NovelToon NovelToon
Between Two Alpha’S

Between Two Alpha’S

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Manusia Serigala / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: adelita

Elowen, seorang wanita muda dari keluarga miskin, bekerja sebagai asisten pribadi untuk seorang model internasional terkenal. Hidupnya yang sederhana berubah drastis saat ia menarik perhatian dua pria misterius, Lucian dan Loreon. Keduanya adalah alpha dari dua kawanan serigala yang berkuasa, dan mereka langsung terobsesi dengan Elowen setelah pertama kali melihatnya. Namun, Elowen tidak tahu siapa mereka sebenarnya dan menolak perhatian mereka, merasa cemas dengan intensitasnya. Lucian dan Loreon tidak menerima penolakan begitu saja. Persaingan sengit antara keduanya dimulai, masing-masing bertekad untuk memenangkan hati Elowen. Saat Elowen mencoba menjaga jarak, ia menemukan dirinya terseret ke dalam dunia yang jauh lebih berbahaya daripada yang pernah ia bayangkan, dunia yang hanya dikenal oleh mereka yang terlahir dengan takdir tertentu. Di tengah kebingungannya, Elowen bertemu dengan seorang nenek tua yang memperingatkannya, “Kehidupanmu baru saja dimulai, nak. Pergilah dari sini secepatnya, nyawamu dalam bahaya.” Perkataan itu menggema di benaknya saat ia dibawa oleh kedua pria tersebut ke dunia mereka, sebuah alam yang penuh misteri, di mana rahasia tentang jati dirinya perlahan mulai terungkap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Two Alpha's And Mate

Suasana reuni di aula hotel terasa hangat dan penuh tawa, dengan teman-teman Elowen yang berkumpul kembali setelah sekian lama. Terkadang mereka berbicara tentang kenangan lama, saling bertanya kabar, dan tentu saja, membahas berbagai hal yang terjadi sejak lulus. Elowen tersenyum sambil menatap sekeliling, merasakan betapa berbeda atmosfer malam ini dibandingkan dengan dulu.

Beberapa teman pria yang dulu cukup akrab dengan Elowen menghampirinya, memberikan sapaan hangat dan basa-basi yang sudah biasa mereka lakukan. "Elowen, lama nggak ketemu! Gimana kabar kerjaanmu?" salah satu dari mereka bertanya sambil memberikan jabat tangan.

Elowen tersenyum, menjawab dengan santai, "Baik-baik, kalian gimana? Masih pada sibuk dengan pekerjaan masing-masing?"

Percakapan terus mengalir, tapi tiba-tiba pandangan Elowen tertuju pada seorang pria di tengah kerumunan. Cowok itu tampak asing, wajahnya belum pernah ia lihat sebelumnya. Pria itu menatapnya dengan tatapan yang sulit dimengerti, seolah ada makna yang tersembunyi di balik pandangannya. Elowen merasa sedikit aneh, namun dengan cepat ia memutuskan untuk mengalihkan pandangannya. Ia tidak ingin terlalu berpikir tentang hal itu, merasa tidak nyaman dengan intensitas pandangan pria tersebut.

Sandy, salah satu temannya, yang berdiri di sebelah Elowen, kemudian berbicara sambil tersenyum lebar. " Elowen, kenali nih temen aku! Namanya Lucian," kata Sandy sambil menunjuk pria yang baru saja menarik perhatian Elowen. "Maaf ya, aku ajak dia ke sini. Siapa tau dia bisa dapat jodoh di sini, kan?" Sandy bercanda, membuat sebagian teman-teman yang lain tertawa.

Elowen melirik Lucian sekilas, masih merasa sedikit canggung.

"Oh, jadi ini Lucian ya? Kenapa dibawa ke sini?" Erick bertanya sambil tersenyum, mencoba menghilangkan rasa canggung disekitar.

Sandy yang kembali bercanda, menjawab, "Ya, siapa tau dia nyantol ke si elowen kan, lumayan. Kok masih jomblo, kan?"

Mendengar itu, Elowen tertawa ringan dan menjawab, "Biasa, hatiku selalu terbuka untuk semua laki-laki," sambil memberikan senyum yang lebih santai. Teman-teman mereka pun ikut tertawa.

