Balas Dendam seorang istri yang tersakiti.
Mentari tidak menyangka jika suami yang di cintainya selama ini ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Perlahan rasa cinta itu mulai hilang dan berubah menjadi kebencian. Balas dendam adalah jalan satu-satunya untuk membalaskan rasa sakit yang di rasakan oleh Mentari selama ini.
Di sisi lain, Jhonatan Alfarizzy pria berusia 31 tahun, laki-laki masa lalu Mentari datang kembali dalam kehidupannya. Laki-laki yang begitu mencintainya dan laki-laki yang rela melakukan apa pun untuk mendapatkan Mentari, perempuan yang sudah lima tahun pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Cerita ini tidak menarik, cerita yang membosankan dan bikin darah tinggi. Untuk yang penasaran, silahkan di baca ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadisti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gue lah pemenangnya
"Yasudah, sekarang kita turun, ya. Makanannya sudah siap." Ajak sang mama yang mendapat anggukkan kepala dari Mentari.
Mentari kembali menaruh bingkai photo itu ke tempatnya, kemudian ia pun segera berjalan menyusul sang mama keluar dari kamarnya.
***
Alex berjalan dengan langkah yang cepat menuju parkiran mobilnya. Hari ini ia memutuskan untuk pulang lebih cepat dari biasanya. Alex ingin mengajak istrinya makan malam di luar dan meminta maaf atas kejadian tadi pagi.
"Alex." Panggil seorang perempuan cantik yang tak lain adalah Lisa membuat Alex sedikit terkejut.
"Lisa, kamu ngapain kamu kesini? Bagaimana kalau karyawanku tahu?" Alex segera menarik tangan Lisa dan membawanya masuk ke dalam mobilnya. Ia benar-benar tidak menyangka jika Lisa akan datang menemuinya di depan perusahaannya.
"Sayang. Aku hanya merindukanmu. Salahmu sendiri karena tidak mengaktifkan ponselmu." Jawab Lisa manja sambil membelai dada bidang milik suami sahabatnya itu.
Alex mengusap wajahnya kasar, ia mulai melajukan kendaraannya menjauh dari perusahaannya. Alex melirik sekilas ke arah Lisa kemudian ia berkata. "Tapi kamu tidak perlu datang kemari, Lisa. Ini adalah perusahaan papaku, bagaimana kalau ada yang melihatmu dan melaporkannya sama papa? Bisa gawat, Lisa."
"Kamu marah sama aku hanya karena aku datang ke perusahaan ayahmu?" Tanya Lisa memulai aktingnya dengan baik. "Maafkan aku, sayang. Aku janji aku tidak akan lagi datang kesini. Kalau kamu marah, sebaiknya aku turun saja." Sambungnya sambil meraih pintu mobil berniat untuk keluar dari mobilnya.
Alex yang melihat pergerakkan tangan Lisa pun seketika menghentikan mobilnya, tangannya menarik tangan Lisa, lalu berkata. "Jangan, Lisa. Aku sama sekali tidak marah sama kamu. Hanya saja, aku takut kalau ada seseorang yang melihat kedatanganmu dan melaporkannya kepada papaku. Kamu tahu papa sangat tidak menyukaimu. Apalagi sekarang statusku sudah menikah dengan Mentari. Dia pasti akan sangat membencimu."
Lisa mengepalkan satu tangannya dengan kuat, yang di ucapkan oleh Alex memang benar. Papa Alex sama sekali tidak menyukainya. "Ya. Kamu benar, Alex. Papamu sama sekali tidak menyukaiku, bahkan dulu ketika aku berpacaran denganmu, papamu tega memisahkanku denganmu. Tapi, kenapa papamu begitu tidak menyukaiku? Kesalahan apa yang sudah aku lakukan kepada papamu, Alex? Apa karena aku lahir dari keluarga sederhana sehingga papamu begitu tidak menyukaiku."
