Chen Feng atau dikenal Eddy Chen seorang pemuda dari Kota Chen Selatan yang tidak sengaja terlibat kasus pernikahan massal di sebuah daerah terpencil di kaki gunung Huang dengan seorang gadis desa setempat namun tidak pernah ia duga bahwa ia akan melihat atau menemukan sesuatu yang unik dan menyeramkan disana termasuk latar belakang dari jati diri dan keluarga dari isterinya itu.
Mari kita ikuti kisahnya di novel terbaru ku! Semoga kalian suka , jika suka silahkan like, favorit, rate 5 dan komen yang positif ya.. Terimakasih 💞😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3.
Kepala Desa Huang Ji kembali menghampiri pemuda tampan dan aneh yang di kelilingi oleh warga nya di tengah-tengah ruangan utama rumah besarnya.Dan, pria paruh baya itu kini tersenyum ramah dan santun kepada Eddy Chen yang merasa sungkan terhadap pria paruh baya itu.
"Anak muda yang tampan dan baik..Aku Huang Ji sungguh meminta maaf atas ketidaknyamanan dan kesalahpahaman yang tidak disengaja sehingga kau merasa tak nyaman di rumah besar ku ini.Maka, itu Aku ingin kamu dapat menjadi tamu undangan yang istimewa untuk menghadiri pesta pernikahan mereka yang sudah mendapatkan pasangan di siang hari ini disini.Apakah kamu bersedia untuk tinggal berapa hari disini sebagai tamu undangan istimewa di desa Huang kami ini?" tutur Kepala Desa Huang Ji dengan wajah ramah dan santun seraya menatap sekeliling pemuda didepannya itu.
Eddy Chen awalnya ragu untuk memenuhi undangan tersebut namun Ia tidak tahu kenapa Ia sangat ingin tinggal dan hadir untuk pesta pernikahan warga Desa Huang yang menurutnya sangat unik baginya, karena itu Ia menganggukkan kepalanya dan menjawab pria paruh baya dihadapannya dengan ramah juga."Baik, Aku bersedia untuk memenuhi undanganmu, Kepala Desa Huang."
Kemudian, Eddy Chen melihat orang-orang yang tadi mengelilinginya mulai meninggalkan ruangan utama rumah besar Kepala Desa Huang dalam waktu yang amat singkat sekali bahkan dirinya tak lagi melihat kehadiran Nona Anna dan Nona Xiu Xiu di dekatnya.
"Eh, kemana orang-orang tadi di sekeliling Aku?" tanya Eddy Chen terperangah sendiri kepada Kepala Desa Huang yang kini berjalan ke dalam ruangan lain di rumah besar itu bersama rombongan dari Kepala Desa Huang itu.
Lalu sebelum sempat Ia bertanya kepada seorang pria berpakaian putih kelabu yang usang sejak awal Ia datang ke rumah besar Kepala Desa Huang sudah berdiri dengan tegak di samping pintu Ek besar di ruangan utama rumah besar Kepala Desa Huang.Pria itu sudah berdiri di depannya dengan tubuh sedikit membungkuk dan berbicara dengan suara parau.
"Tuan Muda, mari silakan Anda mengikuti Hamba ke kamar tamu khusus untuk Anda di rumah besar ini." kata pria itu kepada Eddy Chen.
"Eh, iya baiklah." jawab Eddy Chen segera.
Eddy Chen mengikuti langkah sepasang sepatu kulit putih kelabu dan usang yang di pakai oleh pria yang kini di kenal olehnya dengan panggilan 'Pelayan Chi' dengan langkah cepat, dan Ia harus menyelusuri tiap ruas jalan yang berliku-liku bak jalanan di Istana Kuno di Ibukota Beijing yang dikenal Istana Terlarang. Lalu, Ia melewati pintu melengkung untuk menembus ke sebuah halaman yang sangat luas namun bersih dan rapi juga indah dengan taman bunga dan pepohonan yang asri disekitar halaman itu.
Eddy Chen berhenti di depan pintu kamar yang telah dibukakan oleh Pelayan Chi untuknya.Ia pun segera mengucapkan terimakasih untuk pengantaran ke kamar tamu dari Pelayan Chi sebelum Ia melangkah masuk ke dalam kamar tamu dan menutup pintunya kembali. Kamar tamu ini sungguh luas sekali dengan dekorasi yang sangat indah dan klasik. Ia berjalan ke ujung kamar tamu undangan untuk melihat ranjang di tengah-tengah kamar tamu khusus untuknya dan melihat adanya kelambu yang mengelilingi ranjang.
