Hasta dan Jesan menjalin hubungan tanpa di ketahui kedua orang tua Hasta karena sang Mama yaitu Sarah tidak merestui hibungan mereka karena status social yang mana Jesan hanya anak yatim piatu. Akan tetapi, Hasta tetap bertahan sampai tiga tahun lamanya membuat Sarah curiga dan mencari tau keberadaan Jesan hingga Sarah melakukan kekerasan pada Jesan hanya untuk menyuruhnya menjauhi Hasta.
Sarah menjodohkan Hasta dan Anjani sampai mereka menikah, tetapi pernikahan Anjani seperti di neraka baginya karena selama lima tahun mereka menikah Hasta tidak pernah sekalipun membalas cinta Anjani dan memilih kembali bersama dengan Jesan yang selama lima tahun tidak bertemu dan akhirnya mereka dipertemukan lagi. Lalu Hasta memutuskan menikah dengan cinta pertamanya.
Bagaimana kah nasib pernikahan Anjani, apakah gadis itu menerima jika suatu saat dirinya mengetahui pernikahan kedua suaminya?
happy reading😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 ( Pantai ... aku tidak mau kesana lagi )
Di sebuah rumah yang terbilang sangat mewah milik keluarga Giandra seorang pria sedang berusaha membujuk seorang gadis yang saat ini sedang duduk membelakangi pria itu yang tidak lain adalah Andrew.
“Sayang, adik ku, manis ku. Udah dong ngambeknya. Kakak tadi habis meeting jangan marah ya. Salah kan Ayah yang selalu menyuruh kakak sibuk di kantor. Padahal tadi aku sudah menolaknya tapi Ayah selalu maksa kakak buat temuin kliennya,” bujuk Andrew sebisa mungkin agar adiknya tidak merajuk terus menerus.
“Gak usah alasan deh kak, jangan bawa-bawa Ayah. Itu memang kewajiban kakak sebegai penerus keluarga,” jawab Jesan masih membelakangi Andrew.
“Nah itu kamu tau. Gini aja deh besok gimana kalau kita ke pantai kamu sangat suka pantai kan? Terakhir kali kita ke sana saat kamu baru sembuh,” seru Andrew.
“Pantai … aku gak mau ke sana lagi,” lirih Jesan.
Gadis itu berbalik menghadap Andrew dengan kedua matanya yang sudah berkaca-kaca membuat Andrew tidak tega meihatnya. Ia berjongkok memegangi kedua tangan Jesan yang mulai terasa dingin ia teringat akan kenangan masa lalu bersama sang kekasih dan kekerasan yang ia alami. Andrew hanya merasa iba dan peduli pada gadis iu entah kekerasan yang seperti apa yang dialami Jesan sampai ia menjadi trauma. Karen sampai saat ini Jesan enggan bicara jujur siapa pelaku yang membuat hidupnya menjadi seperti itu.
Flashback
Kobaran api terus saja melahap hampir seluruh rumah kontrakan yang di tempati Jesan. Dalam keadaan setengah sadar dan tergelatak di lantai merasakan panasnya api yang semakin membesar dan tiba-tiba dengan samar-samar Jesan melihat ke arah knop pintu yang bergerak perlahan hingga terdengar ketukan pintu yang sangat kencang, tetapi sayang Jesan perlahan memejamkan kedua matanya lalu pingsan seketika di tempat.
Brak
“Neng …” teriak seorang pria yang langsung menghampiri Jesan dengan cepat ia menggendong tubuh mungil Jesan berusaha keluar dari rumah itu dengan selamat. Pria itu berlari sebisa mungkin menghindari tempat kebakaran. Ia berlari ke tempat yang sangat sepi dan tidak di ketahui orang lain setelah itu barulah para warga berdatangan dan beberapa penghuni datang berusaha memadamkan api itu.
Pria itu meletakkan tubuh Jesan di atas aspal, ia memperhatikan beberapa luka ditubuhnya membuat hatinya terasa sakit,”Siapa yang melakukan ini padanya. Tega sekali mereka,” gumam pria itu memperhatikan setiap luka yang berada di tangan dan wajahnya kemudian ia meraih ponselnya menghubungi seseorang untuk datang membawa mobil dan membawa Jesan ke rumah sakit.
Singkat cerita Jesan sudah berada di rumah sakit dan di tangani beberapa dokter khusunya dokter Arhan yang merupakan teman dekat pria itu. Saat Arhan memeriksa ia pun terkejut melihat luka yang ditubuh gadis itu, tetapi beruntung Jesan tidak ada sedikit pun luka bakar.
Esoknya Jesan tersadar dan mendapati seorang pria yang tidak lain adalah tetangganya,”kakak? Ngapain di sini? Aku … aku ada di mana?” Jesan mengerjapkan kedua matanya mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang serba warna putih itu.
