NovelToon NovelToon
The Unfinished Story

The Unfinished Story

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / CEO / Time Travel / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Firaslfn

Elyana Mireille Castella, seorang wanita berusia 24 tahun, menikah dengan Davin Alexander Griffith, CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Namun, pernikahan mereka jauh dari kata bahagia. Sifat Davin yang dingin dan acuh tak acuh membuat Elyana merasa lelah dan kehilangan harapan, hingga akhirnya memutuskan untuk mengajukan perceraian.

Setelah berpisah, Elyana dikejutkan oleh kabar tragis tentang kematian Davin. Berita itu menghancurkan hatinya dan membuatnya dipenuhi penyesalan.

Namun, suatu hari, Elyana terbangun dan mendapati dirinya kembali ke masa lalu—ke saat sebelum perceraian terjadi. Kini, ia dihadapkan pada kesempatan kedua untuk memperbaiki hubungan mereka dan mengubah takdir.

Apakah ini hanya sebuah kebetulan, atau takdir yang memberi Elyana kesempatan untuk menebus kesalahannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Firaslfn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Bayang-bayang yang Mengintai

Keesokan harinya, Elyana dan Davin mulai merencanakan langkah-langkah mereka. Namun, di balik semua persiapan itu, ada ketegangan yang menggantung di udara, seperti badai yang siap datang kapan saja. Informasi dari Nolan telah membuka mata mereka pada kenyataan bahwa mereka bukan hanya menghadapi ancaman dari Ryo Kasahara, tetapi juga dari kekuatan yang jauh lebih besar dan lebih berbahaya.

“Davin, aku ingin memastikan kita siap menghadapi apa pun,” kata Elyana, membuka laptopnya untuk memeriksa data-data yang mereka miliki. “Kita perlu menemukan lebih banyak petunjuk tentang organisasi ini.”

Davin memandang layar, wajahnya serius. “Aku sudah mulai memantau pergerakan para eksekutif di perusahaan. Tapi aku rasa kita perlu bantuan lebih.”

Elyana mengangguk. “Ada satu orang yang bisa kita hubungi. Seorang mantan agen intelijen. Namanya Marcus. Dia tahu banyak tentang organisasi ini, dan mungkin bisa membantu kita.”

Davin mengerutkan kening. “Marcus? Aku pernah mendengar tentang dia, tapi dia tidak akan mudah dihubungi.”

“Dia tinggal di luar kota, di daerah yang terpencil. Aku sudah mencoba mencari tahu keberadaannya, dan aku tahu dia sering pergi ke sana untuk bersembunyi,” jelas Elyana, matanya berkilat dengan tekad.

Di sisi lain kota, Ryo Kasahara sedang duduk di kantor pribadinya. Di meja di depannya terletak dokumen-dokumen yang memuat informasi penting tentang proyek-proyek keluarga Griffith. Ia membolak-balik kertas itu dengan ekspresi serius, sorot mata tajamnya mencerminkan pemikiran yang mendalam.

“Terlalu banyak yang dipertaruhkan,” ucapnya, suara rendah namun penuh ketegangan. Di luar jendela, malam mulai turun, menyelimuti kota dengan kegelapan yang seakan ingin menelan setiap rahasia. Ryo tahu bahwa jika ia ingin melindungi apa yang dianggapnya sebagai miliknya, ia harus bertindak lebih cepat dari yang diharapkan.

Tiba-tiba, pintu kantornya terbuka. Seorang pria muda dengan jas hitam dan ekspresi serius melangkah masuk. “Tuan Kasahara, kita punya masalah. Elyana dan Davin mulai mengendus pergerakan kita. Mereka mungkin sudah mendapatkan informasi.”

Ryo menatap pria itu, ekspresinya tak berubah. “Mereka tidak akan berhenti hanya karena sedikit ancaman. Persiapkan semua yang kita miliki. Aku ingin tahu siapa di balik semua ini dan apa yang mereka rencanakan.”

Pria itu mengangguk, lalu berjalan keluar dari ruangan, meninggalkan Ryo dengan pikirannya yang gelisah. Di balik wajah tenangnya, Ryo tahu bahwa pertempuran ini akan membawa konsekuensi yang tak terduga.

Elyana dan Davin bersiap untuk perjalanan mereka ke daerah terpencil tempat Marcus tinggal. Malam itu, hujan turun deras, menambah rasa tegang yang mereka rasakan. Suara gemuruh di luar seolah menegaskan bahwa apa yang mereka hadapi tidak bisa dihindari lagi.

“Davin, aku tidak tahu apa yang akan kita temui, tapi aku yakin satu hal—kita tidak bisa mundur,” kata Elyana, melihat ke arah suaminya.

