Seorang wanita desa bernama Kirana Naraya akan dinikah dengan pria tua kaya yang punya istri 4, untuk membayar hutang orang tua nya. Kirana kabur ke kekota dan bekerja sebagai pelayan pria yang anti dengan wanita. bagaimana Kirana akan menjalani kehidupan nya,
nantikan kisah nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WAHILDA YANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 31. BMS
di kediaman Cipto, anak buah nya melaporkan semua info yang ia dapat kemarin. mereka memberitahukan bahwa ada seorang pria yang mirip dengan Kirana yang tinggal dirumah mewah di tengah kota. mereka juga telah mengintai disana. memang terlihat seperti Kirana walupun sekilas.
"ternyata pintar juga Perempuan itu, menyamar menjadi pria, tak semudah itu kau lolos Kirana, aku masih ingin mencicipi tu buhmu" ucap Cipto membayangkan sesuatu.
tak lama Vania datang mendekati Cipto dan duduk di samping nya.
"ada apa mas, sedang mikirin apa?" Vania menggosok-gosok paha Cipto.
"anak buahku sudah menemukan Kirana, dia sekarang ada dikota" ucap Cipto.
"benarkah?" Vania berbinar mendengar nya. ia akan segera balas dendam pada Kirana. karena dia hidupnya harus bersama lelaki tua ini selamanya. padahal ia sudah rindu dengan kekasih nya.
"ya kau bisa melakukan apapun pada nya, aku akan menjadikan nya pelayan mu disini" ucap Cipto sambil memeluk Vania.
tambah berbinar lah muka Vania mendengarnya.
Vania langsung menge cup pipi Cipto.
"mas memang terbaik" mereka pun menuju ke kamar. tahulah apa yang terjadi setelah nya.
setelah melayani Cipto, Vania langsung menghubungi ibu nya.
dan mengabarkan kalau Kirana sudah di temukan, tinggal mereka tangkap saja.
Mirna merasa senang, ia juga sudah punya rencana untuk Kirana kalau sudah di temukan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
sepanjang perjalanan barra hanya diam di dalam mobil. sampai turun ke perusahaan pun barra tetap diam. berjalan dengan kaca mata yang masih bertengger di hidung nya.
semua orang memandang CEO mereka yang tampan makin bertambah tampan.
barra memasuki ruangan nya dan duduk diam di kursi kerja nya. ia tidak fokus bekerja pikiran nya hanya tertuju pada Kirana. apa lagi kalau ia mengingat debaran jantung nya saat melihat wajah Kirana.
"ahh aku Seperti nya sudah gila" ucap barra berbicara sendiri.
"siapa yang gila tuan" ucap Bastian.
"kenapa kau masih disini? bukan pergi ke ruangan mu" barra mengusir bastian.
"tuan tidak mau curhat lagi padaku?" ucap Bastian yang penasaran ingin mendengar cerita barra yang menyukai Kirana .
"curhat kepalamu, pergi sana" Bastian segera pergi menuju ruangan nya. dengan barra yang masih duduk diam.
setelah lama berfikir akhirnya barra beranjak berdiri dan menuju keluar ruangan.
" atur ulang semua jadwalku " ucap barra pada Doni kemudian berjalan menuju lift. barra berinisiatif mengunjungi dokter jantung. ia ingin tahu apa yang terjadi padanya. tiap ia mengingat Kiran ia selalu berdebar.
barra mengendarai mobil nya sendiri tanpa memberitahu Bastian. ia ingin mencari tahu sendiri apakah ia punya penyakit yang berbahaya. ia tidak ingin mati muda. karena belum merasakan kenikmatan duniawi.
setelah sampai barra langsung masuk menuju ruangan dokter spesial jantung.
"silahkan duduk tuan" dokter itu mempersilahkan barra duduk, ia tahu siapa barra, orang yang paling berpengaruh di negara ini. bisnis nya dimana-mana.
barra duduk di depan meja dokter kemudian langsung berbicara mengenai keluhan nya.
