LUNE WALLACE -- soorang wanita cantik yang mengalami koma selama hampir 5 tahun lamanya.
Dia merasa diberikan kesempatan untuk hidup kembali karena ingin mencari cinta dalam hidupnya hingga akhirnya bertemu LOUIS VUITTON KINGSFORD.
(Alur mundur)
Instagram author : @zarin violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
LL 22
Setibanya di klinik, Louis pun menggendong Lune menuju ke ruangan emergency.
Lalu dokter mulai memeriksanya dan Louis menunggu di sampingnya.
"Ada apa dengannya?" tanya Louis.
"Apakah dia baru minum?" tanya dokter.
"Ya sepertinya. Aku melihatnya dia memegang minuman tadi. Ada apa?" tanya Louis kembali.
"Sepertinya ada yang memberikannya obat di minumannya," sahut dokter.
"What???" jawab Louis dengan mengerutkan keningnya.
"Kami hanya akan memberinya cairan infus saja dan menunggu dia sadar dengan sendirinya," kata dokter.
"Baiklah. Sampai kapan dia akan seperti ini?" tanya Louis.
"Bisa sampai 7 atau 8 jam karena dia meminumnya bersama alkohol," jawab dokter.
"Pindah dia ke ruang perawatan," ucap Louis.
"Baik, anda bisa ke ruang administrasi dulu," jawab dokter.
"Baiklah," jawab Louis dan keluar dari sana.
*
*
Lune mengerjapkan matanya perlahan dan akhirnya membukanya sempurna.
"Kau sudah bangun?" tanya Louis yang sejak semalaman sama sekali tak tidur.
Lune melihat ke sekitarnya dan dia baru sadar sedang ada di rumah sakit.
"Ada apa denganku? Aku pingsan tadi. Apakah aku masih sakit?" tanya Lune pelan dan lugu.
"Kau benar benar bodoh," sahut Louis dengan wajahnya yang dingin.
"Hei, kau mengataiku bodoh?" jawab Lune dan beranjak duduk tapi kepalanya masih terasa pusing lalu kembali merebahkan kepalanya ke atas bantal.
"Ya, kau bodoh. Kau meminum minuman alkohol yang dicampur obat hingga kau pingsan," jawab Louis.
"Bagaimana bisa? Siapa yang melakukannya?" tanya Lune.
"Mana aku tahu? Kau menari dengan beberapa pria tadi," sahut Louis.
"What?? Aku hanya menari dengan Thomas saja," jawab Lune masih memegang kepalanya.
"Pikirkan jika seandainya aku tak datang tadi," ucap Louis
Lune berpikir sebentar dan menutup mulutnya.
"Oh my God. Itu artinya ada seseorang yang sengaja melakukan hal ini padaku?" sahut Lune terkejut.
"Ya, dan kau tahu apa kemungkinan terburuknya? Kau bisa saja diperkosa," jawab Louis.
Lune terbelalak dan menggelengkan kepalanya.
"Lain kali gunakan otakmu," ucap Louis seakan menghakimi Lune.
Lune pun hanya bisa terdiam dan tak bisa menyanggah ucapan Louis karena ia sadar bahwa dirinya sangat salah besar dalam hal ini. Dan Louis adalah penolongnya.
"Terima kasih," ucap Lune pelan.
"Kau sudah sadar. Kita pulang sekarang," kata Louis.
"Aku tak bisa pulang ke rumah," ucap Lune.
"Lalu?? Kau akan ke rumahku lagi?" tanya Louis.
Lune mengangguk pelan dan wajahnya tampak seperti anak kucing yang ingin dikasihani.
"Selalu saja merepotkan," ucap Louis.
"Ayo cepat," kata Louis sedikit membentak.
"Bisakah kau tak membentakku?" ucap Lune yang beranjak duduk kemudian berdiri di sebelah ranjang.
Lalu Louis menghadap ke arahnya dan membuka coatnya.
Dia memasangkan coat pada Lune karena baju itu benar benar terbuka.
"Kau seperti pegawai club malam," ucap Louis.
"Ini baju Lana dan Lana lebih pendek dariku," sahut Lune.
Lalu Louis menggandeng tangan Lune.
"Tunggu, di mana sepatuku?" tanya Lune.
"Di mobilku. Bahkan bra dan pakaianmu masih ada di mobilku," jawab Louis.
Seketikan wajah Lune memerah karena ucapan Louis itu terdengar oleh beberapa perawat di sana.
"Suaramu sangat keras sekali," sahut Lune berbisik dan tetap berjalan.
Lune berjalan sedikit berjinjit karena lantai rumah sakit itu lumayan dingin.
Louis melihat hal itu dan kemudian berlutut.
"Naiklah ke punggungku," ucap Louis.
"Apakah kau tak keberatan?" tanya Lune.
"Cepat!! Aku sudah sangat mengantuk karena dirimu," jawab Louis dan akhirnya Lune naik ke punggung Louis,
"Thank you," bisik Lune di telinga Louis.