WARNING :
NOVEL INI TEMA WESTERN.
LETHICIA KANZANEVAA GRIGOR, dua puluh lima tahun. Wanita blasteran Spanyol-Rusia yang memiliki paras cantik, berambut panjang bergelombang sangat indah.
Sedari kecil Lethicia sangat menyukai membuat keramik untuk hiasan rumah.
Karena sering mengikuti pameran bergengsi itulah yang mengantarkannya berkenalan dengan laki-laki bernama Assensio Montana. Salah satu pewaris kerajaan bisnis Montana.
Tapi, Kebahagiaan itu terenggut beberapa minggu yang lalu. Assensio meninggalkan Lethicia untuk selama-lamanya karena kecelakaan pesawat tentu saja kejadian itu membuat Lethicia sangat syock.
*
ALVARO MONTANA, tiga puluh dua tahun. Merupakan putra tertua Montana. Memiliki dendam pada ayahnya serta adiknya. Namun semuanya berubah saat takdir mempertemukan nya dengan istri mendiang adiknya Lethicia.
Bagaimana selanjutnya?
yuk ikuti terus kelanjutannya 🙏
Jangan lupa KIRIM VOTE LIKE KOMEN KOPI DAN BUNGA YA🙏🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TERBANG BERSAMA
MASIH SEDIKIT SEKALI VIEWER -MA-, YUK DUKUNG DENGAN KIRIM VOTE LIKE KOMEN KOPI DAN BUNGA YA BIAR -MA- BISA LULUS KONTRAK, AUTHOR JADI LEBIH SEMANGAT UP NYA 🙏
*
"Tarik nafas dalam-dalam dan pejamkan matamu", ucap Alvaro pelan sambil menggenggam erat jemari tangan Lethicia saat pesawat hendak tinggal landas dari bandara internasional El Prat Barcelona menuju kepulauan Mallorca.
Leticia menuruti perkataan Alvaro. Sesaat ia merasakan guncangan pesawat yang artinya pesawat sudah mengudara.
Menit selanjutnya keadaan sudah tenang. "Kau bisa membuka mata mu sekarang, kita sudah berada di atas ke tinggian", ucap Alvaro.
Perlahan Lethicia membuka kedua matanya. Dan menghembuskan nafasnya dalam-dalam. Seperti merasakan kelegaan.
"Bagaimana perasaan mu sekarang? Apa masih merasakan takut yang teramat sangat?", tanya Alvaro menatap lekat wajah pucat Lethicia.
Lethicia menggelengkan kepalanya dan memaksakan tersenyum. "Agak lebih tenang", jawab Lethicia pelan.
"Varo, apakah pulau Mallorca sangat indah? aku sering mendengarnya namun belum pernah berkunjung ke sana", tanya Lethicia.
"Hem, sangat indah kau pasti menyukainya. Apa lagi sekarang musim panas ladang lavender pasti sudah berubah warna menjadi purple", ucap Alvaro sambil meminum wine yang di suguhkan pramugari yang bertugas di pesawat pribadi saat ini.
"Apa kau bisa menunggangi kuda?", tanya Alvaro lagi.
"Iya Varo, aku bisa menunggang kuda tapi tidak terlalu lihai jika kudanya terlalu agresif aku takut", jawab Lethicia dengan mimik wajah begitu menggemaskan.
Alvaro tersenyum melihatnya. "Kau ini selalu mengemaskan", ucap Alvaro mengusap lembut wajah Lethicia yang berubah menjadi merah merona seperti buah tomat yang baru di petik dari pohonnya.
"Alvaro, selain kuda kau memiliki hewan ternak apa lagi di sana?", tanya Lethicia ingin mengetahui.
"Banteng. Banteng-banteng di peternakan ku yang terbaik di Spanyol.
Banteng-banteng itu sering di ikutkan dalam pertunjukan
bullfightin. Kebetulan sekali beberapa hari lagi akan di adakan pertunjukan banteng yang sudah menjadi tradisi negara kita di Mallorca. Kau bisa menyaksikannya langsung".
"Varo, apa kau sering ke Mallorca? HM, kenapa kau tidak pernah ke Barcelona kan sudah dekat hanya satu jam penerbangan".
"Iya aku sering datang ke Mallorca, aku menyukainya. Kami sering menghabiskan waktu di hacienda milikku", jawab Alvaro absurd.
"Kami?". Jawaban Alvaro membuat Lethicia tidak bisa menutupi keingintahuannya.
"Hem. Aku dan teman-teman ku", balas Alvaro sambil menyecap wine.
Leticia memangut-mangutkan kepalanya. "Teman wanita mu, kekasih mu yang istimewa itu kah?", selidik Lethicia menatap lekat wajah Alvaro.
"Maaf tuan dan nona, sebentar lagi pesawat akan mendarat di Bandara Son Sant Joan, Mallorca. Pramugari memberitahu Alvaro dan Lethicia dengan sopan.
Lethicia mengencangkan sabuk pengamannya. "Kau belum menjawab pertanyaan ku, Varo. Aku masih menunggu jawaban mu", ucap Lethicia berbisik dengan jelas di telinga Alvaro.
"Aku akan memberikan jawabannya malam nanti. Tapi ada syaratnya. Kau tidur telanjang, aku tidak mau melihat sehelai benang pun ditubuh mu", bisik Alvaro sambil memasang kacamata hitamnya.
Lethicia melebarkan kedua matanya. Saat ini terasa guncangan cukup kencang di pesawat, Lethicia buru-buru menggenggam erat jemari tangan Alvaro. "Varo apa kita akan mati sekarang?", ucapnya panik sambil memejamkan matanya.
"Ya. Sekarang kita sudah di surga Lethicia", jawab Alvaro tersenyum.
Lethicia tidak merasakan guncangan lagi, perlahan ia membuka matanya. Dan melihat wajah Alvaro yang tertawa.
"Varo hentikan meledekku", ketus Lethicia sambil mencubit kuat perut rata Alvaro.
"Aw aw, Lethicia kau menyakiti suami mu", ucap Alvaro masih menahan tawanya, menggenggam tangan istrinya keluar dari pesawat.
"Di bandara Mallorca kita harus menuruni tangga pesawat, tidak seperti keberangkatan tadi. Jadi kita akan merasakan angin kencang dan dingin", ucap Alvaro.
Tiba di tangga pesawat angin memang berhembus kencang. Hawa dingin menerpa wajah Lethicia, beruntung ia menggunakan pakaian tebal.
Alvaro menggengam erat jemari tangan Lethicia. Kita langsung ke mobil orang ku sudah menunggu kedatangan kita", ucap Alvaro.
Sesaat sudah turun tangga dan hendak menuju ruang tunggu bandara, Lethicia menolehkan kepalanya pada pesawat pribadi milik Alvaro. Pesawat itu sangat mewah.
Namun kedua netra Lethicia terpana membaca logo di bagian ekor pesawat. Lethicia menghentikan langkah kakinya dan membalikkan badannya membaca dengan jelas tulisan itu.
Kedua mata Lethicia terbelalak tidak percaya.
"Ada apa Lethi..?"
...***...
BACA JUGA :
PENGANTIN PENGGANTI
MENJADI YANG KEDUA
FIRST LOVE LAST LOVE
AIR MATA SCARLETT
SERPIHAN HATI ELLENA