Devina Putri Ananta berusaha menata hati dan hidupnya setelah bercerai dari suaminya, Arthur Ravasya Barnett. Perceraian yang terjadi lima tahun yang lalu, masih menyisakan trauma mendalam untuknya. Bukan hanya hati yang sakit, namun juga fisiknya. Terlebih ia diceraikan dalam keadaan hamil.
Devina dituduh berselingkuh dengan adik iparnya sendiri. Akibat kejadian malam itu, saudari kembar Devina yakni Disya Putri Ananta harus meninggal dunia.
"Menikahlah dengan suamiku, Kak. Jika bersama Kak Arthur, kakak enggak bahagia dan terus terluka. Maafkan aku yang tak tahu jika dulu Kak Reno dan kakak saling mencintai," ucap Disya sebelum berpulang pada Sang Pencipta.
Bayang-bayang mantan suami kini kembali hadir di kehidupan Devina setelah lima tahun berlalu. Arthur masih sangat mencintai Devina dan berharap rujuk dengan mantan istrinya itu.
Rujuk atau Turun Ranjang ?
Simak kisah mereka yang penuh intrik dan air mata 💋
Merupakan bagian dari novel : Sebatas Istri Bayangan🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 - Setelah Kami Bercerai (Aku Mencintainya) ~ DelovA
Seketika tubuh Devina mulai bergetar ketakutan karena ia melihat mantan suaminya dalam jarak yang begitu dekat setelah lima tahun mereka tak bertatap muka secara langsung. Bola matanya bergulir resah ke sana kemari seakan dirinya melihat sosok hantu yang menyeramkan.
Tangannya dingin dan mendadak tremor serta berkeringat. Reno yang merasakannya, seketika menggenggam tangan bahkan merangkul pinggang Devina agar lebih merapat padanya, serta meredam ketakutan yang melanda ibu kandung Aaron tersebut.
"Tenang, ada aku." Reno berbisik lirih nan lembut di telinga Devina.
Dikarenakan beberapa lift lain juga belum terbuka dan sedang diburu waktu pesta, akhirnya Arthur dan Lisa masuk ke dalam lift yang sama dengan Reno dan Devina. Wajah Arthur menatap tajam ke arah Reno saat melangkah masuk. Sedangkan ketika menatap Devina, raut wajah Arthur terlihat datar namun tersirat sebuah kerinduan mendalam.
Arthur tak menyangka jika malam ini dirinya akan bertemu Devina dan Reno di pesta yang sama. Lisa berusaha bersikap sewajarnya. Dikarenakan ia juga sebelumnya berteman dekat dengan Devina.
"Hai, Dev. Apa kabar?" sapa Lisa seraya menggandeng mesra lengan Arthur.
"Baik," jawab Devina.
Awalnya Devina menunduk, lalu ia mendongakkan kepalanya saat Lisa menyapanya. Sekilas Devina juga melirik ke arah Arthur, namun secepat kilat ia mengalihkan pandangannya.
"Lama kita enggak jumpa. Kamu pergi ke mana saja selama ini?" tanya Lisa.
Tring...
Pintu lift terbuka, mereka telah tiba di venue acara.
"Maaf, kami keluar dulu." Reno menyela dan segera mengajak Devina keluar dari lift. Reno khawatir jika terlalu lama bersama Arthur di dalam lift, bisa membuat Devina dilanda panik dan ketakutan yang semakin dalam.
Tangan Arthur mengepal melihat Reno bersikap mesra layaknya pasangan kekasih dengan Devina.
"Ayo, Mas. Kita juga sudah ditunggu di dalam," ajak Lisa.
"Hem,"
Selama acara pesta berlangsung, Devina terus menunduk. Ia hanya mengangkat pandangannya saat ada yang menyapa atau mengajaknya berbicara. Tak ada satu orang pun di sana yang membahas atau membicarakan kejadian lima tahun yang lalu ketika Devina dan Reno tidur dalam ranjang yang sama di sebuah hotel. Reno terus berusaha meyakinkan Devina untuk tetap rileks.