Davin membalas pandangan itu dengan senyuman tipis. “Aku tahu, Elyana. Dan aku bersamamu, sampai akhir.”

Dengan tekad yang sama, mereka melangkah ke dalam kegelapan malam, siap menghadapi tantangan yang mungkin akan mengubah takdir mereka selamanya. Bayang-bayang ancaman semakin mendekat, dan mereka tidak tahu apakah mereka akan mampu bertahan atau jatuh dalam pertempuran ini.

Mobil yang membawa Elyana dan Davin melaju cepat di jalanan yang sepi, dikelilingi oleh pepohonan besar yang tampak seperti raksasa dalam kegelapan. Hujan yang semakin deras membuat perjalanan mereka semakin sulit. Suara raungan angin dan gemericik hujan di atas atap mobil hanya mempertegas betapa beratnya perjalanan ini.

“Apakah kamu yakin Marcus masih tinggal di sini?” Davin bertanya, matanya menatap ke depan dengan cemas. Ia tahu bahwa jika Marcus benar-benar memiliki informasi penting, maka kedatangan mereka malam ini bisa saja menempatkan mereka dalam bahaya.

Elyana menghela napas panjang. “Aku yakin. Aku sudah mengecek jejaknya beberapa kali. Kalau dia tidak di sini, kita mungkin harus mencari tahu sendiri.”

Davin mengangguk, tidak mengatakan apa-apa lagi. Ia tahu Elyana sudah mempertaruhkan banyak hal untuk sampai ke titik ini. Mereka berdua tahu bahwa menyelamatkan keluarga Griffith—dan diri mereka sendiri—berarti menghadapi ketidakpastian dengan keberanian yang tak pernah mereka miliki sebelumnya.

Setelah beberapa jam, mereka akhirnya sampai di sebuah rumah tua yang terletak di pinggir hutan. Lampu kecil yang samar menyala di jendela, memberi tanda bahwa ada orang di dalam. Davin memarkirkan mobil dan menatap Elyana. “Kita harus siap menghadapi apa pun, Elyana.”

Elyana menatapnya, matanya penuh determinasi. “Kita sudah sampai sejauh ini. Tidak ada yang bisa menghentikan kita sekarang.”

Mereka berdua berjalan menuju pintu, langkah mereka berhati-hati. Elyana mengetuk pintu dengan ringan, dan suara langkah kaki dari dalam segera terdengar. Pintu terbuka, dan seorang pria dengan wajah kasar dan mata tajam muncul di ambang pintu. Tubuhnya berlapis otot, dan meskipun usia sudah terlihat, ia tetap terlihat seperti sosok yang tak bisa diremehkan.

“Elyana? Davin?” suaranya dalam dan serius. “Kau berdua datang di saat yang tidak tepat. Ada sesuatu yang lebih besar yang sedang bergerak, dan kau tidak akan bisa menghadapinya sendirian.”

Elyana mengangguk, sorot matanya menantang. “Kami tahu, Marcus. Itu sebabnya kami datang. Kami butuh bantuanmu.”

Marcus mengalihkan pandangannya ke arah Davin, lalu kembali ke Elyana. “Kau berdua tidak tahu seberapa dalam jurang ini. Ada musuh yang lebih berbahaya dari sekadar Ryo Kasahara. Jika kalian ingin bertahan, kalian harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kenyataan yang jauh lebih gelap.”

Suasana di ruangan itu seketika menjadi tegang. Davin merasakan ketegangan itu merambat ke seluruh tubuhnya, membuatnya ingin menanyakan hal-hal yang belum pernah ia pikirkan sebelumnya. “Apa yang sebenarnya terjadi, Marcus? Siapa yang harus kita waspadai?”

Marcus menghela napas, berjalan ke arah jendela dan menatap keluar ke kegelapan. “Kalian tidak hanya berhadapan dengan Kasahara. Ada organisasi yang lebih besar, yang memiliki pengaruh lebih luas. Mereka tahu tentangmu, Elyana. Mereka tahu bahwa kamu memiliki potensi untuk mengungkap rahasia mereka.”

Elyana merasakan jantungnya berdetak kencang. “Apa yang harus kami lakukan?” tanyanya, suaranya bergetar tetapi tegas.

Marcus berpaling dan menghadap mereka berdua. “Kalian harus melawan. Tapi ingat, melawan bukan hanya soal kekuatan. Ini tentang strategi, tentang memanfaatkan setiap peluang, dan yang paling penting, memahami siapa yang benar-benar bisa kalian percayai.”

Mata Elyana berbinar dengan tekad yang baru. Ia tahu mereka tidak bisa mundur sekarang. Bahaya yang mengintai bukan hanya soal hidup dan mati—itu tentang masa depan yang akan mereka perjuangkan dengan segala kekuatan yang mereka miliki.

