinya sanggup merelakan sang kekasih?? Siapakah dia??
Konflik, Skip jika tidak sanggup..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Sakit terdalam.
Akun baru, cerita baru, di versi yang baru. Tolong percaya dengan Authornya..!!
🌹🌹🌹
Sore hari Bang Rico baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah tapi sambutan dari Keinan sungguh luar biasa. Wajah marah dan diam seribu bahasa. Salam pun tidak di indahkannya.
"Bisa minta tolong ambilkan Abang air minum? Abang sakit kepala, dek..!!"
"Ambil sendiri..!!" Tolak Keinan.
Bang Rico tidak ingin banyak berdebat, ia melangkah sampai ke dapur lalu segera minum. Pakaiannya masih setengah basah terkena keringat. Ia pun melepasnya kemudian menuju ke kamar untuk tidur.
Melihat hal ini, Keinan merasa kesal. Bang Rico seperti mengabaikan dirinya. Keinan menyusul Bang Rico ke dalam kamar lalu menarik selimutnya.
"Kenapa Abang tidur?? Masalah kita belum selesai..!!!!" Teriak Keinan.
"Nanti dulu, dek..!! Abang nggak enak badan."
Keinan menghentakkan kaki kemudian meninggalkan kamar. Bang Rico hanya bisa mengusap dada melihat kelakuan istrinya sembari beristighfar. Rasa tubuhnya benar-benar tidak bisa di ajak kerjasama.
💐💐💐
"Kamu sedang apa, Ting??" Tanya Bang Rico.
"Ini bunga mawar yang aku tanam, aku sangat menyayanginya. Jika aku ada tugas yang jauh, tolong bantu aku merawatnya, sayangi dia, pupuk dia dan sirami di setiap harinya. Aku hanya percaya padamu. Kelak, aku akan mengambilnya kembali..!!"
Bang Rico melongok melihatnya. Warna bunga mawar itu begitu indah, ada aroma khas namun terbersit melati yang wangi.
Denyut jantung Bang Rico berdesir kencang. Tiba-tiba saja hatinya merasa tersentuh dan sayang namun ia tidak mampu menguraikan rasa yang sedang ia rasakan.
"Aku akan menjaganya..!!"
Bang Danar tersenyum kemudian menepuk bahu Bang Rico.
💐💐💐
//
Bang Danar pulang dan membuka pintu kamar. Terlihat Nindy duduk sendiri memandangi hamparan kaki gunung nan indah.
"Sayang..!!"
Nindy hanya menolehnya sekilas, agaknya kini Bang Danar melihat semu wajah kesal dari istrinya itu. Bang Danar segera berjalan menghampiri.
"Assalamu'alaikum..!!" Sapanya lembut.
"Wa'alaikumsalam, jangan dekat-dekat..!! Nindy marah sama Abang." Ujar Nindy.
Bang Danar tersenyum, memang begitulah gaya Nindy kalau sedang ngambek. Gadisnya itu bagai anak kucing yang berharap bisa terlihat seperti induk macan.
"Abang minta maaf, urusan kantor baru saja selesai." Bang Danar menjatuhkan satu kecupan yang menenangkan untuk sang istri. "Kangen betul ya sama Abang?"
Barulah Nindy mengangguk pelan. Perlahan istrinya itu bisa luluh dalam dekapannya.
"Capek atau tidak?? Hari ini Bu Danton kerjakan apa?" Tanya Bang Danar.
"Capek sekali. Nindy keliling kamar sepanjang hari." Jawab Nindy mengadu layaknya seorang istri yang tengah menarik perhatian suaminya.
Tak banyak membuang waktu, Bang Danar mengangkat Nindy hingga ke atas tempat tidur. Tanpa bertele-tele, Bang Danar memijati bahu Nindy bahkan baju seragam pun belum sempat di lepasnya.
Awalnya semua berjalan biasa saja, namun begitu lah naluri pria beristri jika sudah berdekatan dengan wanitanya.
Bang Danar mengecup punggung Nindy dengan sayang. "Balik badan, dek..!! Harus di tangani yang depan nih. Abang curiga kemasukan angin."
Nindy yang sudah merasa nyaman akhirnya membuka matanya. Agaknya ia langsung paham arah pembicaraan suaminya. "Kemasukan angin atau kemasukan Abang?"
"Looohh.. Abang ini penangkalnya..!!" Jawab Bang Danar.
Nindy tidak menjawabnya, ia hanya merasa tubuhnya benar-benar lelah tapi sebagai seorang istri tentu dirinya ingin memberikan yang terbaik untuk Bang Danar. Tak banyak kata, Nindy membuka kancing pakaian Bang Danar.
Bang Danar yang mendapatkan lampu hijau dari Nindy pastinya tidak akan melewatkan kesempatan tersebut. Ia pun menunduk kemudian menyambar bibir Nindy.