Namun, meski suasana terasa ringan, Lucian tetap menatap Elowen dengan intens. Pandangannya seolah tidak bisa lepas dari Elowen, dan meskipun Elowen mencoba mengabaikannya, ia merasakan ketegangan yang mulai mengganggu. Rasanya seolah ada sesuatu yang lebih dalam dalam pandangan itu, yang membuat Elowen merasa sedikit risih.

Akhirnya, setelah beberapa menit berbincang, Elowen memutuskan untuk mengambil jeda sejenak. "Aku ke toilet sebentar, ya. Kalian tetap ngobrol dulu," katanya sambil memberikan senyum ringan, berharap bisa sedikit menjauh dari pandangan Lucian yang terus mengarah padanya. Ia melangkah menuju toilet, berharap bisa menenangkan pikirannya sejenak dan menghindari ketegangan yang mulai terasa semakin berat.

...➰➰➰➰...

Setelah Elowen pergi dengan Jessica, suasana di aula tetap ramai. Valerie masih duduk bersama teman-temannya, sementara Loreon, yang tampak sedikit cemas, memeriksa ponselnya. Tiba-tiba, ponselnya bergetar, menandakan panggilan masuk. Loreon mengangkat kepala dan menatap Valerie sejenak, memberi isyarat bahwa dia perlu keluar untuk menjawab panggilan.

"Maaf, aku harus keluar sebentar," kata Loreon singkat, suara khasnya terdengar tegas.

Valerie mengangguk, mengerti bahwa pekerjaan Loreon sebagai bodyguard terkadang mengharuskan dia untuk menjauh sejenak.

Sementara itu, Valerie, yang tak ingin mengganggu Loreon, bergerak menuju minibar dan mulai memilih minuman yang akan dinikmati. Dia duduk di sana, melirik sejenak ke arah Loreon, yang kini sedang sibuk dengan pembicaraan di luar aula. Beberapa detik kemudian, Valerie menatap sekeliling ruangan, menikmati momen tenang ini.

"Tak masalah, aku cuma akan ambil minum di minibar," jawab Valerie, tersenyum tipis.

Loreon mengangguk dan berjalan menuju pintu aula. Sesampainya di luar, ia menemukan tempat yang cukup sepi untuk berbicara. Segera, dia menekan tombol untuk menerima panggilan tersebut. Suaranya terdengar serius saat berbicara dengan seseorang di ujung sana, berbicara tentang hal-hal yang lebih penting dari sekadar pertemuan sosial.

Waktu berjalan, dan Loreon tetap terfokus pada percakapannya, meskipun hatinya tak lepas dari pemikirannya tentang Elowen, yang kini berada di luar jangkauan, bersama teman-temannya.

...➰➰➰➰...

Elowen melangkah cepat menuju toilet setelah pamit dengan teman-temannya. Dia bisa merasakan pandangan mata yang terus mengikutinya, terutama dari arah Lucian yang masih tetap menatapnya dengan tatapan sulit dimengerti. Meskipun Elowen berusaha mengabaikannya, ada perasaan tak nyaman yang mulai menggerayangi hatinya. Begitu dia tiba di depan pintu toilet, Elowen menarik napas panjang dan meremas dadanya. Ada perasaan gemuruh, cemas, dan ketidakpastian yang mendera.

"Apa yang salah dengan diriku?" Elowen membatin, berusaha meyakinkan diri bahwa semuanya hanya perasaan saja. "Mungkin hanya paranoid," katanya pada dirinya sendiri sambil masuk ke dalam toilet.

Di dalam toilet, Elowen mencoba menenangkan dirinya. Dia berdiri di depan cermin, menyusun napas. Hanya beberapa menit berada di dalam sana, tetapi seolah waktu terasa lebih lama. Hati Elowen masih berdebar-debar, meskipun dia mencoba untuk tetap tenang. Semua terasa lebih berat, seperti ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan menggelayuti pikirannya. Tatapan Lucian yang aneh itu terus menghantuinya.