Lisa kembali memerankan aktingnya dengan baik bahkan air matanya jatuh seiringnya dengan ia berbicara. "Andai saja dulu aku tidak pergi meninggalkanmu karena ancaman papamu, mungkin saja sekarang aku sudah menjadi istrimu, dan aku tidak perlu bersembunyi di hadapan semua orang." Lisa kembali berkata dengan nada yang terdengar begitu menyedihkan membuat Alex benar-benar merasa bersalah atas apa yang di lakukan oleh papanya di masa lalu.
Alex sendiri tidak tahu alasan mengapa sang papa begitu tidak menyukai Lisa. Padahal menurutnya, Lisa adalah perempuan baik, ceria dan tidak pernah macam-macam.
Alex mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata selingkuhannya itu, tatapan matanya begitu dalam membuat Lisa bersorak senang dalam hatinya. "Jangan menangis, Lisa. Aku yang salah karena tidak bisa mempertahankan cinta kita dulu, andai saja aku lebih berani lagi menghadapi sikap papaku, mungkin sekarang kita sudah hidup bahagia." Ucap Alex begitu lembut dan halus.
"Tapi kamu tenang saja, meskipun sekarang aku sudah menikah dengan Mentari, kamu tetap akan ada dalam hatiku. Kamu adalah cinta pertamaku, dan Mentari adalah cinta keduaku. Meskipun kamu menikah dengan tunanganmu itu, kita akan tetap selalu berhubungan. Aku tidak akan melepaskanmu, dan ku harap kamu juga tidak akan melepaskanku." Alex kembali berucap dengan serius, tatapan matanya masih terlihat dalam dan hangat, seolah-olah hanya Lisa, lah yang ia cintai saat ini.
Lisa tersenyum sambil menatap wajah tampan suami sahabatnya itu, ucapan Alex barusan benar-benar membuat hatinya begitu bahagia. Bahkan Lisa sangat yakin jika cinta Alex kepada dirinya jauh lebih besar di bandingkan kepada istrinya Mentari. Lisa merasa sangat puas, ia merasa menang dan ia merasa sangat yakin, jika suatu saat nanti Alex akan meninggalkan Mentari demi dirinya.
"Terima kasih, sayang. Aku berjanji aku tidak akan meninggalkanmu meskipun aku sudah menikah dengan tunanganku. Karena yang aku cintai hanya kamu seorang, Alex." Ucap Lisa terdengar begitu serius, namun nyatanya, ia hanya memanfaatkan Alex sebagai pemuas nafsunya.
"Yasudah, sekarang aku antar kamu pulang dulu, ya." Alex kembali melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.
"Tidak mau pulang, bagaimana kalau kita ke hotel." Ajak Lisa sambil membelai dada bidang Alex sengaja memberikan sentuhan-sentuhan nakalnya.
"Tidak bisa, Lisa. Aku harus pulang ke rumah. Jadi sebaiknya aku antar kamu pulang ke rumahmu, ya. Lagian besok kita juga akan pergi liburan, sayang. Jadi kita bisa menikmati liburan kita sepuasnya tanpa ada seorangpun yang mengganggu kita." Ucap Alex sambil memberikan kedipan mata nakalnya membuat Lisa langsung mencium pipi kanannya.
"Hmm baiklah. Aku menurut sama kamu. Tapi awas aja kalau pas liburan istrimu mengganggumu, aku akan marah sama kamu." Ancam Lisa sambil mengercutkan bibirnya membuat Alex gemas.
"Iya, iya. Aku pastikan Mentari tidak akan menghubungiku." Jawab Alex tetap fokus dengan setir kemudinya. Lisa kembali meyunggingkan senyumannya, ia merasa benar-benar puas sangat puas karena sudah berhasil membuat Alex menuruti ucapannya.
"Mentari, gue lah pemenangnya sekarang." Batin Lisa sambil melipat kedua tangannya di dada.
Bersambung.