//
"Astagfirullah hal adzim..!!!!" Bang Rico mengusap wajahnya. Pakaiannya kembali basah oleh keringat. Wajah istri sahabatnya terus berputar di kepalanya.
Bang Rico mengedarkan pandangan mencari keberadaan Keinan tapi istrinya itu tidak berada di rumah. Ia melihat jam tangannya, sudah waktunya tugas malam untuk mencari informasi
Langkah kakinya menuju belakang rumah, perutnya sudah lapar tapi tidak menemukan apapun di meja makan.
Entah kemana perginya Keinan di hari weekend begini. Ia menyadari sebagai seorang anggota staff Intel pasti akan lebih sulit berada di rumah tapi istrinya pergi tanpa pamit dan ijin darinya. Beberapa kali mencoba menghubungi Kei tapi tidak ada jawaban dari istrinya itu.
...
Setelah kejadian yang lalu, Bang Rico menjadi lebih waspada dan berkonsentrasi dalam tugasnya.
"Pastikan kembali data yang masuk tidak salah. Jangan ada lagi anggota yang terlibat dalam dunia hitam..!!" Pesan Bang Rico pada anggotanya.
Pergerakan pun di lakukan. Dengan hati-hati mereka menyisir dan mencari kemungkinan anggota terlibat kegiatan 'hitam'.
Mata elang Bang Rico mencari informasi dan fakta sebagai minimalisir tindak pelanggaran disiplin anggota. Namun beberapa lamanya Bang Rico berada disana, matanya melihat sosok yang begitu ia kenali.
"Kei?? Apa Kei disini??" Gumamnya kemudian mengikuti langkah sosok tersebut.
Benar saja, Kei nampak asyik bergelayut manja pada salah seorang anggotanya dan masuk ke sebuah kamar di cafe terselubung tersebut.
Anggota dengan pangkat Sertu dari anggota kompi bantuan itu juga terus 'mengejar' Kei hingga kemudian menutup pintu kamar tersebut.
Dari suasana yang hening dan sepi, Bang Rico seakan bisa mendengar apapun yang terjadi di dalam sana. Jerit rintihan Kei beradu dengan geram nakal pria tersebut.
Bang Rico sungguh merasakan sakit yang teramat sangat. Kini batin Bang Rico benar-benar tidak kuat menghadapi ulah Keinan.
Dengan amarahnya yang meluap, Bang Rico menendang pintu hingga terbuka lebar. Disaat itulah Bang Rico melihat Kei sedang berasyik manja dengan pria lain tanpa sehelai benang pun.
Sempat Bang Rico terhuyung lemas tapi dirinya berusaha menguatkan hati. "Lanjutkan..!! Mungkin dia bisa memberimu kesenangan. Abang menyerah, Kei..!! Abang yang tidak sanggup mendidikmu."
Ingin rasanya Bang Rico menghajar keduanya tapi tenaganya bagai hilang tak berbekas. Dengan langkah gontai Bang Rico keluar dari kamar dan mengambil ponselnya.
//
"Opo, Kang??" Bang Danar berusaha menormalkan nafasnya. Hingga malam ini dirinya belum jadi pergi ke asrama kompi.
Entah sudah berapa kali dirinya 'naik dan turun', Nindy adalah godaan terbesarnya. Rasanya di hari ini begitu sulit untuk mengendalikan diri.
Bang Danar yang sudah kembali on fire begitu nakal 'menyerang' Nindy.
"Tolong tanda tangani surat terakhirmu..!! Aku menarik berkas pengajuan nikahku, aku membatalkan pernikahanku. Aku akan ceraikan Kei..!!" Ucap Bang Rico.
"Haaah???" Bang Danar begitu syok mendengar perkataan sahabatnya.
"Abaaang.. ayoooo..!!" Rengek manja Nindy.
"Hhsstt.. sabar cintaaa..!!" Jawabnya lirih sembari menormalkan pikiran. Ingin rasanya menarik diri tapi saat ini Nindy sedang bermanja di setengah puncaknya.
'Bagaimana nih?? kalau tidak selesai, Nindy pasti marah. Tapi Rico butuh bantuanku.'
Sambungan telepon terputus. Bang Danar segera membenamkan diri membuat Nindy benar-benar lelah untuk kesekian kalinya.
//
"B*****t..!!!" Bang Rico berkali-kali menghantam sebatang pohon di luar gedung. Tangisnya tumpah ruah. "Kamu selalu bilang Nindy bukan wanita baik-baik. Lantas kau apa??? Pantas kamu tidak pernah mengijinkan Abang 'selesai di dalam'." Bang Rico meneguk 'minuman galak', tubuhnya yang tidak fit semakin memperburuk keadaannya. "Perempuan b******n..!!!!" Ucapnya hingga kemudian tidak paham apapun lagi.
.
.
.
.
hayo kak remake tokoh²nya