☘️☘️
"Kenapa ada dia di sini sama Lisa? Apa kamu tahu kalau mereka berdua juga diundang?" tanya Devina berbisik pada Reno.
"Maaf, Sayang. Aku enggak tahu,"
Devina hanya terdiam dan tak melanjutkan pembahasan perihal Arthur dan Lisa pada Reno. Devina tentu tahu kabar pertunangan Arthur dengan Lisa. Bahkan di pesta itu beberapa tamu sempat bergosip jika Arthur dan Lisa akan segera menikah.
Devina yang tanpa sengaja mendengar celetukan tersebut, entah mengapa hatinya begitu sakit dan merasa tak suka.
"Aku ke toilet sebentar," bisik Devina pada Reno.
"Mau aku antar?" tawar Reno.
"Enggak perlu. Aku sendirian saja. Aku tahu kok tempatnya," jawab Devina.
"Oke, kalau ada apa-apa segera hubungi aku."
Devina menganggukkan kepalanya, lalu ia berjalan menuju ke arah toilet. Ternyata kondisi toilet yang dekat dengan venue acara, sedang penuh. Alhasil Devina memutuskan keluar dari tempat acara guna mencari toilet lain.
Saat akan masuk ke dalam pintu toilet wanita, Lisa keluar dari sana. Devina seketika menghentikan langkahnya. Lisa yang melihat kedatangan Devina hendak ke toilet, ia pun segera menyapa sahabatnya itu.
"Hai, Dev. Mau ke toilet ya?" tanya Lisa.
"Iya, toilet di dalam penuh. Jadi, aku ke sini. Permisi," jawab Devina seraya berpamitan pada Lisa karena ingin melanjutkan langkahnya untuk ke toilet.
"Apa kamu sekarang bahagia?" tanya Lisa tiba-tiba.
Deg...
Langkah Devina sontak kembali terhenti. Ia belum masuk ke dalam area toilet umum khusus wanita. Seketika ia membalikkan tubuhnya dan menghadap ke arah Lisa.
"Apa maksudmu?" balas Devina.
"Bukankah tadi aku lihat kamu sama Reno. Artinya, sekarang kamu bahagia karena bisa hidup bersama pria yang kamu cintai. Dahulu Disya menjadi penghalang cinta kalian berdua kan. Kini kalian bisa bersama dan saling mencintai kembali seperti dulu,"
"Apa di matamu sekarang ini, aku terlihat seperti itu?
"Dua orang yang saling mencintai, lalu bisa hidup bersama menjadi satu keluarga lengkap untuk menghabiskan sisa umur yang ada. Apa kehidupan seperti itu tidak bahagia?"
"Lantas, sekarang apakah kamu bahagia sudah bertunangan dengan mantan suamiku? Bahkan aku dengar kalau kalian akan segera menikah. Apa di dunia ini tidak ada pria lain untuk menjadi pendamping hidupmu selain mantan suami dari sahabatmu?" cecar Devina yang enggan menjawab pertanyaan Lisa sebelumnya. Justru Devina melempar umpan balik pada Lisa hingga membuat sahabatnya itu terlihat tidak suka.
"Apa salahku, Dev? Mas Arthur duda. Aku dekat dengannya juga setelah kalian berdua resmi bercerai. Kita sering bersama mengurus DelovA akhirnya cinta itu datang seiring berjalannya waktu. Apa aku harus menolak cinta yang hadir di hatiku?"
"Ah, satu hal lagi. Bukankah kamu sudah bertunangan dengan Mas Arthur dan akan menikah, kenapa DelovA tidak berganti nama? Apa kata orang di luar sana yang melihat itu? Saranku lebih baik ganti saja namanya," balas Devina.
"Kita sedang menyelesaikan beberapa kontrak yang ada. Kamu pasti paham tak mudah mengganti sebuah merek dagang. Terlebih sudah punya pasar dan naik daun. Kamu tak perlu khawatir. Nanti pasti aku ganti yang baru nama DelovA. Mungkin nama AveLi lebih cocok dan membawa hoki buat bisnis kami ke depan. Arthur love Lisa (AveLi). Perihal royalti jika kamu merasa terganggu karena namamu masih ada di sana, nanti pasti kami akan membayar hal itu padamu."
