Rindunya adalah hal terlarang. Bagaikan sebuah bom waktu yang perlahan akan meledak di hadapannya. Dia sadar akan kesalahan ini. Namun, dia sudah terlanjur masuk ke dalam cinta yang berada di atas kebohongan dan mimpi yang semu. Hanya sebuah harapan rapuh yang sedang dia perjuangkan.
Ketika hubungan terjalin di atas permintaan keluarga, dan berakhir dengan keduanya bertemu orang lain yang perlahan menggoyahkan keyakinan hatinya.
Antara Benji dan Nirmala yang perlahan masuk ke dalam hubungan sepasang kekasih ini dan menggoyahkan komitmen atas nama cinta itu yang kini mulai meragu, benarkah yang mereka rasakan adalah cinta?
"Tidak ada hal indah yang selamanya di dunia ini. Pelangi dan senja tetap pergi tanpa menjanjikan akan kembali esok hari"
Kesalahan yang dia buat, sejak hari dia bersedia untuk bersamanya. Ini bukan tentang kisah romantis, hanya tentang hati yang terpenjara atas cinta semu.
Antara cinta dan logika yang harus dipertimbangkan. Entah mana yang akan menang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Cinta Yang Sebenarnya
Sebenarnya bukan perasaan cinta yang pernah dirasakan. Hanya karena terlalu sering bersama sejak kecil hingga dewasa, maka mereka menganggap perasaan nyaman ini adalah sebuah cinta. Namun, seiring waktu berjalan, bahkan mereka berdua sadar jika cinta yang sebenarnya bukan seperti yang mereka rasakan saat ini.
"Ini yang Daddy takutkan ketika kalian mulai dewasa, kalian akan mengerti apa yang sebenarnya kalian rasakan. Tapi sekarang, tidak bisa kalian menolak apa yang terjadi, karena pernikahan sudah di depan mata, jangan membuat dua keluarga harus menanggung malu"
Laura kembali ke kamarnya setelah mendengar ucapan Daddy. Pada nyatanya pernikahan ini tidak akan bisa terhindar. Laura duduk di pinggir tempat tidur, menatap sebuah figura foto yang terpajang di dinding kamarnya ini. Foto dirinya dan Nirmala masih berada disana, membuat perasaan rindu yang begitu besar.
"Nirma, kapan kamu akan menghubungiku? Meskipun kamu pergi, setidaknya memberi kabar padaku. Aku merindukanmu"
Laura menghembuskan nafas berat, hari-harinya selaku terasa ceria saat bersama Nirmala. Tidak sekalipun dia merasa kesepian seperti saat ini. Laura mengambil ponsel dari dalam tas disampingnya, menekan nomor ponsel Galen.
"Hallo Galen, aku bertanya pada Daddy, dan dia bilang jika Nirma pergi ke Negara di arah Eropa. Tapi Daddy juga tidak tahu dimana tepatnya itu"
"Aku akan mencarinya, terima kasih informasinya"
"Iya"
Laura memutuskan sambungan telepon, kembali menyimpan ponsel disampingnya. Lalu dia merebahkan tubuhnya dengan tangan terlentang di atas tempat tidur. Tatapannya menerawang pada kejadian di Restoran saat dia bertemu dengan Benji. Sejak saat itu, dia tidak menghubunginya lagi.
"Mungkin memang dia sudah tidak ingin berhubungan lagi denganku. Hah... Jika saja situasinya tidak seperti ini. Seandainya aku dan Galen tidak terlibat dalam perjodohan keluarga, mungkin kami bisa bebas memilih siapa yang ingin kami cintai dan miliki"
Namun, siapa yang bisa mengalahkan sebuah pernikahan bisnis. Bahkan seorang seperti Galen yang sudah beberapa kali menentang, juga tidak bisa benar-benar terlepas dari pernikahan bisnis ini.
*
"Apa maumu sebenarnya?!"
Teriakan itu menggema di dalam ruangan sempit ini. Seorang pria yang berdiri di depannya hanya tersenyum sinis, dia berjongkok di depannya, mencengkram dagu gadis di depannya dengan kasar.
"Aku ingin memilikimu, tapi kau malah mencintai Galen Austin. Apa? Karena dia hebat atau karena dia kaya? Apa alasanmu mencintainya?!" teriaknya di akhir kalimatnya.
"Yang kamu rasakan bukan cinta!" Tidak mau kalah, gadis itu juga berteriak. Mengusap air mata yang mengalir begitu saja. Dia menatap pria di depannya dengan lekat. "... Yang kamu rasakan itu bukan cinta. Hanya sebuah obsesi semata, yang jelas tidak akan pernah bisa kamu memiliki sebuah cinta di atas obsesi"
Plak... Sebuah tamparan yang kembali mendarat di pipinya yang sudah penuh dengan lebam itu.
