NovelToon NovelToon
One Night Stand With ( My-Bos)

One Night Stand With ( My-Bos)

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Light Novel
Popularitas:96.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rha Anatasya

Balqis Azzahra Naura atau akrab di sapa Balqis, terpaksa menerima tawaran gila dari seorang pria beristri yang juga CEO di perusahaan tempat dia bekerja sebagai sekretaris. Faaris Zhafran Al-Ghifari, CEO yang diam-diam menyukai sekretaris nya sendiri, saat dia tau gadis itu butuh uang yang tak sedikit, dia memanfaatkan situasi dan membuat gadis itu tak bisa menolak tawaran nya. Tapi setelah melewati malam panas bersama, Faaris menjadi terobsesi dengan Balqis hingga membuat sekretaris nya merangkap juga menjadi pemuas nya. Tapi suatu hal yang tak terduga terjadi, Elma pergi untuk selamanya dan membuat Faaris menyesal karena telah menduakan cinta sang istri. tanpa dia tau kalau Elma dan Balqis memiliki sebuah rahasia yang membuat nya rela menjadi pemuas pria itu. Saat itu juga, Balqis selalu datang memberi semangat untuk Faaris, selalu ada saat pria itu terpuruk membuat Faaris perlahan mulai mencintai Balqis dengan tulus, bukan hanya sekedar nafsu semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rha Anatasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30

Faaris setia mendampingi Balqis, meski sesekali dia akan memalingkan wajah nya saat melihat wajah Balqis yang bersimbah air mata. Dia tak tahan melihat Balqis terluka, air mata Balqis adalah kelemahan nya sekarang.

"Ibu, bagaimana tidur ibu? Nyenyak kan? Maafin Balqis ya Bu." Ucap Balqis di sela tangis nya, hanya segunduk tanah yang bisa dia tangisi sekarang. Baru satu hari, tapi dia sudah sangat merindukan ibu nya.

"Balqis harus pergi dari rumah penuh kenangan dan kepahitan hidup itu Bu, Balqis mau ikut sama pria yang masih peduli sama balqis. Balqis harap Ibu tenang disana, ibu tak usah khawatir Balqis baik-baik saja."

Gumam Balqis, dia mengusap pusara ibu nya. Lalu menaburi bunga di atas segunduk tanah itu. Kemarin dia belum sempat menabur bunga di tempat peristirahatan ibunya yang terakhir.

"Sudah selesai sayang, bisa kita pergi? Cuaca nampak tak bersahabat, sebentar lagi pasti turun hujan." Balqis menoleh dan mengangguk perlahan.

"balqy pergi dulu ya Bu, selamat beristirahat." Ucap Balqis pelan, lalu pergi bersama Faaris yang merangkul bahu nya.

Balqis menyandarkan tubuh nya di sandaran mobil sambil memejamkan matanya, sedangkan Faaris, pria itu menatap wajah Balqis yang nampak sendu. Pasti hati nya terasa sesak lagi.

"Kamu baik-baik saja, sayang?"

"Ya tuan, aku baik-baik saja. memang nya kenapa?" Balik tanya Balqis, dia membuka kedua mata indah nya dan langsung menatap Faaris yang ternyata sedang menatap nya juga.

"Dua hari ini kamu terlalu banyak menangis dan itu membuat mata mu membengkak, sayang. Jangan menangis lagi, sungguh aku tak tahan melihat mu menangis, aku lebih suka kamu yang ceria seperti biasa." Jawab Faaris.

"Entahlah, apa aku bisa seceria dulu atau tidak."

"Kamu bisa balqis, sampai kapan kamu akan begini terus?" Tanya Faaris, dia membingkai wajah balqis dan mengecup singkat kedua mata perempuan itu.

"Saat bersamaku, aku ingin kamu selalu tersenyum. Aku tak ingin melihat air mata mu lagi, apapun alasan nya." faaris menatap Balqis dengan tatapan berbeda, jika biasanya Faaris menatap Balqis dengan penuh nafsu, tapi kali ini berbeda, tatapan nya begitu hangat dan penuh cinta. Balqis menganggukan kepala nya, Faaris mengusap lembut puncak kepala Balqis dan melabuhkan ciuman mesra di bibir nya. Ciuman yang terasa hangat dan lembut namun menuntut.

Balqis melumat bibir bawah dan atas bergantian, hingga menimbulkan bunyi decapan nikmat karena Balqis juga ikut membalas ciuman Faaris. Ciuman yang memabukkan, membuat Balqis secara tak sadar mengalungkan kedua tangan nya di leher Faaris.

