"Oke, aku mau menikah dengan Kiara," putus pria.
"Alhamdulilah, aku sangat bahagia Bang mendengar keputusan kamu. Kak Ara pasti sangat bahagia karena bisa menjadi istri Abang," balas gadis itu dengan senyum sumringah, ia bahagia karena Kakak sepupu kesayangannya bisa menikah dengan pria yang dicintainya.
"Tapi aku ada syarat yang harus kamu lakukan."
"Katakan apa syaratnya Bang, aku bakal ngelakuin apapun agar Abang mau menikah dengan Kak Ara."
"Aku mau kamu jadi istriku, aku mau kamu menjadi istri pertamaku. Kiara tetap akan aku nikahi, tetapi dia akan menjadi istri keduaku." Mendengar ucapan dari pria yang ia panggil Abang barusan, jelas gadis itu kaget sekali. Bagaimana bisa punya ide gila seperti itu.
"Aku mau, Bang," putus gadis itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
Manda dan Digo baru saja sampai Masion Revano, semua keluarga mereka menyambut kedatangan pengantin baru itu. Karena mereka berdua baru menginjak Jakarta saat mereka berstatus suami istri.
"Welcome Manda, Digo," kata mereka kompak. Manda dan Digo masuk masion bersama keluarga mereka yang sudah menyambut kedangannya, keluarga Digo dan Manda bergantian memeluk pasangan pengantin baru itu.
"Enggak nyangka aku tuh Kak, bisa jadi besan Kakakku sendiri. Kayak mimpi banget," kata Lea berbicara pada Trissya.
"Iya, ternyata pangeran kecil kesayangan keluarga Revano jadi menantu Auntynya sendiri." Trissya jadi teringat pertemuan pertamanya dengan Manda, saat Manda masih kecil. Mereka bertemu di mall, tetapi sekarang Manda sudah dewasa bahkan menjadi menantunya.
"Kak anak saya jangan disiksa loh nanti," canda Rezka. Baik Rakha maupun Trissya tidak ada yang tersinggung, karena ia tahu niat Rezka hanyalah bercanda semata.
"Ehmm gimana ya Mas, kita siksa Manda seru kayaknya deh. Biar kayak mertua-mertua jahat gitu," kata Trissya yang sontak membuat semua yang ada di ruang tamu tertawa, mereka tau Trissya hanya menggoda.
"Tenang aja, kalau yang jadi menantuku adalah perempuan lain saja pasti akan aku sayangi seperti putriku sendiri. Apalagi Manda yang sudah aku kenal sejak kecil, sudah aku sayangi bahkan sudah seperti anakku sendiri. Mungkin nanti Manda malah lebih dekat sama aku, dibandingkan sama Lea lagi nih." Trissya sekarang menggoda Lea.
"Jangan dong, Manda tetap harus dekat sama Lea. Enggak boleh lebih dekat sama siapapun," kata Lea pura-pura merajuk.
"Enggak kok, Manda itu akan berusaha dekat sama Mommy Trissya, tetapi masih tetap dekat juga sama Mommy Lea. Enggak ada yang lebih dekat, semuanya dekat. Karena kedua Mommy adalah kesayangan Manda," balas Manda. Manda memeluk kedua Mommynya.
"Mommy pasti akan memperlakukan kamu seperti anak Mommy sendiri, seperti Mommy Dira memperlakukan aku dengan baik sejak dulu sampai sekarang." Trissya jadi teringat dengan Mommy mertuanya yang sangat baik padanya, ia sekarang malah rindu pada Mommy mertuanya itu.
"Iya, Mom. Aku percaya Mommy bisa sayang sama aku, anggap aku seperti anak Mommy sendiri," kata Manda.
"Istriku dari tadi direbutin, suaminya di sini malah di cuekkin." Digo pura-pura marah. "Ayo sayang kita ke kamar, aku tuh capek banget pengen berduaan aja sama kamu," ajak Digo.
Saat Digo dan Manda hendak ke kamar mereka, dari jauh ada gadis kecil yang berteriak memanggil nama Manda. Gadis kecil berusia 13 tahun itu adalah Velyta, tidak lain adalah Adik kandung Digo.
"Velyta sayang, kamu itu baru datang harusnya ngucapin salam terus salaman sama para orang tua dulu. Baru deh kamu manggil Kakak ipar kamu," tegur Rakha lembut pada putrinya. Velyta sebenarnya bingung, kenapa sang Daddy menyebut Manda Kakak ipar Velyta.
"Maafin, Velyta Dad." Velyta terlihat menyesal, ia langsung mengucapkan salam lalu menyalami semua keluarganya yang ada di ruang tamu. Manda mendekati adik iparnya.
"Baru pulang ya Vel?" tanya Manda lembut.
"Iya, Kak. Vely tuh tadi buru-buru pulang tau biar bisa ketemu sama Kak Manda. Kata Mom hari ini Kak Manda sama Bang Digo pulang," jelas Velyta.
"Kangen ya sama Kak Manda, sama Bang Digo?"
"Cuma kangen sama Kak Manda aja, abis Bang Digo nyebelin." Jawaban Velyta sontak membuat Digo kesal, sedangkan keluarga lainnya malah menertawakan Digo termasuk Manda.
"Mulai sekarang Kakak tinggal di masion loh, seneng enggak bisa tinggal sama Kakak?" kata Manda. Manda dan Velyta memang dekat sekali. Apalagi sejak Digo harus kuliah di luar negri, Mandalah yang selalu ada untuk Velyta. Memang tidak hanya berdua, melainkan dengan adik kembarnya juga.
"Seneng hehehe," jawab Velyta dengan senyum sumringah. "Nanti aku boleh kan tidur sama Kak Manda?"
"Enak aja, enggak boleh. Kak Manda tidurnya sama Bang Digo." Bukan Manda yang mengatakan, tetapi Digo. Velyta langsung cemberut mendengar jawaban Abangnya. "Enggak boleh dong, kan kata Mom perempuan sama laki-laki enggak boleh sekamar apalagi tidur bareng. Kok Bang Digo malah mau tidur bareng sama Kak Manda sih?"
Wajar Velyta bertanya seperti itu, karena Velyta belum tahu apapun. Memang Rakha dan Trissya mengajarkan Velyta seperti itu, agar Velyta tidak mau diajak ke kamar atau tidur bareng dengan lawan jenisnya. Saat pernikahan Digo dan Manda, baik Velyta dan kedua adik Manda memang sengaja tidak diberitahu dan tidak diajak ke Bandung juga. Lagi pula semua sangatlah dadakan.
"Boleh dong, kan Bang Digo sama Kak Manda sekarang sudah jadi suami istri. Jadi enggak ada yang melarang Bang Digo tidur bareng sama Kak Manda?" balas Digo santai.
"Emang benar, Mom, Dad?" tanya Velyta sambil menatap kedua orang tuanya dengan wajah bingung.
"Benar, kok. Sayang," kata Trissya membenarkan ucapan putranya. Mendengar hal itu, Velyta malah menangis kencang. Semuanya bingung, mengapa Velyta menangis.
"Kenapa nangis Vel?" tanya Manda lembut pada adik iparnya.
"Velyta marah sama kalian semua, kok Bang Digo sama Kak Manda nikah aku enggak tau sih. Enggak dikasih tau, emang kapan nikahnya?"
"Beberapa hari lalu, Vel. Tenang aja, pestanya belum kok. Jadi nanti Velyta tetap bisa ikut hadir di acara pernikahan Kak Manda sama Bang Digo." Velyta langsung tersenyum senang, ia juga senang punya Kakak ipar secantik dan sebaik Manda.