NovelToon NovelToon
Cahaya Yang Tak Pernah Sampai

Cahaya Yang Tak Pernah Sampai

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Romansa / Roman-Angst Mafia / Pembantu / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Trauma masa lalu
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Queen Jessi

Rara Maharani Putri, seorang wanita muda yang tumbuh dalam keluarga miskin dan penuh tekanan, hidup di bawah bayang-bayang ayahnya, Rendra Wijaya, yang keras dan egois. Rendra menjual Rara kepada seorang pengusaha kaya untuk melunasi utangnya, namun Rara melarikan diri dan bertemu dengan Bayu Aditya Kusuma, seorang pria muda yang ceria dan penuh semangat, yang menjadi cahaya dalam hidupnya yang gelap.

Namun Cahaya tersebut kembali hilang ketika rara bertemu Arga Dwijaya Kusuma kakak dari Bayu yang memiliki sifat dingin dan tertutup. Meskipun Arga tampak tak peduli pada dunia sekitarnya, sebuah kecelakaan yang melibatkan Rara mempertemukan mereka lebih dekat. Arga membawa Rara ke rumah sakit, dan meskipun sikapnya tetap dingin, mereka mulai saling memahami luka masing-masing.

Bagaimana kisah rara selanjutnya? yuk simak ceritanya 🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Jessi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Curiga

Ketika Rara dibawa ke rumah sakit, kabar tentang kecelakaan itu dengan cepat sampai ke telinga Nanda, yang segera menghubungi Arga. Mendengar bahwa Rara pingsan di kantor, Arga langsung membatalkan beberapa agendanya dan segera menuju rumah sakit.

Disisi lain, Clara berusaha terlihat peduli di depan para karyawan, tetapi di dalam hatinya, ia merasa puas dengan hasil rencananya. Ia bahkan mendekati Nanda untuk memastikan kesannya sebagai kolega yang perhatian.

"Kasihan sekali Rara," ujar Clara dengan nada yang terdengar tulus. "Dia terlihat sangat kelelahan akhir-akhir ini. Saya rasa ini akibat terlalu banyak bekerja."

Nanda menatap Clara dengan curiga, tapi ia tidak mengatakan apa pun. "Kami akan menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi," jawabnya singkat sebelum pergi, membuat Clara merasa sedikit gelisah.

---

Di rumah sakit, Rara terbangun dengan kepala yang masih terasa berat. Matanya perlahan menyesuaikan diri dengan cahaya ruangan, dan ia segera menyadari bahwa ia berada di tempat yang asing. Ketika ia mencoba duduk, suara familiar menghentikannya.

"Jangan bergerak terlalu banyak," ujar Arga, yang duduk di kursi dekat tempat tidurnya. Wajahnya terlihat tegang, tetapi ada kekhawatiran yang jelas dalam tatapannya.

"Arga?" tanya Rara dengan suara lemah. "Apa yang terjadi?"

"Kamu jatuh di kantor," jawab Arga singkat. "Mereka bilang kamu terpeleset."

Rara mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum semuanya gelap. Ia teringat membawa kopi, lalu tiba-tiba lantai terasa licin. Tapi kenapa lantai itu licin? Ia merasa ada yang tidak beres, tetapi pikirannya terlalu kabur untuk menghubungkan semuanya.

"Kamu terlalu memaksakan diri," lanjut Arga, nadanya sedikit keras. "Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu kelelahan?"

Rara terdiam, merasa bersalah. "Aku tidak ingin merepotkan," jawabnya pelan.

Arga mendesah, menatapnya dengan serius. "Rara, mulai sekarang, kalau ada masalah, kau harus bilang padaku. Aku tidak ingin hal seperti ini terjadi lagi."

Rara hanya mengangguk, merasa campuran antara rasa syukur dan canggung.

---

Sementara itu, Nanda mulai menggali informasi tentang insiden tersebut. Ia mewawancarai beberapa karyawan yang masih ada di kantor malam itu, tetapi tidak ada yang memberikan jawaban memuaskan. Namun, salah satu staf kebersihan memberi tahu sesuatu yang menarik.

"Saya melihat salah satu karyawan senior, Mbak Clara, sedang membersihkan sesuatu di dekat pantry sebelum kecelakaan itu," katanya.

Nanda mengerutkan alis. "Membersihkan sesuatu? Apa yang dia bersihkan?"