Faaris menatap balqy dengan nafas tersengal setelah ciuman kedua nya terlepas, pria itu menyatukan kening mereka dan mengusap bibir Balqis dengan jempol nya.

"Bibir mu terasa manis, enak sekali. Apa kau mengoleskan gula di bibir mu itu?" Tanya Faaris lirih, membuat Balqis tersipu. Wajah nya memerah seperti tomat, buru-buru Balqis memalingkan wajah nya sebelum Faaris melihat rona di pipi nya, tapi seperti nya terlambat karena Faaris sudah melihat nya.

"Kamu terlihat sangat menggemaskan saat tersipu begini, aku semakin menyukaimu Balqis." Bisik faay di telinga Balqis, bertambah merah saja wajah Balqis di buatnya.

Faaris tersenyum dan memeluk Balqis, menyandarkan kepala perempuan itu di dada nya. Balqis juga dengan senang hati membalas pelukan Faaris, menikmati detak jantung pria itu. Sesekali mendusel mencari tempat yang lebih nyaman, membuat Faaris terkekeh karena geli, juga tingkah Balqis membuat sesuatu di bawah tubuh nya bangkit. Siapa lagi kalau bukan junior Faaris yang gagah, perkasa, besar dan tahan lama.

Sepanjang perjalanan, Faaris terus memeluk Balqis hingga dia tak menyadari kalau Balqis ternyata tidur nyenyak di pelukan nya.

"Ternyata dia tidur, pantas saja dia diam." Gumam Faaris, dia menggelengkan kepala nya pelan lalu terkekeh. Pria itu juga mengusap kepala Balqis, entahlah kenapa Faaris sangat suka mengusap kepala Balqis dan Balqis juga tak pernah menolak.

Singkatnya, mobil yang di tumpangi kedua sejoli itu sampai di apartemen yang terlihat megah dengan bangunan yang tinggi menjulang mencakar langit.

"Pak, tolong bawakan tas Balqis. Dia tidur, jadi saya akan menggendong nya." Ucap Faaris, Pak Agus mengangguk dan segera membawa dua tas berukuran sedang milik Balqis yang berisi pakaian dan beberapa barang berharga milik perempuan itu.

Balqis keluar dengan Balqis di gendongan nya, dia berjalan santai seolah menggendong Balqis bukan beban untuknya, terasa ringan bagi Faaris di ikuti Pak Agus di belakang nya. Pria itu dan Pak Agus memasuki lift, apartemen memang selalu terasa sepi kan? Begini lah adanya, suasana baru untuk Balqis pastinya. Perempuan itu biasanya hidup bertetangga, berbagi dan mengobrol bersama, tapi disini dia takkan bisa melakukan nya. Orang-orang penghuni apartemen ini adalah orang kalangan atas, yang biasanya takkan mudah berbaur dengan sembarangan orang.

Faaris membuka pintu dengan card acces dan memasuki sebuah unit apartemen yang nampak rapih dengan fasilitas yang begitu mewah dan sempurna.

"Letakkan saja tas nya disana Pak, saya ke kamar dulu. Kalau mau pulang sekarang juga tidak masalah."

"Baik tuan, saya permisi dulu kalau begitu." Pamit Pak Agus undur diri dari hadapan Faaris dengan menutup pintu nya perlahan. Faaris menaiki tangga dengan perlahan dan hati-hati, lalu membuka pintu dengan sebelah tangan dan menutup nya kembali dengan menggunakan lutut nya.

Faaris membaringkan tubuh Riana dengan perlahan, seolah Balqis adalah kaca yang mudah pecah.

"Tidur yang nyenyak cantik."

Ucap Faaris, lagi-lagi dia mengusap kepala Balqis dan mengecup kening perempuan itu, lalu keluar dari kamar. Pria itu membuat kopi dan duduk di ruang tengah sambil melamun. Di apartemen ini memang sudah di lengkapi dengan berbagai fasilitas mewah beserta isi nya tanpa ada yang kurang sedikit pun.

Di rumah, Elma tengah berjuang sendirian dengan segala rasa sakit nya. Bahkan untuk bernafas saja rasanya sangat menyesakkan.

"Elma .." Panggil Dokter Hendri dengan panik, dia segera memberi Elma minum, juga melakukan penanganan pertama hingga membuat nafas Elma kembali teratur.

