Keesokan paginya Ana pun terbangun dari tidurnya dan mendapati pria itu sedang duduk di atas ranjangnya sembari melihat ke arah jendela.
Ana bergegas bangun dan menghampirinya "Bagaimana keadaanmu Tuan?" tanya Ana tersenyum.
Tuan itu diam tak bergeming dengan tatapan melihat ke arah jendela.
"Tuan katakanlah sesuatu?"
Tuan itu menoleh dan menatap Ana "Kau siapa?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noona frog, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Empat
Saat ini Harry sedang perjalanan pulang kerumah kakeknya. Tiinngg! Sebuah pesan muncul di balik layar ponsel Harry. Harry langsung membukanya, layar tersebut menampilkan beberapa gambar Ana yang sedang menangis di luar rumahnya. Harry tampak serius melihat gambar Ana matanya sangat lekat menatap layar ponsel itu entah apa yang ada di pikirannya saat ini.
Sesampainya Harry langsung masuk, beberapa pelayan menyambut kedatangan Harry. Begitu juga Tantenya yang langsung berlari menghampiri Harry "Kenapa lama sekali, kakekmu sedang menunggumu di kamarnya"
Harry berjalan menuju kamar kakeknya, Tante Cristy menarik lengan Harry "Tadi Jenna menelpon Ayah sambil menangis dia bilang bahwa kau menolak undangan makan malam dengan orang tuanya"
Harry tersenyum sinis "tak ku sangka dia mengadukanku ke kakek"
"Seharusnya kau terima saja, meski kau tak menyukainya"
"untuk apa, aku tak nyaman di dekatnya"
Tante Cristy memukul pundak Harry "Aisshh kau ini!"
"Sudahlah aku akan menemuinya" Harry pun membuka pintu kamar kakeknya, terlihat kakeknya sedang duduk di tempat tidur sembari membaca sebuah buku, Harry mendekat.
"Ku dengar kau kecelakaan tadi malam, bagaimana keadaanmu?"
"Aku baik"
"Tentu kau baik saja.." tiba-tiba saja sang kakek melemparkan buku yang ada ditangannya ke arah Harry. "otakmu sudah tidak waras kenapa kau menolak ajakan makan malam dengan orang tua Jenna"
"Aku sibuk, salah mereka yang tiba-tiba mengundangku tanpa menyesuaikan dengan jadwalku" jawab Harry enteng.
"Kau pikir kau siapa, mereka itu orang terhormat calon mertuamu mau tidak mau kau harus menyetujui Jenna sebagai tunanganmu. Dan iya tinggalkan perusahaanmu itu dan jalankan rumah sakit kakek. Atau tidak aku akan memberikannya kepada orang tua Jenna."
Harry terkekeh "Kakek lupa, kalo kakek masih memiliki seorang putri yaitu tante Cristy kenapa tidak memberikannya kepada Tante Cristy tapi malah orang lain yang bukan dari keluarga kita."
"Kau!!!"
"Kakek anggap apa putri kakek itu dan kakek anggap apa aku ini. Aku tidak percaya jika aku menolaknya kakek langsung memberikan rumah sakit yang susah-susah kakek bangun dari nol kepada orang asing begitu saja". "Dan iya aku juga tidak bisa begitu saja meninggalkan perusahaan yang sudah susah-susah aku bangun dari nol begitu saja." setelah apa yang di katakannya Harry langsung meninggalkan kakeknya.
"Harry!!!" teriak kakek.
Begitu keluar dari kamar kakeknya, Harry langsung di peluk oleh tantenya. "Terima kasih Harry"
Harry balik memeluk tantenya "Sudahlah, jika kakek memarahimu beritahu aku". Harry melepaskan pelukkanya "Sudahlah aku lelah aku ingin kekamar"
Tante Cristy mengangguk "Beristirahatlah, aku akan menyuruh pelayan mengantarkan makanan ke kamarmu"
"Tidak perlu aku kenyang"
"Kau yakin?"
"Eem begini saja panggilkan Jonas minta dia melihat lukaku"
"Baiklah".
Harry duduk di sofa kamarnya yang saat ini menerima perawatan dari Dokter Jonas yang merupakan dokter keluarga mereka. "Aku tidak habis pikir kau kecelakaan seorang diri tapi tidak memberitahu orang di rumah".
"untuk apa aku memberi tahu orang rumah"
"Setidaknya kau memberitahu tantemu dia mengkhawatirkanmu malam-malam dia menelponku mencarimu untungnya pagi itu salah satu staff rumah sakit menghubungiku bahwa dia melihatmu di rumah sakit dan dia tau kau adalah cucunya direktur rumah sakit."
"Aku tidak separah itu"
"Kau ini selalu saja, nah sudah selesai jangan sampai terkena air jahitannya masih agak rentan"
"Iya aku tau" ucap Harry santai.
"Baiklah kalau begitu aku pergi dulu"
"Tunggu!"
"Apa?"
"Tolong lihat kakek sebentar di kamarnya periksakan keadaannya"
Jonas menggeleng "Kalian bertengkar lagi"
"Sudahlah pergi sana!". Setelah kepergian Jonas, Harry beranjak ketempat tidurnya untuk tidur, namun matanya terbuka lagi tiba-tiba ia teringat kembali dengan Ana. Sebenarnya waktu dirumah sakit dimana saat ia tiba-tiba tersadar, Harry ingin langsung beranjak pergi, namun saat itu matanya tertuju ke arah Ana yang sedang tertidur di sofa. Dia pun menghampiri Ana dan duduk menghadap Ana yang sedang tertidur pulas. Cukup lama Harry memandang Ana.
Ia tersadar dari lamunannya Harry mengambil ponselnya dan melakukan panggilan "Bagaimana?" tanya Harry kepada seseorang di ponselnya. "Baiklah pantau terus". Setelah mendengar jawaban dari seseorang diponselnya, dia langsung menutup ponselnya.
Harry mengambil jaket dan kunci mobilnya dan bergegas turun ke bawah. Tante Cristy yang saat itu ingin mengambil air di dapur melihat Harry turun dari kamarnya. Tante Cristy langsung menghampiri "Harry kau mau kemana tengah malam begini?"
Langkah Harry terhenti "Aku tidak bisa tidur, aku akan keluar"
"Kau ini yaa baru saja kecelakaan tadi malam, sekarang kau mau keluar lagi tengah malam buta begini"
"Sudahlah tante sebaiknya kau kembali kekamar dan tidur".
"Kau ingin Ayah memarahimu lagi"
"Makanya jangan beri tahu dia".
"Harry! Kalo begitu pikirkan aku, aku sangat mengkhawatirkanmu".
"Aku baik-baik saja, sudahlah aku pergi dulu". Harry pun beranjak pergi.
"Harry!!!" teriak tante Cristy, "Astaga anak itu".
-
-
-
To be continued...