Emergency Wedding

The wedding 1

Boy menatap pantulan dirinya di depan cermin dengan aura wajah yang dingin, ia berjalan keluar dari kamar hotel tanpa senyum sedikit pun di wajahnya yang tampan dan gagah.

"Akhirnya kau menikah juga." Luna memeluk putra tampannya. "Kau tahu? Kimberly sangat cantik dan sudah tidak sabar untuk menjadi istrimu." Ucap Luna sambil berjalan di samping putranya.

"B, jauh lebih tidak sabar untuk menjadi suaminya ...." Boy tersenyum dengan seringai tipis di bibirnya.

Dengan di kawal langsung oleh Mark, Boy berjalan menuju ballroom tempat acara pernikahan akan berlangsung. Dan di sepanjang perjalanan Boy mencari keberadaan Agam dan juga Liam asistennya, namun dua orang yang dicarinya tidak menampakkan batang hidungnya.

"Orang yang kau cari tidak ada di sini." Bisik Luna dengan senyum tipis dibibirnya, ia tahu kalau putranya sedang mencari keberadaan asisten pribadinya dan juga sepupunya Agam. Dua orang setia yang selalu membantu Boy dalam segala hal.

"Apa maksud mom?" Boy mengerutkan keningnya.

"Kau jangan pura-pura bodoh." Luna menepuk bahu putranya. "Agam dan Liam tidak akan bisa hadir di acara pernikahan mu, karena mereka tidak akan bisa masuk ke dalam ballroom." Luna tertawa puas, saat rencana ia dan suaminya Dafa berjalan sesuai rencana. Mark yang bertugas menjaga Boy di Mansion utama agar tidak kabur, dan pengawal yang lainnya menjaga Kimberly agar tidak di culik oleh anak buah putranya. Dan saat ini Agam dan Liam tengah di tahan oleh pengawal pribadi suaminya, agar tidak bisa masuk di dalam ballroom untuk menggagalkan pernikahan Boy.

"Mom kau benar-benar keterlaluan, Agam itu sepupuku." Boy menatap tak percaya dengan apa yang dilakukan mommy nya, bahkan sepupunya saja tidak diijinkan masuk ke dalam ballroom.

"Sudah kau jangan berakting dramatis seperti itu, biasanya juga kau selalu menindas Agam." Luna terus berjalan sembari tersenyum pada seluruh tamu undangan.

Boy hanya menggelengkan kepalanya, tanpa mau menyahut pada ucapan mom nya.

Dan disinilah Boy berada duduk di samping calon istrinya, yang terbilang sangat cantik tanpa celah sedikitpun. Dan Luna yang duduk di samping Dafa, terus tersenyum bahagia karena rencananya untuk menikahkan putranya sebentar lagi menjadi kenyataan.

"Di mana ayah dari mempelai wanitanya?" tanya petugas yang duduk di depan mempelai pria dan wanita.

Semua orang saling menatap dengan bingung, dan mengedarkan pandangannya mencari sosok laki-laki paruh baya yang menjadi wali nikah dari Kimberly.

"Di mana Daddy mu?" tanya nyonya Victoria, saat baru menyadari suaminya tidak ada di kursi samping putrinya.

"Aku tidak tahu Mom." Jawab Kimberly.

Dan terjadilah kekacauan di dalam ballroom, karena ayah dari mempelai wanita menghilang.

"B ... ini pasti kerjaanmu." Luna menarik telinga putranya.

"Mom lepaskan! Di sini banyak orang."

Luna menarik tangannya sambil berdeham dengan keras. "Awas kau ya!" Luna menatap tajam pada putranya, dan segera menghampiri suaminya. "Bagaimana sayang?" tanya Luna pada Dafa.

"Ini kerjaan Tim Delta." Ujar Dafa dengan wajah yang memerah karena marah, ia tidak menyangka jika putranya menggunakan cara menculik ayah dari mempelai wanita.

"Jadi bagaimana ini, sayang." Luna menatap pada para tamu undangan yang tengah berbisik-bisik.

Dafa hanya diam sembari memerintahkan pada Mark untuk mencari Tuan Zein, sementara itu Boy yang melihat kepanikan di wajah Mom Luna dan Dad Dafa hanya tersenyum tipis penuh arti.

"Senang berkenalan denganmu mantan mempelai wanita ku." Bisik Boy pada Kimberly lalu berdiri dari duduknya.

Membuat Kimberly terkejut dan bingung, karena tidak tahu apa yang sebenernya tengah terjadi.

"Bye Mom .. Dad ...." Boy melambaikan tangannya dengan senyum penuh kemenangan di bibirnya, ia berjalan dengan langkah tegapnya keluar dari ballroom.

Luna dan Dafa yang melihat kepergian putranya, hanya bisa menatap punggung Boy dengan perasaan campur aduk antara marah, kesal, dan salut pada kepintaran putra mereka.

"Emergency Wedding mission success." Seru Boy sembari masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan oleh Liam dan Agam.