Kisah seorang wanita yang bernama Eca sifat nya peduli dan perhatian
Setelah ditinggal mati oleh suami di jodohkan dengan pria yang memiliki sifat berkebalikan dengan Eca, hubungan itu berlangsung sampai mengetahui takdir tentang kematian dari suami Eca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Moodboster.
Walau Aulia mengucapkan rasa terima kasih dengan cara seperti itu, tapi Eldhin tidak bisa menerima begitu saja.
"Kamu tau saya sudah ada istri? Kenapa kamu cium-cium saya?" Tatapan dingin menyelimuti pria itu sambil menatap Aulia.
"Maaf aku reflek Din kalau ingat-ingat masa sulit, kamu yang sudah buat aku jadi seperti ini, padahal dulu aku ninggalin kamu nikah, kamu baik banget orang nya."
"Tujuan aku memanusiakan manusia, bukan untuk di kasih cinta sama manusia yang bukan manusia." Eldhin bangkit dari tempat duduk, dia langsung minggat dari kosan Aulia, sisa makanan Eldhin pun masih banyak di piring. Kesal rasanya kalau Aulia bertindak seperti itu.
"Aku janji gak ngulang lagi, maaf Din" Teriak Aulia dari depan pintu.
Eldhin menatap singkat, sebelum akhirnya dia masuk ke dalam mobil untuk pulang ke rumah nya.
Eldhin mulai setuju dengan ibunya sekarang, kenapa beliau dulu sangat tidak suka dengan kehadiran Aulia, dia diajarkan ibunya untuk menguras harta, jadi kesimpulan Eldhin kalau Aulia semakin dekat dengannya, yang ada harta dia akan dikuras habis olehnya.
Terbukti dengan cara dia tiba-tiba mencium, untung saja Eldhin tidak tergoda dengan trik murahan dari wanita itu.
"Sial, di baikin malah ngelunjak" Eldhin menggebrak stir mobil dengan gerakan kesal.
Di dalam diri Eldhin masa lalu sudahlah biarkan masa lalu.
Kamus hidupnya seakan tidak mau mencampuri urusan masa lalu dengan masa depan. Karena masa depan yang Eldhin miliki hanya milik Eca. Tapi Eca....
**
"Sayang kamu kenapa" Eldhin panik setelah masuk ke dalam rumah, melihat mata Eca yang sudah seperti mata panda. Hitam dan lembab.
"Kamu kemana aja sih, gak tau apa istri kamu nangis dari tadi" Sembur Bu Neli
Eldhin terkejut "HAH"
Eldhin langsung memeluki istrinya untuk memberi nya energi. Menepuk-nepuk kepala belakang nya, mengecup kening nya.
Kepala Eca mendekap di dada Eldhin dengan tatapan kosong.
"Sayang look me" Eldhin menatap serius.
Eca mendongak kepala perlahan dan mulai menatapi suami nya dengan pandangan sayu.
"Kamu kenapa nangis?"
Eca mencoba tersenyum walau berat sekali untuk lakukan itu, tubuhnya kembali dipeluk erat suami nya.
"Maaf aku telat datang sayang"
"Hmm" Suara tertahan Eca keluar dari rongga tenggorokan nya. Niat nya dia ingin menceritakan mantan suami nya datang lagi, namun ia memilih bungkam untuk menghargai perasaan suami nya itu.
"Eldhin katanya ke minimarket, mana belanjaan kamu?" Tanya Bu Neli dari arah dapur.
"Oh iya" Eldhin bangkit meninggalkan Eca yang tubuhnya mulai lemas akibat banyak mengeluarkan cairan.
Eldhin berbohong soal pergi ke minimarket, nyata nya sore itu dia membeli sebuah perhiasan emas 10 gram yang harganya mencapai puluhan juta untuk istri kesayangan nya.
Bentuk perhatian dari suami nya seolah membuat sedikit ada rasa semangat dari Eca.
"Kamu belikan ini untukku mas?" Tanya Eca sekedar menepis keraguan, karena wanita itu terbilang tidak pernah di beri perhiasan mewah dari mantan suami nya.
"Iya Eca, terus buat siapa lagi, mamah? Enggak lah"
Bu Neli tersinggung "Jangan bawa-bawa mamah, getok nih" Bu Neli sudah mengambil ancang-ancang menaikkan ulekan.
"Makasih mas, aku sangat suka dengan ini" Eca mengambil kotak kalung emas itu, bahkan matanya sekarang berbinar-binar saat menatapi kalung yang sudah digantung di jari-jari tangan nya.
Eldhin terus memeluk Eca "Udah ya, kamu kenapa sih kok tiba-tiba nangis" Eldhin masih terus bertanya.
"Aku gak bisa jauh dari kamu mas... sudah... tau aku mau di.. Eumh.. manja, kamu malah ngilang-ngilang"
Ada keraguan dalam ucapan nya, seakan nada bicara Eca menurut Eldhin terbata-bata.
"Kok?"
"Mantan suami Eca masih hidup Din" Sembur Bu Neli disaat Eca ingin menutup rahasia itu dari suami nya.
Eca bahkan sampai panik sendiri saat melihat wajah Eldhin yang lagi syok. "Sial dia malah percaya omongan mamah"
Eldhin kalau orang tuanya sudah bicara, pasti akan mempercayai nya tanpa ada keraguan.
Selain sudah percaya ke ibunya, ada Eca.
Ya Eldhin sudah percaya sepenuhnya kalau Eca tidak akan berkhianat darinya.
Untuk itu omongan dari Ibunya membuat Eldhin menciumi kening nya Eca terus menerus.
"Saya gak peduli mantan suami kamu balik, saya percaya sama kamu" Eldhin senyum dari balik rasa nyelekit. Ya, seolah Eldhin sudah tau tentang kejadian yang akan datang.