Ling Zhi seorang Ratu kerajaan besar, tiba-tiba terbangun di tubuh seorang wanita yang terbaring di sebuah ruangan bersalin. Dirinya berpindah ke masa depan, sebagai seorang ibu dan istri yang tidak diinginkan bernama Shera.
"Aku tidak pernah menunduk pada siapapun!"
Ikuti perjalanan nya menjadi seorang Ibu dan wanita hebat di masa depan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Terima
Slide demi slide tangan itu mainkan, depan manik yang menatap nya beberapa kali. Memastikan tidak ada kesalahan, hingga terdengar langkah kaki yang masuk diiringi dengan suara setelah nya.
"Abra! Kau tau siapa yang aku temui tadi?" Abra hanya berdehem dengan tangan yang sibuk mengetik.
"Aku bertemu dengan Shera!" Sontak, jari Abra langsung terhenti setelah mendengar nya.
"Kau minta izin padaku untuk makan siang dengan teman mu. Lalu?" Daniel terkekeh melihat reaksi Abra.
"Ya, aku tidak bohong. Aku bertemu dengan temanku, tapi sebelum itu.... Aku bertemu dengan Shera dan juga Leo. Dia sangat tampan!" Ucap Daniel yang membuat Abra penasaran.
"Hanya berdua?" Sungguh, Daniel sangat suka melihat reaksi Abra seperti ini.
"Kenapa kau penasaran sekali. Biasanya kau tidak peduli."
"Jawab saja pertanyaan ku!"
"Ayolah Abra, kau begitu serius. Akan aku katakan, dia hanya berdua dengan putranya. Sepertinya ada supir yang mengantar nya, lagipula kalau dia bersama orang lain, apa pengaruh nya bagimu?"
"Sudahlah! Periksa presentasi ini! Jam makan siang mu habis!" Segera Abra memberikan laptop pada Daniel, dan melenggang pergi dari sana.
"Kau mau kemana?" Tanya Daniel.
"Pulang!"
"Dasar......." Daniel hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan bos sekaligus temannya itu.
Sedangkan di dalam mobil, Abra bukannya melajukan mobilnya. Dia justru terdiam seolah-olah terpengaruh dengan perkataan Daniel. "Kenapa aku peduli? Siapa juga yang mau dengan nya? Pria juga akan memilih kan?"
Sepertinya pria itu mencari kata-kata penenang untuk dirinya sendiri. "Ya, lagipula dia cinta mati padaku. Siapa yang akan mau dengan nya?"
"Tapi kalau benar.... Apa peduliku? Aku terbebas dari ikatan ini. Ya, begitu seharusnya." Abra menyalakan mesin mobilnya dan segera melaju menuju rumah nya.
Disana, dia langsung disambut dengan Viola serta barang-barang yang masih tersusun rapi di sana. "Ma." Panggil Abra memberikan Viola yang tengah dipijat langsung menoleh pada putranya.
"Kau sudah pulang nak? Sudah makan?"
"Iya, aku baru saja makan siang di kantor. Barang-barang ini...."
"Papa mu yang beli. Untuk acara kelahiran Leo." Abra mengangguk mengingat acara itu.
"Ini banyak bukan?"
"Kau tidak tahu Papa mu saja. Bi, ambilkan jus apel ya." Pinta Viola pada pelayan.
"Baik nyonya."
"Duduklah, kau pasti lelah. Bagaimana hari ini?"
"Baik ma, tidak ada yang terlalu spesial."
"Papa dimana ma?" Abra tidak melihat kehadiran Papa nya, padahal pria paruh baya itu sudah menghilang dari perusahaan sebelum siang hari.
"Ada, di kolam renang bersama Leo."
"Lalu Shera?"
"Di dapur. Sepertinya membuat sesuatu." Jelas Viola, membuat Abra mengerutkan keningnya.
"Semoga saja dia tidak membuat kekacauan."
"Abra, mama ingin....."
"Surat apa itu ma?" Abra bangkit dari sofa dan menuju meja kaca dimana surat itu sejak tadi berada.
Manik Abra langsung tertancap pada rangkaian tulisan-tulisan disana serta tanda tangan yang sudah terisi. 'Bahkan, jika surat itu sudah disini, aku akan menandatangani nya!' Kata-kata Shera langsung terngiang-ngiang di kepala Abra.
'Dia meremehkan ku ternyata.' wajahnya langsung kesal dan tangannya segera mengambil pulpen yang berada disana.
"Abra! Tunggu! Dengar kan Mama!" Tapi sayang sekali, Abra sudah menandatangani nya, membuat Viola hanya bisa memejamkan matanya.
"Berikan pada tuan Smith, agar segera diproses!" Ucap Abra sambil meminta supir mengantarkannya.
Bersambung.....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.
ternyata tuan josept tau abra pergi dg kekasihnya