NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Romansa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Vgflia

"Ganti rugi 80 juta atau menikah dengan saya?"

Kristal Velicia, gadis yatim piatu dengan paras yang sangat cantik. Menjadi penyebab kecelakaan sebuah mobil mewah.

Gadis itu di tuntut ganti rugi atau menikah dengan pemilik mobil tersebut.

Pria tampan bersifat dingin bersama gadis cantik dan ceria.

Bagaimanakah nasib pernikahan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vgflia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 6

Kristal menatap Kay yang ada di sampingnya sekilas, lalu kembali menatap ke arah jendela mobil. Dia menghela nafas. "Kenapa aku ada di sini?" gumamnya.

Kay melirik gadis yang ada di sampingnya. Sudah empat kali dia mendengar helaan nafas dari gadis itu, namun tidak dihiraukan olehnya.

"Kita sudah sampai," ucap Leo.

Kristal turun dari mobil duluan. Dahinya berkerut bingung menatap gedung rumah sakit di depannya. "Kenapa kita ke rumah sakit?" Dia menatap Leo yang mendorong kursi roda Kay. Seketika, matanya melotot sempurna. "Jangan-jangan mereka mau balas dendam padaku, karena membuat pria itu lumpuh?!" Kristal menutup mulutnya. Wajahnya memucat karena takut.

"Hei, kenapa kau bengong disitu? Ayo masuk!" panggil Leo dan kembali mendorong kursi roda Kay, memasuki gedung rumah sakit.

Kristal berjalan di samping Kay dan Leo dengan wajah murung. "Nanti aku kerja apa kalau kakiku lumpuh? Memang ada orang yang memperkerjakan orang cacat?" Dia kembali menghela nafas panjang untuk yang kesekian kalinya.

Leo yang sudah jengah dengan gadis di sampingnya, akhirnya membuka suara. "Kenapa wajahmu tertekan begitu? Harusnya kau bahagia semobil dengan Kay. Apa kau tidak tahu berapa banyak gadis yang memimpikan posisimu?" protes Leo dengan nada sewot.

Kristal menoleh dengan mata berbinar. "Benarkah?" tanyanya antusias.

Leo menatap Kristal, menarik sudut bibirnya dengan bangga. "Tentu saja, kau itu harus bersyukur-"

"Kau punya nomornya?" sela Kristal dengan cepat.

Leo menautkan kedua alisnya bingung. "Apa?"

"Kau punya nomor gadis-gadis yang menginginkan posisiku sekarang? Ah, sebentar." Kristal merogoh ponsel di kantong celananya. "Berapa nomornya? Biar aku telpon agar mereka datang menggantikan ku, aku punya sedikit pulsa." Dia tersenyum tanpa mengedipkan matanya, menanti nomor gadis penyelamatnya.

Leo melongo, sedangkan Kay tersenyum miris. Gadis ini benar-benar gangguan jiwa. Pikir keduanya

"Kenapa?" Tanya Kristal dengan heran.

Leo mendorong Kau masuk ke dalam ruangan pasien tanpa membalas ucapannya.

Kristal cemberut. Apa yang salah dari ucapannya? Dia kembali memasukan ponselnya lalu mengikuti kedua pria itu.

Gadis itu masuk kedalam ruangan berbau obat-obatan itu. Tatapannya kemudian tertuju pada seorang pria tua yang berbaring di atas ranjang rumah sakit. Ruangan besar dengan perabotan yang lengkap, bisa Kristal pastikan ini adalah ruangan VVIP dengan harga yang sangat mahal.

"Kay, kau datang?" Pria tua itu tersenyum, tapi sesaat kemudian senyumannya memudar. "Dimana cucu menantuku? Jangan bilang itu assisten mu," ujar Kakek Frans dengan datar.

"Kakek, aku masih suka wanita," balas Leo sedikit tidak terima dengan tuduhan Kakek Frans.

"Suka wanita tapi sampai sekarang kau masih jomblo, kakek lama-lama curiga pada kalian berdua." Kakek Frans menyipitkan kedua matanya dengan curiga. Dia memang sempat mendengar rumor-rumor aneh, yang beredar tentang cucu dan asistennya itu.

Kay mendengus kesal. Dia memang tidak menyukai wanita, tapi dia juga tidak segila itu untuk menyukai sesama jenis.

"Aku membawanya, Kek." Kay menoleh dan Leo langsung menyingkirkan badannya.

Gadis cantik berambut panjang itu mengerjapkan matanya dengan bingung, saat ketiga pria itu menatapnya.

"Dia calon istriku," ucap Kay setelah pandangannya beralih pada Kakek Frans.

Kakek Frans menatap Kristal dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan diam. Hening beberapa detik, sebelum dia menarik sudut bibirnya.

"Selera cucuku lumayan juga. Kemari, Nak!" Kakek Frans mengangkat tangannya memanggil Kristal.

Kristal menghampiri Kakek Frans sambil celingak-celinguk seperti orang linglung.

"Anak baik, siapa namamu?" tanya Kakek Frans, mengusap puncak kepala Kristal.

Kristal tersenyum dengan canggung. "Aku Kristal, Kek," balasnya. Sebenarnya, Kristal sedikit tidak nyaman mendapatkan perlakuan manis, dari orang asing di depannya, tapi Kristal juga tidak bisa menolak orang tua karena itu tidak sopan.

"Nama yang cantik, sama seperti orangnya," puji Kakek Frans. Sedangkan Kristal hanya membalas dengan senyuman. Dia sungguh tidak mengerti dengan situasi saat ini.

"Bagaimana kalian bisa bertemu, Nak?" tanya Kakek Frans lagi, tanpa melepaskan pandangannya dari wajah cantik Kristal.

"Kami bertemu di cafe Paman Wiliam." Kali ini Kay yang membuka suara.

