Naura ayu harus menelan pil pahit ketika calon suaminya arfan harlan berselingkuh dengan seorang wanita bernama elviana stefany, padahal beberapa hari lagi mereka akan menikah.
Naura pun mencari tahu siapa wanita yang menjadi selingkuhan calon suaminya itu, dan ternyata ia adalah wanita bersuami akhirnya mau tak mau naura mengadu pada suami elvi yang ternyata adalah jendral arsyad. pria dimasa lalunya.
Siapa jendral arsyad itu ? apa hubungan mereka berdua dimasa lalu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari tahu.
Suasana hening menyelimuti bunda astrid, tampak jelas kekhawatiran diwajah wanita paruh baya itu. Jendral meraih tangan bunda, lalu mengusapnya menenangkan atau membujuk wanita paruh baya itu.
" Bunda gak tahu mau bilang apa, tapi bunda akan berusaha untuk membujuk naura. Bunda juga gak bisa janji, nak jendral tahu sendiri seperti apa naura" ucap bunda astrid dengan jujur.
" Aku paham bun ... oh iya! sekalian aku kesini ingin menjadi donatur tetap panti ini, kebetulan ada pak yus yang menjadi pengacara pribadi dan penasehat hukum kami" ucap jendral dengan senyum ramah.
" Masya Allah, terima kasih nak jendral sudah membantu bunda dan panti asuhan ini. Selama ini kami selalu kesulitan Alhamdulilah sekarang sudah dapat donatur" ucap bunda dengan senyum lebar.
" Memangnya panti ini tak pernah dapat dana dari pemerintah bu?" tanya pak yus mengerutkan alisnya.
" Tidak pak! dulu pernah bikin, tapi ditolak saya gak paham begitu masalahnya. Jadi ya sudahlah kami jalani saja" papar bunda membuat jendral dan pak yus saling tatap.
" Tak apa bu, biar saya yang ajukan ke dinas sosial asal kita bisa kerja sama" ucap pak yus.
" I-iya pak makasih" ucap bunda yang berkali-kali mengucapkan rasa syukur.
Jendral dan pak yus pun pamit karena harus pergi kekantor. Setelah mobil melaju cukup jauh dari panti pak yus tersenyum pada jendral.
" Semoga Tuhan memudahkan jalan kita pak jen" ucap pak yus.
" Amin ... Apa pak yus sepemikiran dengan saya?" tanya jendral mengerutkan dahinya.
" Seperti nya iya, kita bantu panti itu sekalian kita membujuk bu naura untuk menjadi saksi perceraian kita" papar pak yus tersenyum dan jendral pun mengangguk paham.
...****************...
Ditempat lain, tepatnya diperusahaan dimana naura bekerja. Semua staf berkumpul untuk menyambut pemilik baru perusahaan tersebut.
Naura dan reva berdiri berdampingan di barisan belakang bagian departemen keuangan. Suara tepukan terdengar, kala pemilik baru perusahaan tersebut sudah datang.
Kata sambutan pun panitia lakukan, untuk memberi tahukan kepada staf siapa bos baru perusahaan mereka.
Mata naura dan reva membelalak, ketika melihat pria paruh baya naik ke atas panggung dadakan itu. Sempat saling tatap, kedua wanita itu menelan salivanya yang terasa berat.
" Gawat ra kita bisa di PHK" ujar reva dengan mulut terbuka.
" Mana nyari kerja itu susah lagi re" timpal naura sama terkejutnya.
" Tamatlah riwayat kita" ujar mereka bersamaan dengan saling tatap.
"Aku harap bos kita cobek emas malah cobek tanah" ujar reva menggerutu.
" Apa maksudnya?" taya naura mengerutkan alisnya.
" Gak ada yang tahu kan kalo sudah umuran bentar lagi bau tanah" jawab reva, seakan mendo'akn bos baru mereka agar sebentar lagi meninggal.
" Hus! Ntar ada yang dengerin" sergah naura sambil menempelkan telunjuknya di bibir.
" Kemarin anaknya kita bulli, sekarang bapaknya jadi bos kita. Kita kualat ra" ujar reva dengan wajah cemas.
Sampai acara selesai keduanya hanya menundukkan kepalanya, menutupi wajah agar tak terlihat oleh bos baru mereka. Pak Wisnu soebroto.
Namun, tiba-tiba suara panggilan menghentikan langkah mereka untuk kembali ke kubikel.
" Naura!" panggil manager keuangan itu.
" Saya pak?" tanya naura berpura-pura bego.
" Iya kamu, dari tadi saya panggil malah mau pergi" sewot pak manager itu.
Naura berjalan mendekat dengan kepala yang masih ditekuk.
" Ini naura pak! Dia karyawan terbaik kami" ucap pak manager memperkenalkan.
Naura mengangkat dagunya untuk melihat bosnya. sedangkan pak wisnu menyipitkan matanya merasa tak asing.
" Kamu!" panggil pria paruh baya itu menyelidik dengan jari telunjuk yang menunjuk ke arah naura.