Andrew menghampiri dan menengkan Jesan lalu ia menceritakan apa yang telah terjadi. Andrew memilih mengontrak untuk kepentingan pekerjaanya daripada tinggal di sebuh apartemen. Alasannya letak apartemen jaraknya sangat jauh dibandingkan letak kontrakan yang dekat dengan kantor cabangnya. Andrew sedang mengurus sebuah proyek yang lumayan lama waktunya mengharuskannya untuk tinggal sementara di daerah tersebut ketimbang harus bolak-balik ke rumahnya yang memang jauh.
Keduanya bertetangga, tetapi tidak akrab hanya sesekali menyapa saat pergi dan saat pulang kerja saja. Akan tetapi, diam-diam Andrew selalu memperhatikan gadis itu yang terlihat menggemaskan bagi Andrew yang kala itu sedang patah hati karena penolakan seorang wanita. Jesan adalah alasannya untuk semangat menjalani hari-harinya karena gadis itu sangat menghibur Andrew dengan tingkah lucu dan menggemaskan bagi pria itu.
Andrew juga tau hubungan Jesan dengan Hasta karena ia sering berada di kontrakan Jesan. Sebelumnya ia tidak mengenal siapa Hasta tapi saat ia tahu wanita yang menjadi cinta pertamanya akan dijodohkan dengan Hasta membuat Andrew sedikit kesal ketika melihatnya, tetapi dengan terlihatnya mereka sangat mencintai satu sama lain membuat Andrew menghilangkan rasa bencinya dan berpikir Hasta memang tidak ada perasaan apapun dan karena perjodohan Hasta terpaksa menerima Anjani wanita yang meruapakan pujaan hati Andrew.
Jesan sangat berterimakasih akan pertolongan Andrew padanya ia pun ingin pergi menemui seseorang dan tentunya Andrew sangat tau siapa yang akan ditemui Jesan,”Hari ini hari pernikahannya, apa kau yakin akan tetap menemuinya?” tanya Andrew.
Jesan terdiam, bibirnya terasa kelu ingin menjawab Andrew pun tidak bisa ia pun menatap pria itu dengan air matanya yang sudah bercucuran,”Tidak apa-apa aku ingin melihat dia walau untuk terakhir kalinya,” lirih Jesan.
Andrew mengabulkan permintaan Jesan ia datang dengan pakaian yang sangat tertutup dengan menggunakan masker dan juga rambut palsu agar tidak ada yang mengenalinya. Saat ia sampai Jesan menyaksikan sendiri pernikahan mereka yang terlihat mewah dan keduanya sangat bahagia.
“Hampir sebulan aku dirawat kenapa dia tidak berusaha mencariku? Dia memilih menikah dengan pilihan orang tuanya aku harap kau selalu bahagia, Tuan. Selamat tinggal,” batin Jesan dan meminta Andrew untuk membawanya kembali. Andrew memutuskan untuk membawa Jesan ke rumanya dan mengenalkannya pada kedua orang tuanya. Andrew memberikan penawaran pada Jesan mau pergi atau ikut berasamanya.
Khawatir jika ia akan kembali dicelakai olah Sarah dan Vanes jika mengetahui dirinya masih hidup Jesan memilih untuk tinggal bersama keluarga Giandra. Bersyukur orang tua Andrew sangat menyayanginya keran jujur sang ibu sangat ingin memiliki anak perempuan karena sangat disayangkan ia tidak bisa kembali hamil jadi sang ibu menerima kehadiran Jesan dengan senang hati.
Jangan tanya mengapa Andrew tidak tertarik berpindah hati pada Jesan. Itu karena cintanya habis untuk orang lama lagipula Jesan juga sangat mencintai Hasta dan memang Andrew sama sekali tidak tertarik menjadikan Jesan kekasihnya. Karena ia menyayangi Jesan hanya sebagai adik tidak lebih.
“Sudahlah jangan dipikirkan. Sekarang lebih baik kita bersiap untuk makan malam sama Ayah dan ibu. Pasti mereka senang kamu udah pulang dari liburan,” ujar Andrew.
“Aku liburan hanya seminggu bukan bertahun-tahun masa ia Ayah sama ibu begitu bahagianya melihat aku udah pulang,” seru Jesan.
“Ya iyalah kan kamu putri kesayangannya. Aku aja yang anaknya sudah gak dianggap gara-gara kamu,” kesal Andrew.
“Iri bilang bos … hahah,” pekik Jesan dan langsung berlari ke arah kamarnya. Andrew langsung mengejarnya dan mereka pun bercanda selayaknya sodara kandung membuat Jesan bisa sedikit melupakan traumanya.
*
*
Bersambung.