"Tak perlu. Anggap saja royalti itu sebagai kado pernikahan untuk kalian berdua dariku. Itu pun jika nanti kalian jadi menikah," jawab Devina sengaja menekan kata-kata di ujung kalimatnya pada Lisa.
Devina sedang mencoba saran dari dokternya. Saran itu berupa Devina harus berani mengeluarkan segala unek-unek yang ada di dalam hatinya selama ini terutama pada orang-orang di masa lalunya yang telah menorehkan luka padanya. Arthur dan Lisa pastinya termasuk di dalamnya.
☘️☘️
"Apa aku boleh bertanya padamu untuk yang terakhir kalinya?"
"Apa itu, Dev? Katakanlah," tanya Lisa dengan nada santai.
"Apa kamu yang menyampaikan pada Mas Arthur kalau aku dan Reno pernah menjadi sepasang kekasih di masa lalu sebelum kami menikah?"
"Tidak. Mana mungkin aku yang memberitahukan hal itu pada Mas Arthur. Aku sahabatmu, Dev. Walaupun aku tahu kamu dan Reno saling mencintai dan pernah menjadi sepasang kekasih di masa lalu, tapi aku tidak pernah membuka rahasia itu pada Mas Arthur."
Devina berusaha menerima ucapan dari Lisa. Ia juga tak bisa menuduh sembarangan pada Lisa karena tak punya bukti apapun.
"Selamat atas pertunanganmu dengan Mas Arthur," ucap Devina seraya mengulurkan tangannya pada Lisa untuk memberikan selamat.
"Sama-sama, Dev. Aku juga mengucapkan selamat padamu. Semoga kamu dan Reno segera bersatu dalam sebuah pernikahan yang kalian dambakan sejak dulu," ucap Lisa seraya membalas uluran tangan Devina. Ia pun tersenyum di depan Devina.
"Aku sudah tidak mencintai, Reno."
"Apa?" Lisa begitu terkejut mendengar hal ini keluar dari bibir Devina.
"Entah sejak kapan, aku tidak tahu. Yang pasti di hatiku kini hanya ada satu nama yang aku cintai. Aku baru menyadarinya bahwa aku memang sudah jatuh cinta padanya. Dan cinta itu semakin besar untuknya setelah kami bercerai," jelas Devina.
Deg...
Lisa semakin tert0hok mendengarnya. Tentu ia tahu yang dimaksud Devina adalah Arthur, yang notabene berstatus sebagai mantan suami sahabatnya itu.
Tanpa keduanya sadari, ada seseorang yang mendengar percakapan mereka. Orang tersebut tak mendengar percakapan Lisa dan Devina secara utuh sejak awal. Sebab, ia baru saja datang ke sana. Orang tersebut tengah berdiri dan bersembunyi di balik dinding tak jauh dari area toilet wanita tersebut.
Jantungnya terasa perih, namun terselip rasa bahagia kala mendengar fakta yang tak terduga.
Cinta yang ia harapkan sejak dulu dari wanita yang menjadi cinta pertamanya, ternyata cinta itu sudah hadir dan terpatri di dalam hati sang mantan istri. Ribuan penyesalan kini menyergap batinnya bagai tersayat sembilu. Ingin sekali ia merengkuh wanita yang namanya sejak dulu hingga saat ini menjadi ratu di hatinya. Namun status keduanya saat ini bukanlah sebagai suami-istri.
Bersambung...
🍁🍁🍁
saya suka itu...
dion dion kamu ini emang tempramen kok...suka esmosi saja😅😅😅
hhhmmmm bolehkah nanti malam Up satu lagi Kaak Safira..💕💕💕💋💋💋💋💋💋💝💝💝💝💝💝💝😘
Arjuna saat mengajak Rena bertemu malam itu di Cafe pasti sudah mengatakan bahwa Devina mencintai Arthur dan Aaron menginginkan mama papa nya bersatu lagi agar mereka bisa hidup bersama dan itu akan membuat Aaron bahagia