"Terimakasih Hendri , kau datang disaat yang tepat. Kalau tidak, aku pasti sudah mati." Ucap Elma , dokter Hendri melihat Elma yang semakin hari badan nya semakin kurus. Dia menatap nya dengan nanar, penyakit Elma tak bisa di sepelekan lagi. Sel-sel nya sudah menyebar dan sudah ke tahap yang paling parah, takkan bisa di sembuhkan meski melakukan kemoterapi sekalipun.

"Elma , kau yakin masih kekeh tak mau memberitahukan Faaris tentang penyakit mu saat ini? Penyakit mu semakin parah, aku khawatir ini sudah tak bisa di sembuhkan lagi." Ucap Dokter Hendri , dia begitu mengkhawatirkan keadaan Elma, perempuan yang sampai saat ini masih bertahta dalam hatinya.

Elma tersenyum mengejek ke arah dokter Hendri, perempuan itu begitu tabah menghadapi semua ini, bahkan disaat penyakit nya semakin parah dia masih bisa tersenyum seperti itu.

"Aku sudah bilang padamu, Hendri. Aku sudah menyerah dengan hidupku, tak masalah jika aku mati sekarang atau esok hari. Hanya saja terasa berat jika aku harus meninggalkan Faaris disaat dia masih belum punya pengganti aku!" Jawab Elma, lengkap dengan senyuman getir nya.

"Aku tau hati mu sakit Elma, berhentilah tersenyum seperti itu. Aku tak suka kau berpura-pura seperti ini."

"Aku benar-benar sudah mengikhlaskan hidupku, Hendri. Kau tak perlu khawatir, aku baik-baik saja." Jawab Elma, membuat mata dokter Hendri mengembun. Betapa tabah nya perempuan itu menjalani sisa-sisa hidupnya yang tak lama lagi.

"Kanker rahim stadium 4, ini sudah terlalu parah."

"Aku tau Hendri, aku tau. Hidupku takkan lama lagikan? Itulah alasan kenapa aku tak mau membuang waktu ku dengan melakukan kemoterapi." Jawab Elma masih bisa menyunggingkan senyuman nya.

"Elma..."

"Iya Hendri , kenapa memanggil ku? Jangan menangis, cengeng!" Ejek Elma membuat Hendri sedikit memaksakan senyum nya.

"Senang bisa mengenalmu, Elma."

"Aku juga Hendri, terimakasih untuk semua nya. Aku tak berharap apapun saat ini, aku hanya berharap Faaris bisa menggantikan posisi ku dengan wanita lain agar dia tak merasa kehilangan saat aku pergi nanti." Celoteh Elma, membuat dokter Hendri tak tahan lagi. Air mata nya meluncur bebas menuruni

pipi berjambang tipis nya.

"Cukup Elma, jangan bicara omong kosong. Kau pasti mampu melewati semua ini."

"Sampai kapan Hendri? Sampai kapan, ada kala nya aku bosan merasakan penyakit yang setiap hari menggerogoti tubuh ku secara perlahan, pada akhirnya aku akan mati juga. Bahkan orang sehat pun akan mati, lalu aku yang berpenyakitan ini? Pasti akan mati juga Hendri." Jawab Elma cukup emosional.

"Maaf Hendri, tapi jangan terlalu berharap aku bisa melawati semua ini lagi. Aku lelah, ingin istirahat tapi aku takkan tenang sebelum Faaris ada yang mengurus."

"Kenapa kau masih memikirkan pria itu Elma ? Apa dia peduli padamu? Bahkan saat ini pun, dia tak ada disini menemani mu."

"Karena dia suamiku, Hendri. Pria yang pertama aku cintai dengan dalam, tapi satu kesalahan membuat aku kehilangan cinta suamiku. Kau mengerti kan? Meskipun begitu, aku yakin Faaris perlahan melupakanku, dia hanya bertahan karena merasa bersalah padaku." Jelas Elma membuat dokter Hendri diam.

"Lalu, setelah tau semua ini kau masih mengutamakan pria itu?"

"Ya, karena aku bersalah juga padanya. Aku yang memulai penghianatan, jadi bukan salahnya seandainya pun dia tak mencintai ku lagi dan melupakanku, Hendri. Kau mengerti kan?" Tanya Elma.

"Terus, kau ingin aku melakukan apa?"

"Temui seorang perempuan bernama Balqis dan bawa kemari." Jawab Rachel membuat kening dokter Hendri mengkerut.

