Cintanya Ketos Galak

Jia mulai panik, dia takut kebohongannya terbongkar jika sekolah benar benar melakukan visum.

"Aduh gimana ini, gue gak mau di keluarkan dari sekolah." Gumam Jia panik.

"Lo sih, pake acara nuduh kaya gitu."

"Tau ih, udah jelas Eve itu susah di jatuhkan."

"Apaan sih Lo pada, bukannya belain gue. Tapi malah makin sudutin gue!" Ucap Jia kesal pada kedua temannya.

"Gimana mau bantuin coba, Lo juga gak mikir logika efek nya."

"Udah deh, gak usah ngomong lagi. Bantu gue mikir biar sekolah gak jadi melakukan visum."

Kedua teman Jia pun terdiam, mencoba untuk mencari solusi agar visum itu di batalkan.

"Ah Jia, gimana kalo Lo pura pura terkena kotoran atau apalag gitu. Terus Lo pura pura mandi aja. Ha,ini bisa jadi alasan Lo untuk mandi dan jejak tangan Eve hilang deh." Usul salah satu temannya.

Jia mencoba mencerna ide itu, kemudian tersenyum senang merasa kalau itu bukanlah ide yang buruk.

"Bener juga."

Mereka pun segera mencari sesuatu yang bisa membuat Jia di haruskan mandi.

Sementara di lorong kelas Eve berjalan sambil berpikir. Tatapannya kurus ke depan tapi pandangan tidak fokus pada apa yang ada di depan.

Brak.

"Aws.."

Eve tak sengaja menabrak seseorang sampai dirinya terjatuh ke lantai.

"Lo gak papa?"

Eve menggeleng, dia segera bangun dan membersihkan rok nya.

"Gue gak papa kak" jawab nya sopan.

Leo tersenyum tipis, meskipun hatinya sedikit tidak enak dengan apa yang terjadi hari ini. Ingin rasanya ia menanyakan pada Eve, apa hubungannya dengan Jeo. Tapi, Leo bukan tipikal cowo seperti itu. Dia sadar akan posisi dirinya saat ini yang bukan siapa siapanya Eve.

"Mikirin apa, sampai jalan aja gak fokus ?" Tanya Leo mengusap bahu Eve penuh perhatian, bahkan perhatian seperti ini belum pernah ia tunjukkan pada siapapun.

Melihat sikap Leo seperti itu membuat Eve merasa sedikit gugup. Bagaimana tidak, Leo adalah cowo paling dingin dan irit bicara di sekolahnya. Wajahnya juga tidak kalah jauh dari Joe. Sekarang pria itu memberikan perhatian kepada dirinya .

Tidak sama dengan Joe, Leo terasa lebih sopan dan lembut menurut Eve.

"Yah biasalah lah kak, namanya juga cewe terkenal. Banyak yang iriin" Jawab Eve tersenyum canggung.

"Oo soal foto foto itu yah?" tanya Leo.

Eve mengangguk dan tersenyum tipis.

"Udah lah gak usah di pikirin, nanti juga bakal ada tu yang ngaku. Sekolah kita kan elit, masalah sepele seperti ini gak akan bertahan lama. Percaya deh" Tutur Leo menenangkan Eve.

Eve hanya mengangguk pelan, Leo benar benar sosok cowo idaman wanita. Dia sangat perhatian, lembut, mengerti soal wanita. Tidak seperti Joe yang selalu mencari masalah kepadanya.

"Eh, kok gue malah bandingin mereka sih." Pikir Eve tersadar dengan pikirannya sendiri.

"Yaudah deh kak, gue mau ke kelas dulu"

"Mau di antar?"

"Eh gak usah" tolak Eve sopan.

Leo mengangguk pelan, memberi Eve jalan dan memperhatikannya hingga gadis itu tak terlihat lagi.

"Andaikan gue punya nyali dan tidak takut jika dia nolak gue"

"Manis banget" gumam nya lagi.

Di saat hatinya sedikit terluka karena fakta bahwa Joe dan Eve dekat. Leo merasa sedikit tenang setelah berbicara dengan Eve.

Leo melanjutkan langkahnya yang juga ingin ke kelas tadi.

Di saat di depan kelas dan akan masuk ke dalam. Leo dan Joe bertemu. Mereka saling berhadapan di depan kelas.

Joe ingin menyapa Leo, tapi pria itu lebih dulu masuk ke dalam kelas.

"Ada apa sih, kenapa mendadak dia berubah?" gumam Joe heran.

Joe ikut masuk, dia duduk di bangkunya. Sesekali Joe melirik kearah Leo.

Bukan tidak tahu, tapi Joe hanya malas menebak. Perubahan sikap Leo ada hubungannya dengan foto dirinya dan Eve di rumah sakit itu.

"Eh Joe, Lo ngerasa gak sih. Kalau Leo agak beda hari ini?" tanya Brain.

"Bener, gue juga merasakan hal itu." Sahut Ilham.

"Apa sih, gue merasa dia biasa aja" Balas Joe.

"Ih apaan, Leo emang jarang ngomong. Tapi gak sependiam itu kali" ucap Ilham.

"Hari ini dia agak menjauh dari kita" timpal Brain.

"Gak ah, tadi dia bareng gue kok" bohong Joe.

"Wah, berarti sama kita ni masalahnya" Ucap Ilham, mereka berdua auto panik.

Bak anak kecil, kedua pria tampan itu langsung berhamburan ke meja Leo. Mengganggu pria itu untuk mencari penyebab perubahan sikap nya.

Joe menggelengkan kepala melihat sikap kedua sahabat nya itu. Matanya melirik Leo, terbesit rasa penasaran di dalam hatinya.

"Apa benar Lo suka Eve Leo?" tanya Joe di dalam pikirannya saja.

Joe menggeleng geleng kan kepalanya. Berusaha menghalau semua yang ada di dalam pemikirannya.

Baru juga beberapa jam di sekolah, tapi masalah yang datang malah bejibun.

Belum lagi soal foto itu, Joe jadi penasaran. Siapa yang sudah menyebar foto foto itu.

"Ada orang lain yang mencoba mengacaukan hidup gue" gumamnya.

Bukan hanya Joe, Eve dan Leo saja yang memikirkan soal penyebar foto foto itu. Tapi, Hana juga memikirkannya. Dia penasaran siapa yang telah melakukan semua ini.

"Awas aja, kalau gue tahu orang nya. Gue gak bakal ampuni!" geramnya dan bersumpah.