Baru semalam istrinya bercerita, sekarang ia sendiri melihat dengan jelas wajah wanita yang membuat istrinya mengira bahwa dia alisha.
" Anda kenal pak?" tanya pak manager.
" Tidak, kami hanya pernah bertemu saja" jawab pak wisnu yang diangguki pak manager itu.
" Baiklah, naura kamu boleh kembali bekerja" titah pak manager itu.
Naura pamit dan membungkukkan tubuhnya sebentar sebagai tanda hormat, lalu bergegas pergi. Sedangkan pak wisnu hanya melihatnya sampai masuk lift.
...****************...
Sedangkan ditempat lain, elviana tengah meneguk minumannya. Gelas yang berisi wine itu ia genggam kuat, saat mengingat perkataan ibunya semalam.
" Naura ... Bagaimana mungkin dia saudara kembarku?" gumamnya dengan bibir yang tertarik ke atas.
" Ada apa ?" tanya lelaki dihadapannya yang tak lain adalah arfan, Ketika melihat wajah wanitanya itu berubah.
" Menurutmu, aku mirip dengan naura? " tanya elviana.
" Iya, hanya wajah kalian sedikit berbeda. Itulah kenapa aku tertarik untuk mendekatinya" ujar arfan menghembuskan asap rokoknya.
"Cih! Jangan bilang kau juga menyukainya" ujar elviana bangkit dari tempat duduknya, setelah menaruh minumannya. Berjalan dan berdiri menghadap jendela dengan pemandangan gedung-gedung tinggi.
"Tentu saja tidak, aku hanya akan menyukaimu sayang. Setelah bercerai dari jendral mari kita menikah" ajak arfan kemudian menghisap rokoknya.
" Tak mungkin! Kau hanya pelarianku, aku hanya ingin jendral bukan kau" ujar elviana lagi dengan bibir yang tertarik ke atas dan berpangku tangan.
"Lalu apa yang kita lakukan selama ini? " tanya arfan mematikan rokoknya ke dalam asbak.
" Kita melakukan hubungan bahkan sudah layaknya suami istri. Jangan memprovokasiku vi ? Aku sudah berkorban banyak untukmu" sergah arfan beranjak dari tempat duduknya, lalu mendekati wanita itu.
" Bukankah kau mendekatiku karena ingin kaya. kau fikir aku bodoh. kau bisa saja mengkhianatiku, setelah mendapatkan apa yang kau inginkan" ujar elviana menoleh sebentar, lalu kembali ke depan.
Tangan arfan terkepal dan menatap tajam wanita dihadapannya.
" Kau mempermainkan aku ternyata " cetus arfan.
" Kenapa kau baru sadar bahwa kau itu bodoh. Tanpa aku bisnis rentalmu tak akan maju. Lihat sekarang bisnismu goyah" elviana menggelengkan kepalanya sembari berseringai.
" Kita putus! Kau sudah tak berguna bagiku" ujar elviana meninggalkan arfan yang termenung.
Suara pintu terdengar menandakan wanita itu sudah keluar dari kamar hotel yang arfan sewa. Lelaki itu menghajar angin meluapkan kekesalannya, lalu tersenyum miris.
" Dasar bodoh! ... Elviana lihat saja aku tak akan diam saja diperlakukan seperti ini" gumamnya dengan mata yang menyala.
...****************...
Setelah perasaan bimbang yang menghantui bu vanya semalaman, siang ini pun ia memberanikan diri untuk datang ke panti asuhan yang membesarkan naura.
Dari jauh ia melihat mobil jendral sudah melaju cukup jauh. Ia pun turun dari mobilnya untuk menemui ibu panti pemilik panti asuhan kasih bunda itu.
" Permisi bu !" sapa bu vanya setengah berteriak.
" Iya!" sahutan dari dalam rumah itu bersamaan dengan pintu terbuka.
" Cari siapa ya bu?" tanya bunda astrid mengerutkan alisnya.
" Pemilik panti ini buk" ucap bu vanya.
" Oh iya, saya sendiri. Mari bu silahkan duduk" ucap bunda sembari mempersilahkan tamunya masuk dan duduk di ruang tamu.
" euis! bawakan minum untuk tamu kita" titah bunda pada pengasuh yang baru saja membereskan meja dan nampan bekas anak-anak.
" Ada apa ya bu? Kayanya baru pertama kali kesini?" tanya bunda sembari melihat bu vanya yang melirik setiap sudut panti asuhan itu.
" Anu bu, saya mau tanya soal naura. Saya dengar dia dibesarkan dipanti ini. Kebetulan saya kehilangan anak saya sejak lahir" ucap bu vanya tanpa basa-basi dan berharap apa yang ia fikirkan itu benar adanya.
Bunda astrid tersenyum sembari menggenggam tangan wanita yang seumuran dengannya.
" Maaf ya bu, saya rasa ibu salah paham. Naura itu anak sahabat saya ...
jgn lupa mampir ceritaku yaa
semangat up thor...