"Bukannya Balqis itu sekretaris Faaris?" Elma menganggukan kepala nya.

"Anak buah ku melihat beberapa kali Faaris dan Balqis masuk hotel dan keluar bersamaan, so? Aku patut curiga dengan hubungan keduanya." Jelas Elma.

"Kau yakin ingin bertemu dengan perempuan itu, Elma ? Bagaimana kalau hubungan kedua nya memang lebih dari sekedar atasan dan bawahan?"

"Lalu, kau ingin aku seperti apa? Menjambak nya? Jangan bodoh Hendri. Kau tau benar seperti apa keadaan ku sekarang, aku lumpuh jika kau lupa!" Jawab Elma, lengkap dengan tawa nya. Di situasi seperti ini dia masih bisa tertawa? Padahal hidup nya hanya tinggal menghitung hari.

"Kau akan kuat bicara dengan selingkuhan suami mu sendiri?"

"Belum tentu Faaris berselingkuh kan? Balqis saja belum bisa aku temui. Jadi temukan perempuan itu dan bawa dia kemari secepatnya, aku takut waktu nya tiba dan aku belum sempat menitipkan nya pada perempuan itu." Jawab Elma membuat Dokter Hendri menggelengkan kepala nya heran dengan Elma yang begitu takut Faaris tak ada yang mengurus, padahal pria itu sudah dewasa pasti bisa mengurus dirinya sendiri. Harusnya saat ini Elma memikirkan dirinya sendiri, bukan orang lain.

"Kenapa malah bengong, Hendri?"

"Aku tak habis pikir dengan mu, Elma."

"Tak usah memikirkan aku, nasib ku sudah jelas. Aku mohon pertemukan aku dengan Balqis, kalau perlu besok." Ucap Elma.

"Baiklah, jika memang itu yang kamu mau aku akan melakukan nya."

"Terimakasih Hendri, dari dulu kau tak berubah."

"Mau bagaimana lagi, nama mu masih bertahta di hatiku." Jawab Hendri pelan. Elma tersenyum manis, dia sangat bahagia karena setidaknya Hendri selalu ada untuknya, dan masih mencintainya hingga akhir.

"Jika memang nanti ada kehidupan lain, aku akan berusaha menemukan dirimu dan kita akan hidup bersama dengan bahagia, Hendri. Terimakasih sudah menemani ku hingga akhir." Ucap elmab tulus tak lupa dengan senyuman manis nya yang membuat Hendri luluh lantah. Dia menangis dalam diam, lalu mengangguk cepat.

"Ya, mari hidup dan menua bersama nanti." Jawab Hendri.

"Jika pun nanti aku pergi, aku akan menunggu mu di kehidupan selanjutnya Hendri. Jadi selagi menunggu, kau bisa berbahagia dulu bersama wanita lain, tapi berjanjilah dia harus wanita yang pintar dan sederhana. Jangan seperti aku yang selalu merasa kurang hingga akhirnya kehilangan cinta dari semua orang."

"Kau masih memiliki cintaku, Elma." jawab Hendri. Elma tertawa lepas, ini pertama kalinya perempuan itu tertawa lepas setelah penyakit nya yang merenggut kebebasan nya, tapi di balik itu semua Elma mengerti, dunia tak selalu sama. Terkadang apa yang kita inginkan, tak selalu bisa kita dapatkan. Seperti Elma yang terus mengejar dunia hingga melupakan kewajiban nya terhadap suami nya, alhasil dunia itu semakin menjauh dan inilah yang dia dapat dari obsesi nya, buah dari keserakahan nya.

Di apartemen, Balqis baru saja membuka kedua matanya. Dia mengedarkan pandangan nya, suasana dan tempat yang nampak asing, hembusan angin pelan terasa menyapu lengan nya yang terbuka. Perasaan, dia memakai cardigan tadi. Tapi sekarang kemana benda itu, Balqis bangkit dari rebahan nya dan betapa terkejut nya dia mendapati kancing blouse tanpa lengan nya itu terbuka, lengkap dengan bekas kemerahan yang hampir memenuhi buah kenyal nya itu. Balqis tak heran lagi, ini pasti perbuatan Faaris, siapa lagi kalau bukan pria itu ya kan? Hanya dia yang bisa berbuat seenaknya pada tubuh nya.

"Sudah bangun sayangku?"

"Kamu nakal, memainkan buah kenyal saya tanpa izin." Gerutu Balqis sambil merapikan pakaian nya yang terbuka.

