Tamara Lourine Aditama, biasa dipanggil dengan tama, dia seorang gadis yang lemah lembut dan cerdas. walaupun selalu di kucilkan keluarga dan tidak pernah di anggap sebagai anggota keluarga aditama tetapi Tamara selalu menjadi gadis yang ceria.
suatu ketika Tamara di fitnah oleh adik kembarnya Tamariska yang merasa iri dengannya. dia di fitnah dan terusir dari rumahnya, menjadi terluntah-luntah namun karena sikapnya yang baik hati dan suka melakukan kebaikan maka iyapun lantas menuai kebaikan itu dengan di tolong oleh sesilia yang merupakan seorang anak yatim piatu yang pernah di bantu Tamara, Sesilia mengajak Tama untuk tinggal dirumah kontrakannya itu.
bersama temannya seusai pulang sekolah mereka bekerja akan tetapi adiknya masih selalu menganggu dan meneror hidupnya bahkan selalu membuat iya di berhentikan dari pekerjaannya berulang kali.
Mampu kah Tamara menemukan kebahagiaannya ?
mampukah Tamara bertahan untuk menghadapi semuanya ?
yuk, ikuti kisahnya...............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hulwund, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
di antar pulang
Akhirnya hari yang di nantikan Tamara datang juga. Yups.... akhirnya sebentar lagi Tamara akan pulang ke kontrakannya. Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit cahaya kasih, untungnya Mariska dengan sabar menemani Tamara, sehingga dia tidak mati kebosanan. Akhirnya siang ini dia sudah di ijinkan pulang. Untuk kepulangan Tamara, Jemmy yang di paksa sang Mama untuk mengantar Tamara pulang ke kontrakannya. Dengan berat hati, Jemmy mengiyakan permintaan sang Mama, Jemmy meninggalkan pekerjaannya yang menumpuk, hanya demi mengantarkan Tamara pulang. Jemmy tak pernah membantah setiap perintah mamanya.Jemmy pun memasuki ruang rawat Tamara , dan mengajaknya untuk segera pulang.
"Assalamualaikum....." ucap Jemmy saat memasuki ruang rawat Tamara.
"Wa'laikum salam....." jawab Mariska dan Tamara bersamaan.
"Nah, kebetulan kamu sudah datang nak, Tama sayang nanti kamu pulangnya di antar sama anak tante ya, karena tante sudah suruh dia anterin kamu dengan selamat sampai di kontrakanmu nak" ucap Mariska pada Tamara.
"Aduh.... tante, bang Jemmy nggak usah repot-repot, biar aku pulang sendiri saja naik taksi online, aku sudah banyak merepotkan tante dan bang Jemmy" tolak Tamara.
"No! Pokoknya tante mohon kali ini saja kamu harus nurut sama tante, Oke!" Bantah Tamara tegas.
"Baiklah Tante" pasrah Tamara.
"Ya udah Jem, tolong antererin nak Tamara sampai ke kontrakannya, jangan ngebut-ngebut, ingat jangan sampai kamu apa-apain anak gadis orang!" titah Mariska pada sang anak.
"Iya siap Ma, aku akan anterin dia sampai ke kontrakannya dengan keadaan selamat dan sehat"
"Ya sudah kalian langsung berangkat saja ya, Mama juga sudah di tungguin Papa kamu di bandara" ucap Mariska lagi.
"Iya Ma, hati-hati di jalan ya, safe flight, jangan lupa jaga kesehatan selama liburan di sana" jawab Jemmy menasehati sang Mama.
" salam untuk grand Pa dan Grand Ma"
"Itu pasti nak, jangan lupa ingat sholat.... makan yang teratur sesibuk apapun kamu kerja...Tama sayang tante jalan dulu ya"
"Iya tante, terima kasih untuk semuanya" jawab Tamara sambil memeluk Mariska.
Jemmy dan Mariska pun menyalami Mariska, Mariska pun memeluk Tamara, setelah itu memeluk anak semata wayangnya.
"Mama jalan dulu, nak Assalamualaikum....."
"Wa'laikum salam....." jawab keduanya.
Setelah Mariska pergi suasana di dalam ruang rawat pun berubah menjadi sunyi senyap, mereka sama-sama saling terdiam, mereka canggung mau memulai berbicara dari mana atau apa yang harus di lakukan.
"Apa kita sudah bisa berangkat sekarang, bang?" tanya Tamara mencoba mencairkan suasana dengan membuka percakapan.
"Iya Tam" jawab Jemmy singkat.
Jemmy dan Tamara berjalan keluar rumah sakit beriringan, menuju area parkir untuk mengambil mobil Jemmy. Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang tak sengaja melihat mereka berdua di parkiran, dari sorot matanya iya sangat marah. Sepanjang perjalanan menuju kontrakan Tamara, mereka hanya saling diam, tak ada percakapan yang mengisi keheningan dan kecanggungan.