Kakek Frans melirik Kay dengan datar. "Kakek bertanya pada Kristal, kenapa kau yang membalas?" ujarnya dengan nada tidak suka.

Kay merotasikan matanya, sedangkan Leo berusaha menahan tawa di belakang sana.

"Nak, ini memang terlalu cepat bagimu, tapi kakek ingin kalian segera menikah, setelah kakek keluar dari rumah sakit. Tidak apa-apa, kan?" tanya Kakek Frans dengan penuh harap. Dia sudah sangat lama menantikan momen ini.

"Eh, itu-" Kristal mengigit bibir bawahnya. Apa yang harus dia katakan? Sebenarnya apa yang sedang terjadi disini? Menikah? Apa dia disuruh bertanggung jawab dengan menikahi cucunya?

Melihat keraguan di wajah Kristal Kakek Frans kembali membuka suara. "Kakek dan Kay akan menemui kedua orang tuamu dan melamar mu, kamu tidak perlu khawatir," ujarnya kembali berusaha meyakinkan Kristal.

"Kakek, orang tuaku sudah lama meninggal, aku tinggal sendiri selama ini." Meski sedang tersenyum, suara Kristal bergetar saat mengatakan kalimat menyakitkan itu.

Kakek Frans tampak terkejut, tapi dia segera menormalkan wajahnya. "Maaf, kakek tidak tahu. Pasti berat bagimu mengatakannya." Dia menatap gadis di depannya dengan iba. Ada perasaan kasihan yang bersarang di hatinya, saat mendengar ucapan gadis itu.

Kay yang melihat raut wajah Kristal langsung membuka suara. "Kakek istirahatlah, kami akan datang menjenguk kakek lagi nanti."

Kakek Frans mengangguk, menyetujui perkataan cucunya. Sebenarnya dia masih ingin menanyakan banyak hal, tapi melihat situasinya yang tidak tepat, dia akan menundanya untuk kali ini.

"Ayo," ucap Kay dengan Leo yang mendorong kursi rodanya keluar ruangan.

"Kristal pamit dulu, Kakek. Semoga cepat sembuh," sahutnya, tersenyum dengan tulus.

Kakek Frans mengangguk, membalas senyuman Kristal. "Hati-hati di jalan, Nak."

Gadis itu berjalan ke tempat parkir sambil melamun. Moodnya sedikit tidak bagus setelah keluar dari ruangan Kakek Frans. Sudah lama tidak ada yang membahas kedua orang tuanya, membuat pikirannya melayang kesana kemari sejak tadi

"Ada yang harus saya bicarakan denganmu, masuk ke mobil."

...•••...

"Aku tidak setuju dengan pernikahan ini!" Kristal meninggikan suaranya. Dia menunjukkan wajah yang tidak bersahabat pada pria di depannya ini.

Sudah lima belas menit berlalu sejak mereka meninggalkan rumah sakit. Dan sekarang keduanya sedang berdebat di dalam mobil, dengan Leo sebagai penyimak.

Kay tersenyum tipis, bahkan sangat tipis sampai tidak terlihat sama sekali. Seumur hidup ini pertama kalinya dia ditolak, apalagi oleh seorang wanita.

"Jika karena kaki saya-"

"Baiklah, aku minta maaf karena membuat kakimu lumpuh, tapi apa tidak ada hal lain yang bisa aku lakukan selain menikah?" sela Kristal. Raut wajahnya terlihat sangat frustasi sekarang. Menikah? Ayolah, dia belum berpikir sampai kesana selama ini. Bahkan berpacaran saja dia tidak pernah apalagi menikah.

Sesaat kemudian keluar kekehan dari mulut Kay. Wajah Kristal berkerut bingung. Apa yang pria aneh ini tertawakan? Apakah ada yang lucu dari kalimatnya?

"Saya sudah lumpuh dari lima belas tahun yang lalu, tidak ada hubungannya denganmu," jelasnya tanpa menoleh sedikitpun.

Kristal mengerjapkan matanya. Dia langsung mendekatkan tubuhnya ke arah Kay. "Benarkah?" tanyanya dengan antusias.

Kay melirik sekilas dengan sinis. "Kenapa wajahmu terlihat bahagia saat mendengar saya lumpuh dari lama?"

Gadis itu cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Bukan itu maksudnya, Pak. aku kan bukan penyebab kaki bapak lumpuh, jadi harusnya aku tidak perlu bertanggung jawab atau menikahi bapak," jelas Kristal dengan senyum bangga. Sia-sia saja dia khawatir dari tadi.

Kay menoleh, lalu mendorong dahi Kristal dengan satu jarinya. "Jangan terlalu dekat, saya tidak suka dekat-dekat dengan wanita." Dia kembali menatap lurus kedepan.

Kristal memasang wajah cemberut. "Tidak suka dekat-dekat dengan wanita, tapi ingin menikah dengan saya," cibirnya.

"80 juta harga perbaikan mobil saya."

Tubuh Kristal menegang mendengar perkataan Kay. Nominal yang tidak sedikit itu membuatnya bertanya-tanya, apakah dia disuruh mengganti rugi atas kecelakaan semalam? Dia terdiam, menatap Kay dengan raut wajah yang sulit diartikan.

Kay menoleh dengan wajah datarnya. "Ganti rugi 80 juta atau menikah dengan saya?"

1
Serenarara
Tiga gaun pengantin, buseet...pameran baju mbak? /Facepalm/
Serenarara
IQ berapa sih ni cewe... /Sweat/
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Next Thor✍️
Frily°>Hiat)
Keren!
Aylla Masoara
seru bangettt, nexttttt!!!!
elaretaa
Semangat Kak, ditunggu kelanjutannya 🍒
Ezz
semangat kakk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!