"Oke, Aku harus mandi dan membersih diriku lalu Aku harus tidur dahulu untuk tubuhku bisa istirahat dan kembali segar." kata Eddy Chen sambil berjalan ke kamar mandi di ujung kamar tamu khusus untuknya.
***
Di kamar yang berada di utara rumah besar Kepala Desa Huang terlihatlah Nyonya Besar Deng dan Nona Anna sedang berbincang-bincang dengan suara yang terdengar seperti suara dedaunan bergesekan tertiup angin musim gugur di taman- taman nasional.
"Ibu, tolong Ibu memberiku penjelasan mengenai hal yang tadi di ruangan utama." pinta Nona Anna yang duduk dengan anggun di salah satu empat kursi kayu jati yang mengelilingi meja bundar di tengah-tengah kamar pribadi Nyonya Besar Deng sambil menatap tajam Ibunya yang berbaring dengan santai di peti mati warna hijau lumut di ujung kamar yang terlihat gelap gulita tanpa sedikitpun penerangan di dalam kamar itu kecuali cahaya kecil warna kuning dari lilin putih yang tergantung di samping tempat tidur unik Nyonya Besar Deng.
"Mengenai hal apa? " tanya Nyonya Besar Deng tanpa membalas tatapan putrinya.Wanita ini sedang asyik meminum sesuatu dari cangkir keramik kecil warna hitam di tangan halus dan pucat nya.
"Mengenai perjodohanku dengan manusia bodoh di kamar tamu rumah besar kita ini." jawab Nona Anna sambil menggoyangkan kakinya di bawah kaki kursi kayu jati yang didudukinya.
"Oh.. "
Ibunya sungguh acuh tak acuh terhadap pertanyaan yang diajukan olehnya. Nona Anna berdiri lalu duduk di samping tempat tidur unik ibunya dengan tatapan matanya meminta penjelasan dari pertanyaannya itu.
"Li Er, manusia bodoh itu berjodoh denganmu untuk menjadi pasanganmu, sayang." kata Nyonya Besar Deng yang kini menghirup asap dupa dari dupa yang di tancapkan di mangkuk keramik hijau lumut yang berada di tangan lainnya kepada Nona Anna.
"Ihh.. Aku tak mau menikah dengannya,Bu.Aku masih ingin mencari Dewa Agung Kuno Yi di dalam hidup ku kali ini." kata Nona Anna mengerucutkan bibir kecil dan manisnya kepada Ibunya.
Nyonya Besar Deng mendekatkan wajahnya ke Nona Anna membuat putrinya terkejut."Jangan naif, Li Er. Laki-laki di Alam Dewa sama sekali tidak bisa kita percayai apalagi kamu harus ingat bahwa kamu itu hantu kecil biasa saja. Ada satu lagi, Aku sudah lihat manusia bodoh itu terikat batu kecil merah milik roh leluhur kita. Karena Aku yakin dia bisa membantumu untuk menghindari pernikahan konyol yang diatur oleh Kaisar Hantu Kuno denganmu."
Nona Anna menjauhkan wajahnya dari Ibunya."Ibuku, sayang. Aku bisa melepaskan diri dari kakek tua dan gila itu asalkan Aku bisa menemukan Giok Abadi dan Bunga Teratai Salju di seluruh bumi ini.Jadi, Ibu tak perlu khawatir akan nasibku."nadanya begitu percaya diri sekali.
"Cih! " dengus Nyonya Besar Deng."Kau terlalu lugu dan mudah percaya diri atas kemampuanmu yang tak seberapa dari Huang Ji perdana menteri- ku.Dan, dimana dan kapan kau bisa menemukan dua benda alam semesta itu di bumi ini sedangkan waktumu di bumi tak lama lagi untuk melangsungkan pernikahan konyol kakek tua tak tahu diri di alam hantu abadi."
penuturan dari Ibunya membuat Nona Anna berdiri di samping tempat tidur unik Ibunya dengan tatapan di sepasang matanya terlihat kosong dan kesal sekali yang terarah langsung ke luar jendela ke arah langit barat puncak gunung Huang.
Bersambung!!
pantau dl ah...