Suasana di dalam rumah Marcus semakin mencekam. Di luar, hujan semakin deras, seolah turut menggambarkan ketegangan yang meliputi setiap sudut ruangan. Marcus duduk di kursi kayu tua, menatap Elyana dan Davin dengan ekspresi serius. Di tangan kanannya, sebuah peta tua yang diisi dengan tanda-tanda dan catatan kecil tergeletak, seolah menjadi bukti adanya konspirasi yang lebih dalam dari yang bisa dibayangkan.

“Kalian tidak tahu siapa musuh sejati kalian,” kata Marcus, suaranya bergema di ruangan yang dipenuhi bau kayu dan debu. “Mereka bukan hanya organisasi kriminal biasa. Mereka adalah kekuatan yang mengendalikan segala sesuatunya di balik layar. Dan mereka tahu bahwa kalian—terutama kamu, Elyana—bisa menghancurkan rencana mereka.”

Elyana menatap Marcus, wajahnya penuh pertanyaan. “Mengapa mereka ingin menghancurkan kita? Apa yang aku miliki yang membuat mereka takut?”

Marcus menghela napas panjang. “Ada sebuah rahasia yang terkubur di keluarga Griffith, sebuah warisan yang jika diketahui, bisa mengguncang seluruh kekuasaan mereka. Dan kau, Elyana, adalah kunci untuk mengungkap rahasia itu.”

Davin merasakan kegelisahan di dada, tetapi dia mencoba untuk tetap tenang. “Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita tidak bisa hanya duduk dan menunggu mereka datang.”

Marcus tersenyum tipis, senyum yang mengandung ketegangan dan kebijaksanaan. “Kalian harus mengungkap kebenaran. Tetapi hati-hati, karena semakin kalian dekat dengan jawaban, semakin besar risiko yang kalian hadapi. Ada orang dalam yang bisa kalian percayai, tapi ada juga yang akan berusaha mengkhianati kalian.”

Elyana merasa seolah dunia di sekelilingnya mulai berputar. Selama ini, ia berpikir bahwa masalahnya hanya soal menyelamatkan hubungan dengan Davin dan memperbaiki hidup mereka. Namun kenyataannya, ancaman yang mereka hadapi jauh lebih besar dan lebih gelap daripada yang pernah mereka bayangkan.

“Jika kita ingin menghadapinya, kita harus tahu siapa teman dan siapa musuh,” ujar Elyana, suaranya kini penuh tekad. “Kita harus memulai dengan menemukan siapa yang bisa kita percayai.”

Marcus menatap Elyana dengan intensitas yang membuatnya meringis. “Kalian sudah memiliki satu orang yang bisa kalian percaya—dan itu adalah satu-satunya orang yang tahu lebih banyak dari siapa pun tentang organisasi ini.”

Davin bertanya, “Siapa dia?”

Marcus hanya menggelengkan kepala. “Jika aku memberi tahu kalian sekarang, kalian akan lebih banyak bertanya daripada menerima jawaban. Percayalah, kalian akan tahu ketika saatnya tiba. Yang penting sekarang, kalian harus melindungi diri, mengumpulkan informasi, dan tetap waspada.”

Elyana merasa tubuhnya gemetar, tetapi hatinya penuh semangat. Ia tahu bahwa perjalanan mereka belum selesai, malah baru saja dimulai. Ia mengamati Davin, yang meskipun terlihat ragu, berusaha menunjukkan keberanian. Mereka berdua tahu bahwa mereka berada di ujung jurang yang dalam, dan langkah mereka selanjutnya akan menentukan tidak hanya nasib mereka, tetapi juga masa depan keluarga Griffith dan mungkin dunia di sekitar mereka.

“Kita harus melawan,” ujar Elyana dengan suara yang lebih rendah, tetapi penuh tekad. “Kita akan menggali kebenaran, meskipun itu berarti berhadapan dengan kegelapan yang lebih dalam daripada yang pernah kita tahu.”

Marcus mengangguk perlahan. “Ingat, keberanian tidak hanya ditemukan dalam pertarungan, tetapi dalam keputusan yang kita buat. Lanjutkan langkah kalian dengan hati-hati, dan jangan biarkan bayang-bayang menelan kalian.”

Suasana hening sejenak, hanya terdengar raungan hujan di luar. Davin meraih tangan Elyana, menggenggamnya erat. Meskipun ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, satu hal yang pasti—mereka tidak akan menghadapi semua ini sendirian.

Malam itu, Elyana dan Davin bersiap menghadapi kebenaran yang akan mengubah hidup mereka selamanya, tanpa tahu bahwa musuh sejati mereka sudah mulai mengintai dari kegelapan, menunggu saat yang tepat untuk menyerang.

...****************...

1
lena09
ceritanya baguss🎉🎉
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!