area non Bocil !!!!
Demi mendapatkan uang untuk pengobatan ayahku, aku terpaksa terjebak di lingkaran merah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
"Setelah obat bius hilang kamu akan sangat kesakitan, bertahanlah, kalau benar-benar sudah tidak tahan lagi, cari aku, aku akan memberikan obat penghilang rasa sakit untukmu, tapi kalau bisa tidak memakannya usahakan untuk jangan makan, ini tidak bagus untuk tubuhmu."
Dokter sangat lembut, juga sangat cantik, tahun ini
berusia 24 tahun, namanya Santi,
Baru lulusan magang dan menjadi dokter di rumah sakit, bagian samping kaki kirinya ada sebuah bekas luka.
Aku mengetahuinya dengan begitu jelas karena dia
Adalah teman SMA ku, saat SMA ada sekali saat
Berkemah, kakinya tergores oleh ranting pohon yang
Patah, dan orang yang menyelamatkannya saat itu
Adalah aku, akulah yang menggendongnya kembali
ke markas kemah.
Oleh karena itu kehidupan terkadang sangat
Menakjubkan, dulu aku membantunya, hari ini gantian dia yang membantuku. Yang berbeda adalah, Aku bukanlah laki-laki yang diam-diam menyukainya
Iagi sekarang aku sudah menjadi seekor bebek. Dia
Juga bukan wanita idaman di sekolah lagi, dan sudah
Menjadi seorang malaikat berbaju putih.
Setelah Santi pergi, aku berbaring di ranjang, dalam hati diam-diam berterima kasih atas keberadaannya, kalau tidak bahkan tidak ada orang yang membantuku mengurus masalah rawat inap di rumah sakit.
Di saat aku tertidur, pintu ruangan dibuka, suara heels
Yang panik pun terdengar.
ku membuka mata dan melihat wajah marah Kak Sandra.
Namun, emosi ini bukan tertuju padaku, karena
Kekhawatirannya padaku, membuatku sangat
terharu.
"Justin, apakah kamu baik-baik saja?"
Kak Sandra membungkuk di ranjangku, Walaupun wajahnya terlihat tenang, tapi aku bisa melihat ketegangan di matanya.
Aku dengan suara bergetar menjawab: "Aku juga
tidak tahu, bagian itu terkena tusukan pisau, tidak
tahu masih bisa digunakan atau tidak, bagaimana
Kalau kakak mencobanya?"
"Plak!"
Kak Sandra langsung marah dan menamparku, Aku pun kesakitan sampai membungkukkan badan, Kali ini mungkin benar-benar tidak bisa digunakan lagi.
"Mampus, siapa yang menyuruhmu begitu tidak
Sopan!"
Kak Sandra mengatakan mampus, tapi tindakannya malah terlihat sangat perhatian, menidurkanku ke ranjang dengan pelan, lalu mencium pipiku dengan lembut.
"Setelah aku menciummu sudah tidak akan sakit
Lagi."
"Kak, kamu mencium tempat yang salah, yang
Sakit adalah tempat yang kamu pukul barusanl"
Kak Sandra menyodorkan tangan dan ingin Memukul lagi, aku pun buru-buru melindunginya.
Setelah bercanda, Kak Sandra mengaitkan rambut panjangnya ke belakang telinganya.
"Ada nona di toko yang melihatmu ditusuk, lalu
Meneleponku, aku sudah menyuruh orang untuk
Menyelidikinya, ini adalah perbuatan Bagas. Kamu tenang saja, kakak tidak akan membiarkanmu
tusuk secara percuma."
Aku melambaikan tangan, "Tidak perlu merepotkan
kakak, ini adalah masalahku aku bisa menyelesaikannya sendiri. Walaupun sekarang aku masih tidak bisa menyentuh Bagas, tapi aku percaya dengan 10 tusukan ini, dia tidak bisa mencari masalah denganku lagi. Aku sudah mengingat hutangnya ini, lain kali aku akan
Membalasnya."
Kak Sandra menatapku, menatapku begitu lama,
"Benar-benar keras kepala sepertiku, aku sudah
menelepon Novi, menyuruhnya datang merawatmu."
Aku menolak niat baik Kak Sandra, luka pisau di dada dan punggung, tidak mempengaruhiku bergerak.
Setelah itu Kak Sandra pun berbincang sebentar
denganku dan pergi.
Saat jam makan malam, Micel meneleponku, mengajakku makan malam bersama, dengan
keadaanku sekarang bagaimana mungkin bisa
keluar makan, sekarang obat bius sudah hilang,
sedang sakit-sakitnya!
Setelah menolak ajakan Micel, nadanya terdengar
tidak senang, terserah kamu senang atau tidak, aku
sudah ditusuk aku juga tidak senang, tapi bukankah
aku tetap menerima 10 tusukan?
Setelah setengah jam kemudian, Micel pun muncul di ruanganku, juga membawa makanan yangndibungkus dari restoran.
"Aku tidak tahu kamu masuk rumah sakit, kenapa
kamu tidak memberitahukannya padaku?"
"Aku tidak ingin membuatmu khawatir, pagi hari kamu sudah cukup sibuk bekerja, hal kecil seperti ini
tidak pantas membuatmu khawatir, lagipula juga
Kan masalah besar, tiga dua hari juga sudah
sembuh"
Micel sangat terharu, menggenggam tanganku dan
menciumnya dengan lembut, lalu menempelkannya
pada wajahnya.