"Bagaimana kabar kamu hari ini? Apa kamu merasa benar-benar sudah sehat? Kalau belum maka jangan terlalu paksain" ucap Jemmy khawatir.
"Alhamdulillah.... sudah jauh lebih baik bang, dari sebelumnya, oh ya terima kasih untuk tumpangannya dan terima kasih untuk semuanya Pak"
"nggak perlu berterima kasih, perasaan saya nggak melakukan apa-apa yang besar kok"
"Saya sudah tau kalau abang, pak Ari dan Pak Satpam yang menolongku..... tapi semua itu karena inisiatif abang, makanya saya bisa tertolong.... jadi saya mengucapkan terima kasih bang, abang penyelamatku"
"Oh..... ya..... dari mana kamu tau tentang itu?"
"Sahabat-sahabatku yang memberitahukan bang, katanya mereka di beritahu oleh satpam penjaga pintu gerbang, beliau mengatakan abang malam-malam datang ke sekolah.... abang jugalah yang menemukan saya di gudang pojok belakang..... abang jugalah yang mengendong saya dan membawa saya ke rumah sakit"
"Abang jugalah yang menjagaku, membayar tagihan rumah sakit.... malah sekarang nganterin pulang juga"
"Itu mah sudah sudah menjadi kewajiban saya sebagai umat manusia, harus saling tolong menolong"
"Iya bang, sekali lagi saya ucapkan terima kasih, abang"
"Iya sama-sama, ini kita kan sudah di jalan Belut, terus kita harus ke mana lagi? Apa kita harus lurus terus ataukah kita belok di persimpangan itu?"
Jemmy sengaja bertanya, dia tidak mau langsung menuju kontrakannya Tamara tanpa bertanya. Bisa-bisa gawat nih..... kalau Tamara tau, jika Jemmy mengetahui kontrakannya.
"Kita lurus saja bang, nanti ada gang sebelah kiri dengan ukiran kaligrafi kita berhenti di sana saja"
"Gang ini bukan sih?"
"Iya bang, gang yang ini, abang jalan lurus sampai berhenti di depan pagar kontrakan, yang warnah putih sana ya"
"Siap"
"Terima kasih sudah mau mengantarkan saya sampai ke kontrakan saya ini bang"
Jemmy menepikan dan menghentikan mobilnya tepat di depan pagar warna putih tersebut. Lalu Jemmy membantu Tamara untuk membawa barang-barang yang di bawanya.
"Bang Jemmy nganterin saya sampai sini saja ya, karena kontrakan saya sebenarnya nggak biasa menerima tamu, jadi batas sampai pagar ini saja bang"
"Loh kenapa saya nggak boleh nganterin kamu sampai di depan kontrakan? Barang bawaan kamu banyak Loh, saya nggak mau kamu nanti kembali jatuh sakit lagi, ini tentengan kamu agak beratan"
"Bukan gitu maksud saya bang, saya tau niat abang baik kok, hanya saja... di kontrakan saya itu nggak boleh bawa tamu cowok, itu kontrakan khusus cewek, jadi saya takut kalau ajak bang Jemmy ke kontrakan nanti bisa menimbulkan fitnah atau masalah"
"Oke kalau gitu saya hanya akan mengantarkan kamu sampai di depan pintu kontrakan, setelah itu saya akan langsung segera pergi" ucap Jemmy mengalah.
Akhirnya dengan terpaksa Tamara mengijinkan Jemmy menenteng barang bawaannya dan mengantarkannya sampai di kontrakan. Tanpa mereka sadari, Tamariska setelah melihat mereka di parkiran Rumah Sakit, sudah menyusun rencana untuk menjebak mereka dengan memfitnah mereka. Tamariska sudah membayar beberapa warga untuk menghasut para warga di sekitarnya untuk segera mengebrek Tamara, awalnya mereka mau mengebrek di depan pagar tapi nampaknya Jemmy berhasil masuk ke kontrakan, membuat senyum Tamariska mengembang, dia yakin dengan begitu rencananya makin berhasil. Warga yang di hasut pun benar-benar terhasut dan segera mengebrek kontrakan Tamara.
"Terima kasih bang, sudah mau mengantarkan saya sampai ke kontrakan, maaf nggak bisa ngajak masuk" ucap Tamara tidak enak.
"Sama-sama kalau gitu saya pamit ya, Assalamualaikum....." pamit Jemmy.
"Wa'laikum salam....." jawab Tamara sambil mencoba mengambil barang tentengannya yang tadi di bawah oleh Jemmy, namun ketika melihat di sendalnya ada hewan kecoa kecil yang merayap mendekatinya. Tamara pun sontak kaget
"Akhhhhhh...... kecoa...." teriak jijik Tamara
Hingga membuatnya hilang keseimbangan, dan hampir terjatuh kalau saja Jemmy tidak segera menolongnya"