Vernando Permana. banyak orang yang memanggilnya Nando, seorang siswa yang dikenal berekspresi datar. namun banyak siswi-siswi yang mengidolakan nya, tidak ada seorang siswi manapun yang bisa menembus dinding hati beku nya Nando.
Sampai takdir yang mempertemukan dirinya dengan seorang gadis ceria bernama Monisha Listiani yang biasa dipanggil Mona, kisah hidup dan kisah cintanya berawal dari situ.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PHB | 15. Cemburu?.
Pagi hari nya, Mona sudah rapih dengan pakaian seragam putih abu-abu yang melekat di area tubuhnya.
Orang tua nya sore ini akan pulang, jadi dia harus mandiri menyiapkan sarapan nya sendiri.
Saat ingin melangkah ke dapur, pintu rumah tiba-tiba diketuk, seperti biasa ketukan dari pelaku seakan ingin membuat keributan.
"Iya sabar!" Teriak Mona, dia berlari kecil ke arah pintu.
Setelah pintu terbuka, ada Nando yang sudah terlihat rapih dengan seragam sekolah nya.
Menatap Mona dengan wajah datar yang khas, sambil memasukan kedua pergelangan di saku celana nya.
"Buset ni orang pagi-pagi tatapan nya ngajak gelut apa?" Dalam hati Mona.
"Mau apa?" Tanya Mona.
"Bareng, motor masih belum beres" Jawab Nando dengan tatapan dingin.
"Bisa-bisa nya motor sampai gak keurus gitu, cih" Gerutu Mona dengan nada pelan.
Nando enggan merespon kesal seperti biasa, dia malah tersenyum memamerkan sudut bibir tipis nya yang sedang melebar ke samping.
"Tunggu ya, lagi buat sarapan" Kata Mona dengan nada lembut.
"Beli bubur aja, sekalian" Kata Nando. tanpa ulur waktu, dia langsung meminta kunci motor Mona.
"Lah apaan sih, bentar doang aku mau buat nasi goreng" Kata Mona.
"Nasgor? kamu jangan aneh-aneh, sini mana kunci motor nya" Pinta Nando dengan nada dingin.
"Dih kok maksa sih?!" Protes Mona.
"Aku ulangi sekali lagi, mana kuncinya buruan ah"
"Gak" Elak Monisha.
"Jangan buat perut kamu sakit!"
"Dih tapi, aku sering makan nasi goreng buat sarapan"
"Sakit jangan dicari, semua orang ingin jiwa nya sehat, gak cocok sarapan nasi goreng pagi-pagi"
"Eh kok kamu jadi bawel sih, nih" Kata Mona memberi kunci motornya.
"Bentar kamu panasin dulu mesin motor saya, saya mau pakai sepatu" Pinta Mona.
Mona dan Nando kini sudah berada di warung bubur, mereka berangkat lebih awal dari yang sebelum nya. Melihat Nando keseharian nya seperti ini, Mona jadi kepikiran kenapa dia sering terlambat sekolah. Mona melihat punggung pria itu dengan cekatan membawa dua mangkuk bubur ayam.
"Dimakan, habisin cepat kenapa melamun?"
Mona melirik betapa sewotnya dia saat Mona ingin makan nasi goreng, padahal menurut Mona makan itu tidak apa-apa.
Mona mengeluarkan dompet, namun Nando yang melihat langsung berbicara.
"Simpan aja, sudah aku yang bayar" Kata Nando.
Mona mematung sejenak, dia salah tingkah melihat perubahan sikap Nando kepadanya.
Mona pun langsung mengambil makanan di dalam mangkuk tersebut. Sebelum mendarat kan ke mulut, dia terus memperlihatkan wajah Nando.
Perlahan dan perlahan Mona mulai menyadari kalau sekarang berada di dekatnya menjadi gugup dari yang biasanya.
"Shit perasaan apa ini" Batin Mona.
Nando mendongak kepala tipis, menyadari kalau Mona belum saja makan bubur itu.
"Cepat dimakan" Nando kembali memerintahkan Mona.
Mona langsung segera menghabiskan bubur itu
**
"Sampai sini saja, kamu turun dari motor ku, takut pacarmu liat" Kata Mona.
Nando mengerut kening dia melihat pantulan spion kaca untuk menatap Mona, Mona yang sadar melihatnya balik.
"Siapa?" Tanya Nando.
"Nurul" Jawab Mona.
"Oh" Kata Nando singkat, dia pun lekas turun dari motor Mona, lalu berjalan melewati gerbang pertama.