"dokter kenapa jantung ku berdetak cepat saat bersentuhan dengan seseorang? apa aku punya penyakit jantung? apakah berbahaya? apa aku akan cepat mati?" ucapan Barra membuat dokter itu berkeringat. sepertinya ini pertanyaan yang sulit.
dokter itu segera mengeluarkan stetoskop nya dan memeriksa jantung barra .
"hmm... sepertinya anda hanya mengalami serangan jantung ringan, dan itu tidak membahayakan anda, dan anda hanya perlu beristirahat yang cukup" ucap dokter itu.
"benarkah dok aku tidak apa? apa aku perlu meminum obat?" ucap barra yang penasaran kenapa dokter itu hanya biasa saja.
"iya tuan, anda tidak perlu meminum obat karena anda tidak mengalami penyakit apa-apa dan anda dalam keadaan sehat" ucap dokter itu meyakinkan barra.
"syukurlah, terima kasih dokter " barra langsung beranjak pergi membuat dokter itu bernapas lega.
"hah,, aku yang hampir jantungan di buat nya. mana ada penyakit seperti itu." Dokter itu menyenderkan punggung nya mereka sudah terbebas dari maut. ia takut salah bicara pada barra. karena ia terkenal dengan kekejaman nya di dunia bisnis.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
di perusahaan bastian sedang kalang kabut, tuan nya tidak ada di perusahaan. sedangkan doni tidak tahu barra pergi kemana.
Bastian takut barra melakukan hal-hal yang aneh, karena tidak terima dirinya adalah seorang penyuka terong.
"kemana tuan, kenapa ponsel nya tidak aktif?" Bastian terus menghubungi barra.
barra sengaja tidak mengaktifkan ponselnya. ia tidak ingin di ganggu dulu. jadi ia berfikir untuk menemui Kirana di mansion utama .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
di mansion utama Kirana sedang di dandani oleh Lilyana dan Oma.
"kenapa berjalan mu begitu, kau tidak bisa berjalan seperti perempuan jangan seperti robot begitu" ucap Oma saat menyuruh Kirana berjalan dengan memakai high heels.
"nyonya besar, saya tidak bisa berjalan kalau memakai ini, pakai sandal jepit saja ya" ucap Kirana.
"perempuan itu harus bisa memakai ini, kau pikir ada seorang yang datang ke pesta memakai sandal jepit" Oma terus mengomel saat mengajari Kirana menjadi seorang perempuan. Kirana juga di ajarkan semua yang dilakukan para perempuan semestinya.
"ah aku sudah tidak kuat, kau panggil orang lain saja untuk mengajari perempuan bodoh ini" ucap Oma sambil duduk bersandar di sofa. sedangkan Kirana hanya garuk-garuk kepalanya.
"ya sudah ibu istrahat saja ,biar aku yang akan mengajari Kirana" ucap Lilyana.
"Kirana kau juga istirahat saja, nanti kita belajar lagi" ucap Lilyana.
"terima kasih nyonya, nyonya baik sekali, saya sudah pusing di ajarkan Oma, Oma selalu marah-marah" ucap Kirana keceplosan.
"apa kau bilang?" Oma melotot mendengar nya. Kirana berani mengeluh di depan nya.
"maaf nyonya besar" Kirana langsung berlari ke kamar nya.
"huhh,,, kenapa ada wanita yang bodoh sepertinya" Oma hanya melihat Kirana yang sedang berlari.
"aku yakin barra sudah tidak tahan untuk bertemu dengan pelayan nya ini" ucap Oma lagi.
benar saja setelah berbicara sepeti itu tiba-tiba barra berjalan masuk menuju ke arah mereka.
"mommy, Oma" barra memeluk mereka bergantian.
"kau tidak berkerja ? kenapa kesini?" ucap nya pada barra. Oma melihat Lilyana sambil menaikkan alisnya.
dugaan nya benar barra Pasti tidak tahan ingin menemui Kirana.
"emm.. itu " barra menggaruk-garuk dahinya .
"apa??, kau ingin bertemu Kiran?iya? "ucap Oma.
"Oma, bolehkah Kiran kembali ke mansion barra?" ucap barra.
Oma dan Lilyana saling pandang. mereka tahu barra sudah ada perasaan pada Kirana. bagaimana kalau barra tahu Kirana seorang perempuan pasti barra akan lebih posesif lagi.