"Kenapa aku harus minta izin? Lagi pula itu adalah milikku." Jawab Faaris santai, membuat Balqis mendelik.

"Ini menempel di tubuh saya, berarti ini milik saya bukan milik anda." Ketus Balqis lengkap dengan cebikan bibir nya.

"Haha, kamu juga milik saya." Jawab Faaris sambil tertawa, lalu berhenti dan merangkak menaiki tubuh Balqis.

"Ingat, jangan sampai ada yang menyentuh mu karena kamu adalah milikku. Apapun yang ada pada dirimu, adalah milikku. Jangan lupakan itu, sayang!" tegas Faaris membuat Balqis mematung.

"Kamu tak berniat mandi atau menata barang-barang mu ke lemari? Atau aku buang saja dan aku ganti dengan yang baru, bagaimana?"

"Tidak perlu, barang-barang saya masih layak untuk di gunakan, semua nya masih bagus. Bahkan ada beberapa blouse yang belum saya pakai sama sekali." jawab Balqis, membuat Faaris mengangkat dagu balqy, membiarkan mata mereka bertemu sejenak.

"Kalau begitu ayo mulai, kamu sudah terlalu lama tidur, jangan menimbun lemak nanti perut mu buncit, meski aku suka tubuh yang berisi tapi tak suka wanita yang perut nya membuncit ya kecuali kalau hamil."

"Iya, saya akan menata barang-barang saya sekarang. Tapi tolong menyingkirlah, kaki saya tertindih oleh tubuh anda yang besar itu." Balqis berusaha menggerakan kaki nya, tapi tentu nya tubuh Faaris yang tinggi besar itu sangat sulit untuk di singkirkan.

"Kiss dulu, anggap saja itu sebagai upah karena aku sudah menggendong mu menaiki tangga."

"Lho, memang nya di apartemen ada tangga nya?" Tanya balqy dengan kening yang mengernyit heran. Setau nya apartemen itu hanya seruangan tok, tapi Faaris bilang dia menggendong nya melewati tangga kan?

"Tentu ada, walau ini apartemen tapi ada 2 lantai, yang harus kamu tau ini apartemen kaum elit sayang, bukan apartemen biasa. Lagipula ini hanya dunia yang di ciptakan oleh halu nya author, Balqis." jawab Faaris sambil terkekeh.

"Oohh iya."

"Kalau begitu cium dulu," Faaris menunjuk kedua pipi nya dengan telunjuk nya, membuat Balqis mau tak mau pun harus mencium pipi Faaris. Tapi satu inchi lagi bibir Balqis menyentuh pipi Faaris, tiba-tiba saja Faaris menoleh dan membuat Balqis mencium bibir Faaris.

Faaris tersenyum di sela ciuman nya, tentu nya kalau sudah ciuman bibir takkan bisa lepas semudah itu, pasti akan ada sesi lumat melumat, cecap mencecap.

****

1
Shakri Aziz
Luar biasa
Nurulhusnaazzahra: terimakasih 🙏☺️
total 1 replies
Bunda
Balqis
Bunda
typo kak
Bunda
ijin baca kak🙏🏻
Nurulhusnaazzahra: silahkan kak semoga suka ya sama cerita nya☺️🙏
total 1 replies
angel
bagus
Nurulhusnaazzahra: terimakasih 🙏☺️
total 1 replies
Nurulhusnaazzahra
pemeran utama laki-laki kak
Allenn
Siapa Danish ?
mety
namanya muslim...ternyata non muslim 🤣🤣🤭
mety
dokter bodoh...dah tau bininya lagi Hamidun kok ngak di obatin dulu 😮‍💨😮‍💨😮‍💨😮‍💨
mety
jarum nya bima 🤭🤣🤣🤣
sri harjuni
good
Nurulhusnaazzahra: terima kasih kak🙏☺️
total 1 replies
mety
wkwkwkwk sambel ulek 🤣🤣🤣
mety
akhirnya 😘😘😘
mety
kapok 😂😂🤣🤣🤣🤣
mety
wkwkwkwk pesan keramat untuk mencuci keris keramat 🤣🤣🤣
Nurulhusnaazzahra
efek orang ganteng kak 🤣🤏
mety
putri katanya polos..kok baru pertama ketemu dah mau aja ...😮‍💨😮‍💨😮‍💨
mety
awalnya malu malu...sekarang malu maluin 🤣🤣🤣
mety
dah Dig dug juga pembacanya 😂
mety
cemunguuuut...😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!