Setelah lima menit berlalu, Elowen memutuskan untuk keluar dan kembali bergabung dengan teman-temannya. Saat dia baru saja membuka pintu dan melangkah keluar, tiba-tiba—tanpa peringatan—sebuah tangan kuat menariknya dengan cepat. Terkejut, Elowen hampir kehilangan keseimbangan. Dia berusaha berteriak, tapi mulutnya terbungkam. Sebelum sempat melawan, pintu toilet perempuan itu tertutup rapat dan terkunci dari dalam.

Suasana menjadi sunyi. Hanya detak jantung Elowen yang terdengar keras di telinga, bersamaan dengan gemuruh ketakutan yang mulai menjalar dalam dirinya. Di dalam kegelapan sempit itu, Elowen bisa merasakan kehadiran seseorang yang tidak bisa dilihatnya. Tangan yang menariknya tadi masih ada, seolah menahan dirinya di tempat itu. Nafasnya yang terengah-engah semakin cepat, jantungnya berdebar tak terkendali. Keadaan di dalam toilet itu terasa sangat mencekam.

Siapa yang menariknya? Kenapa? Dan, lebih penting lagi... apa yang akan terjadi selanjutnya? Elowen merasa semakin takut, dengan ketegangan yang terus meningkat di sekelilingnya.

...➰➰➰➰...

Elowen merasa tubuhnya terpojokkan, dihadapkan oleh pria yang tidak dikenalnya. Tubuhnya ditahan dengan kuat, sementara pria itu memegang pundaknya, menekan tubuhnya ke dinding dengan posisi yang tak bisa ia hindari. Ia terpaksa menghadapi pria itu, yang mendekatkan wajahnya, sebelum tanpa peringatan, dia mencium Elowen dengan brutal. Ciuman itu begitu mendalam, seakan pria itu menyerahkan seluruh perasaannya pada Elowen, seolah dia terjebak dalam pesona yang membingungkan.

Elowen sempat terdiam sejenak, hampir membeku dalam ketakutan dan kebingungannya. Tetapi, seiring dengan ciuman itu, rasa panik yang begitu kuat mulai mengguncang tubuhnya. Dengan cepat, dia mulai memberontak, mendorong tubuh pria itu dengan keras, berusaha untuk melepaskan diri dari cengkeramannya. Meskipun tenaga Elowen tak sebanding dengan pria yang memegangnya, dia berusaha sekuat tenaga, berteriak, berusaha mengeluarkan suara.

Namun, saat ia mendengar suara pria itu, sebuah kata-kata yang menggema dan menyentuh telinganya, Elowen langsung terdiam. "Kamu punya aku. Hanya aku yang bisa milikin kamu, tidak ada yang lain," ujar pria itu dengan suara berat dan penuh emosi.

Elowen tidak mengenali suara itu, dan entah kenapa kalimat itu terdengar mengiang di telinganya, membuat kepalanya terasa berputar. Rasanya kata-kata itu menggema begitu dalam di pikirannya, membuat perasaan takut dan bingung semakin besar.

Tiba-tiba, seiring dengan kebingungannya, suara keras terdengar dari luar. Pintu toilet yang terkunci itu dihantam keras, dan sebuah suara gemuruh menggetarkan dinding. Pintu terlempar terbuka, dan masuklah sosok yang sangat dikenalnya—Loreon. Mata Loreon yang penuh dengan amarah dan kebencian langsung tertuju pada pria yang sedang memegang Elowen. Wajahnya merah, dan bisa dilihat jelas bahwa dia tak bisa menahan emosinya lagi.

Dengan sekejap, Loreon melangkah cepat ke depan. Tanpa peringatan, dia mengayunkan tangannya, meninju pria itu dengan kekuatan luar biasa. Pria itu terlempar jauh, terhempas ke dinding toilet, dan dinding itu langsung retak, pecah begitu saja. Kaca yang berada di sekitar ruangan itu pun ikut pecah, seolah semuanya hancur dalam sekejap.

Elowen yang masih terkejut, melihat kekuatan luar biasa yang dimiliki Loreon. Dia tidak tahu harus berbuat apa, hanya bisa terdiam di tempatnya. Tetapi, dalam hatinya, ia merasa ada kelegaan, meskipun perasaan takut masih membayangi.

1
☆Peach_juice
Ceritanya seru banget😭

oh iya mampir juga yuk dikarya baruku, judulnya ISTRI PENGGANTI TUAN ARSEN😁🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!