"Baiklah, karena obsesi itu juga tidak akan aku biarkan kamu bersama siapapun, selain bersamaku!"
Pria itu mengukung tubuh gadis di depannya, mencoba kembali untuk merenggut hal yang dipertahankan olehnya. Menciumnya dengan kasar, bahkan gadis itu tak bisa menghindar. Namun, dia selalu punya cara hanya untuk mempertahankan hal paling berharga dalam dirinya. Dia menggigit bibir pria yang menciumnya dengan kasar itu hingga berdarah.
"Argh... Sial"
Plak... Tampan keras kembali mendarat di pipinya, bahkan kali ini diiringi dengan sebuah pukulan dan tendangan. Gadis itu hanya meringkuk memeluk tubuhnya sendiri saat pria itu kembali menyiksanya hanya karena lagi-lagi dia gagal mendapatkan apa yang dia mau darinya.
"Bunuh saja aku!" teriaknya dengan penuh rasa putus asa.
"Hahaha... Terlalu mudah jika hanya untuk membunuhmu. Sudah aku bilang, aku hanya ingin bersamamu dan memilikimu, Sayang" ucapnya sambil mengelus pipi gadis itu dengan senyuman penuh arti.
"Lebih baik aku mati daripada harus hidup bersama dengan pria seperti itu!"
"Semakin kau berani, maka semakin aku tertarik untuk mendapatkanmu dan tidak akan melepaskanmu sampai kapanpun"
Pria itu berbalik, melihat seorang pelayan yang berdiri di anak tangga dengan membawa nampan berisi makanan. Dia mengambil nampan itu dari pelayan, menyuruhnya untuk pergi dan kembali pada pekerjaannya.
"Makanlah, aku tidak mau membawa mayatmu keluar dari sini, sebelum kau menjadi milikku" ucapnya dengan menaruh makanan di depan gadis yang beringsut ketakutan di dekat dinding.
Setelah pria itu pergi, dia hanya menatap makanan itu dengan terisak. Mengambilnya dan mulai memakannya dengan perlaan.
"Setidaknya aku harus bertahan sampai ada orang yang datang menyelamatkan aku. Tapi, apa ada yang sadar jika sebenarnya aku disini?"
*
"Saya sudah menyebarkan orang-orang kita di semua Negara di Eropa untuk mencari keberadaan Nona. Semoga saja akan ada kabar baik"
Galen hanya mengangguk saja mendengar ucapan Johan. Semua hal telah dia lakukan untuk menemukan keberadaan Nirmala, sekarang dia hanya berharap akan segera menemukan gadis itu. Karena selama ini, perasaannya selalu tidak enak ketika mengingat Nirmala. Yang paling Galen takutkan adalah Nirmala yang mungkin dalam keadaan tidak baik-baik saja.
"Dan untuk proyek dengan Tuan Davidson, kita akan kembali bersaing dengan Tuan Xavier"
Gelan menghela nafas pelan, senyum tipis tersemat di bibirnya. "Dia masih begitu dendam padaku, sebaiknya kita berhati-hati dengannya. Bisa saja dia berbuat curang. Dia bisa melakukan apa saja"
"Baik Tuan, saya akan lebih berhati-hati"
"Hmm"
Johan keluar dari ruangan Tuannya setelah dia selesai dengan laporannya. Kembali ke meja kerjanya dan mengerjakan sisa tumpukan berkas yang harus dia periksa sebelum diserahkan pada Galen.
"Melihat dia seperti itu, rasanya aku jadi kasihan. Sampai segitunya dia mencintai Nona Nirmala"
Johan mengetahui tentang semua perasaan Galen, karena meski berpacaran dengan Laura, dia pernah bilang jika perasaannya pada Laura entah itu benar cinta atau bukan. Sampai dia menyadari jika cintanya sejak awal memang untuk Nirmala. Hanya saja, dia terlambat menyadari. Dan tentang perjodohan diantara dua keluarga ini, sudah pasti akan sulit ditentang. Maka dari itu, Galen berada dalam posisi yang benar-benar sulit sekarang.
"Semoga saja Nona akan segera ditemukan, dan ada jalan untuk pernikahan ini gagal. Meski hal itu sangat sulit untuk terjadi"
Johan melihat jelas keadaan Galen yang benar-benar kacau dan terkadang kehilangan fokus saat dia bekerja. Benar-benar tidak seperti Galen yang biasanya.
"Semoga saja mereka bisa bersama"
Bersambung
lanjut kak tetap semangat 💪💪💪