"Saya tidak tahu persis, tapi kelihatannya seperti cairan di lantai. Dia buru-buru mengelapnya."

Kecurigaan Nanda terhadap Clara semakin kuat. "Aku harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kalau ini ulah Clara, dia tidak akan lolos begitu saja," pikirnya dengan tekad.

---

Di rumah sakit, Arga memutuskan untuk menjaga Rara hingga ia benar-benar pulih. Ia merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar kecelakaan biasa, tetapi untuk saat ini, fokus utamanya adalah memastikan Rara baik-baik saja.

Namun, di balik semua itu, Clara merasa puas dan yakin bahwa rencananya telah berjalan sempurna. Apa yang tidak ia ketahui adalah bahwa kebenaran perlahan mulai terungkap.

Beberapa hari setelah insiden tersebut, Nanda akhirnya mendapatkan cukup bukti untuk memastikan siapa yang bertanggung jawab atas kecelakaan Rara. Ia mendatangi Arga di ruang kerjanya, membawa laporan lengkap dan kesaksian staf kebersihan yang melihat Clara membersihkan cairan di dekat pantry sebelum Rara terjatuh.

"Ini sudah jelas, Arga," kata Nanda dengan nada serius. "Clara yang menyebabkan kecelakaan itu. Dia sengaja menjebak Rara."

Arga membaca laporan itu dengan wajah datar, tetapi ada ketegangan yang terlihat di rahangnya. Setelah beberapa saat, ia meletakkan laporan tersebut dan menatap Nanda.

"Aku sudah menduga," ujarnya pelan, suaranya terdengar berat. "Tapi untuk saat ini, aku belum bisa bertindak lebih jauh."

Nanda mengernyit. "Kenapa? Clara jelas-jelas membahayakan karyawan lain. Dia bisa saja membuat Rara lebih parah."

Arga menghela napas panjang, terlihat lelah. "Clara adalah anak dari teman baik almarhum ayahku. Sebelum Ayahnya meninggal, beliau mempercayakan Clara kepadaku. Karena itu, aku tidak bisa langsung mengambil tindakan drastis. Ini lebih rumit daripada yang terlihat."

Nanda terdiam sejenak, lalu berkata, "Tapi ini soal keselamatan, Arga. Kalau Clara terus dibiarkan, dia bisa melakukan hal yang lebih buruk."

Arga menatap Nanda dengan mata tajam. "Aku tahu. Itu sebabnya aku ingin kamu tetap waspada. Jangan biarkan dia lepas kendali lagi. Untuk sekarang, aku akan mencari cara yang lebih halus untuk menangani ini."

Nanda mengangguk, meskipun ia tidak sepenuhnya puas dengan jawaban itu. "Baik. Aku akan mengawasi Clara, tapi kalau dia melakukan sesuatu lagi, aku berharap kamu tidak akan ragu untuk bertindak."

Arga mengangguk pelan. "Percayalah, aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti Rara lagi."

---

Di tempat lain, Clara merasa semakin percaya diri. Ia mengira bahwa tidak ada yang curiga terhadapnya, apalagi Arga. Di matanya, kebaikan Arga selama ini adalah tanda bahwa ia memiliki tempat khusus di hati pria itu.

"Arga tidak akan pernah meninggalkan aku," pikir Clara sambil tersenyum kecil. "Dia terlalu baik, dan dia tahu bagaimana pentingnya hubungan antara keluargaku dan keluarganya."

Namun, yang tidak ia sadari adalah bahwa Arga semakin mengetahui sisi gelapnya. Kebaikan Arga kepadanya bukanlah tanda cinta, melainkan bentuk penghormatan terhadap hubungan keluarga mereka. Tetapi, jika Clara terus melampaui batas, bahkan hubungan itu pun tidak akan mampu melindunginya.

---

Sementara itu, Rara perlahan mulai pulih. Meski masih merasa ada yang aneh dengan insiden itu, ia memilih fokus pada pekerjaannya dan berusaha tetap profesional.

1
Tomat _ merah
semangat thor cerita nya bagus, mmpir juga ya ke cerita aku yg "Terpaksa dijodohkan dengan seorang dosen"
Kelly Andrade
Gak bisa berhenti membaca nih, keep it up thor!
Luna de queso🌙🧀
Bawa pergi dalam imajinasi. ✨
Queen: Semoga suka ya kak sama alur ceritanya 🤗🤍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!