"Kamu bodoh yah, kalau orang tidak merawat tubuh
pasti akan gawat, jangan selalu mempertimbangkan
orang lain."
Merasakan kehangatan pipi Micel, jantungku pun
bergelombang, "Walaupun aku sudah Mempertimbangkan diriku sendiri kamu juga tidak
ingin melakukannya, aku bahkan sudah menahan
selama 20an tahun, kamu juga tidak inginnmembantuku mengatasinya, kalau bukan memberikan stocking pasti memberikan bra, kamu ingin memancing ikan bagaimanapun iuga harus memberi umpan kan, mana mungkin langsung melemparkan bungkusan plastik ke dalam sungai.!"
"10 tusukan juga tidak banyak, mulutmu masih
begitu kurang ajar!"
Micel menggerutkan hidung berkata, tapi mata
besar yang indah itu terlihat sangat lembut.
Aku ingin makan sendiri, tapi Micel malah tidak mengizinkan, dia bersikeras ingin menyuapiku.
Hubungan kami berdua sekarang, sama sekali tidak
lihat seperti hubungan antara klien dan bebek,bmalah terlihat seperti pasangan kekasih.
Setelah selesai makan, Micel pun menemaniku
berbincang sebentar lalu pergi.
Sebelum pergi, dia memberitahuku kalau dia akan
membantuku membalas dendam, lalu aku pun
menghalanginya.
"Di desaku tidak pernah ada aturan membiarkan
Wanita membantu pria membalasa dendam, kamu
tenang saja, aku akan menghabisinya."
Micel setuju dan berkata: "Desa kalian benar-benar
banyak aturan, lagian aku bukan menantu desa
kalian."
"Kamu ingin menjadi menantu desa kami saja, desa
kami tidak mau, kamu terlalu cantik, takut malam
hari pria desa tidak memiliki suasana hati untuk
mempengaruhi kelanjutan Bercocok tanam."
"Kalau kamu asal berkata lagi aku akan
memukulmu!!"
Micel mengancamku, lalu pergi, saat pergi
Wajahnya terlihat senyuman.
Micel barusan pergi, aku mengira aku sudah bisa
beristirahat dengan baik, bagaimanapun aku kehilangan terlalu banyak darah, sedikit pusing.
Tak lama Yana datang lagi, untungnya tidak bertemu dengan Micel. kalau tidak mereka berdua bertemu, kalau tidak mereka berdua Ribut pasti seperti mars yang menabrak bumi.
Kini Sikap Yana sangat lembut, benar-benar diluar
dugaanku, sama sekali tidak seperti saat pertama
kali bertemu dimana dia menggoda yang menempel
pada tubuhku dan juga tidak selantang saat dia
menamparku karena aku menolaknya.
Tapi dia tetap sangat marah, marah dengan preman
mana yang melakukan ini, menusukku tanpa sebab.
Akubhanya bisa mengatakan diriku sial, salah kenal
dan ditusuk. Dia pun menuangkan air dan memapahku untuk bangkit, menemaniku berbincang begitu lama dan tetap tidak mau pergi.
"sini, aku akan membantumu menuangkan segelas
air lagi."
"Kak Yana, jangan tuang lagi, aku sudah menahan air seniku begitu lama, kalau minum lagi aku pasti akan kencing di celana..."
"Kenapa kamu menahan air seni, untuk apa kamu
malu denganku?"
Setelah berkata, Yana pun memapahku berdiri, lalu menuju kamar mandi yang
ada di dalam ruangan.
Membuka tutup toilet, lalu aku pun berdiri di sana,
menunggu Yana keluar, tapi Yana tetap tidak keluar.
"Kamu buang air kecil saja, apakah aku bisa Memanfaatkan kesempatan ini dan memakanmu?
"Aku hanya takut kamu tidak bisa berdiri tegak dan
terjatuh, cepat buang air kecil!"
Bagaimana aku bisa buang air, semenjak aku mulai
bisa mengingat masalah, aku sama sekali tidak
pernah berpikir untuk buang air kecil di hadapan
wanita, selain itu juga saling berhadapan, seperti
sedang dipantau.
Namun setelah itu, Yana langsung bertindak, memanfaatkan diriku yang sedang sakit, dia langsung membuka celanaku dengan paksa, bahkan mengambil barangku itu keluar, menggunakan tangannya untuk menahan, "Cepat buang air."
Tangan yang begitu lembut membantuku memegang
Tempat itu, siapa yang masih bisa buang air? Aku
bertanya siapa yang bisa buang air!!
Saat ini, Yana masih dengan serius Memalingkan kepala, "Cepat buang air, tenang saja, aku tidak lihat!"
Aku sudah hampir menangis, kamu lihat atau tidak,
Tapi tanganmu tetap ada di sana, ini tetap akan ada
reaksi.
sangat jelas, Yana juga merasakan reaksi yang ditimbulkan oleh hal itu, dia pun tidak tahan dan
menundukkan kepala melihatnya, lalu menggunakan
tangannya menggerakkannya dengan kuat.
"Tidak kelihatan yah, anak ini lumayan besar, jaga dia
Baik-baik untuk kakak, aku menyukainya, pasti sangat puas dengannya!"