Langkah nya terhenti sambil melihat ke arah Mona yang sedang mengatur kendaraan motor nya di tempat parkir.
Awalnya tersenyum namun sekarang tatapan nya tajam setelah Mona di hampiri oleh Disky.
Nando langsung menghampiri Mona dengan langkah kaki cepat, gerakan nya seakan-akan menandakan dia sedang frustasi.
"Sendirian mon kamu berangkat?" Tanya Disky.
"Oh, enggak tadi aku..." Jawab Mona namun tidak lengkap, dia kaget bahwa pergelangan tangan nya di raih oleh Nando.
"Ayo" Kata Nando, tangan nya sambil menggeret lengan Mona.
"Ya Allah, hari ini kamu lagi kerasukan setan apa sih? dari pagi aneh banget" Kata Mona menepis pergelangan tangan Nando.
"Udah cepat kamu masuk kelas" Pinta Nando dengan tatapan tajam.
"Ye" Kata Mona singkat, dia langsung masuk dan menghampiri Novia yang sudah duduk tenang sambil menulis PR.
"Nulis apa Nov?" Tanya Mona.
"PR matematika, oh iya sudah selesai belum yang kemarin guru kasih tugas?" Jawab Novia sekaligus balik tanya.
Dengan satu tepukan kening, Mona langsung mengambil buku matematika di dalam tas, dia ikut mencontek apa yang Novi tulis.
"Yaelah dodol, kirain saya, kamu sudah ngerjain pr" Omel Novia.
"Lupa anjir, kemarin kan seharian sama kamu main ke mall" Kata Mona.
"Iya ini juga saya lupa gara-gara di ajak kamu kemarin, kambing" Kata Novia ngedumel.
Nando yang sudah mengerjakan PR dia santai-santai saja duduk sambil menopang dagu melihat kedua gadis itu yang sedang sibuk menulis.
Netra nya tercoreng kembali ketika Disky menghampiri.
Nando berdecak sebal, pandangan nya bergeser ke arah jendela.
Tak lama guru matematika sudah masuk, guru matematika sudah menilai PR yang sudah dikerjakan murid-murid.
"Ini kebanyakan jawaban nya sama, apa kalian semua mencontek?" Kata Bu Sri.
Murid-murid kelas terdiam, lalu guru itu menilai buku Nando, selain jawaban nya beda, nilai Nando hampir sempurna, membuat para gadis di dalam nya semakin segan padanya.
Mona dan Novia ikut membeku, kedua nya menatap wajah Nando yang biasa saja.
"Sudah biasa Mon, Nando biasa dapat rangking pertama dari kelas satu" Bisik Novia.
"Lah, kamu berarti sekelas terus dong sama Nando Nov?" Tanya Mona penasaran.
"Hooh." Jawab Novia sambil terkekeh.
"Oke lah, mayan buat bahan contekan kalau ulangan" Kata Mona.
"Berisik" Kata Nando dengan nada dingin, setelah menangkap bisikan dari mereka.
"Ih apa sih, dengar aja urusan cewek" Protes Mona sambil memutar bola mata malas.
"Yang dibelakang jangan ribut" Tegur Bu Sri.
"Iya Bu maaf" Kata Mona dengan nada tinggi.
Materi matematika sudah di selesaikan dengan sangat baik, kini pelajaran berikutnya adalah olahraga. Mona menidurkan kepala malas di meja, seolah menolak ikut pelajaran itu
"Panas-panasan lagi bikin males" Keluh Mona dengan nada pelan.
"Ayo Mon" Ajak Novia sambil menggendong baju olahraga di lengan nya, niatnya Novi akan pergi ke toilet untuk mengganti baju.
Mona langsung bangkit dan mengambil baju olahraga nya yang masih baru. Diam-diam Nando mengikuti dari belakang, dia hanya ingin memastikan keadaan Mona tidak lagi di ganggu oleh Disky.
Namun sebuah teriakan heboh dari murid di kelas seakan menyadarkan mereka.
"Gila makin ganteng aja kak Nando" Kata adik kelas dua.
"Nando, lihat aku dong ganteng" Timpal teman nya adik kelas yang itu.
"Hah Nando?" Kata Mona memberhentikan langkah. Mereka balik badan dan melihat wajah Nando yang datar lagi memasukan pergelangan tangan ke dalam saku celana.
"Kamu itu ngapain sih" Omel Mona.
Nando hanya menatap dingin, dia tidak ingin memberi tau tujuannya mengikuti mereka.