Sang Pemilik Teratai Bulan Sabit

Di posisi Anhe.

"Yue kau bicara dengan siapa dan apa itu tadi?" tanya Chu Hua

"Aku bicara dengan orang orang ku saudara ku, kalian akan mengenal meraka nanti saat kita pulang" jawab Anhe

"Kalian lanjut kan untuk berkultivasi, aku akan pergi sebentar untuk membantu putra mahkota, aku akan kembali sebelum pagi datang dan satu lagi jangan keluar dari tenda ini karena sudah aku pasang arai" ucap Anhe pada semuanya.

"Tapi bagaimana caranya keluar bukanya ini masih di dunia ilusi dan harus keluar melalui pintu yang di siapkan" ucap Chan Dui

"Aku bisa keluar dari sini, kalian tenang saja, ingat pesanku jangan keluar dari sini sampaii aku kembali, arai yang ku pasang tidak akan terlihat oleh orang lain, jadi jika ada yang datang kalian diam saja" pesan Anhe.

"Baik tuan, kami mengerti" jawab Chan Yeol

"Tidak perlu panggil tuan, kita sekarang saudara apa lagi kita sedang di perguruan, panggil aku seperti Chu Hua memanggil ku saja, baiklah aku pergi dulu" ucap Anhe lalu menghilang.

kelima chan dan Chu Hua pun terkejut melihat itu,

"Jika dia bisa jadi guru kenapa dia masih ingin menjadi murid di perguruan, apa dia sesenggang itu" ucap Chan Jung

"Entahlah mungkin dia hanya ingin memiliki kegiatan baru, atau bosan jadi masuk perguruan" jawab Chan Han

"Benar juga, aku ingin minta ajari cara berteleportasi aku ingin bisa berpergian seperti itu" ucap Chan sima antusias

"Apa kalian tau jika penginapan bulan adalah milik Yue Yue, begitu juga restoran di sebelah nya itu milik Yue Yue juga" ucap Chu Hua.

"Awal perkenalan kami aku tidak tau, tapi saat aku pulang ke penginapan kemarin dia juga pergi kesana dan semua orang orangnya berkumpul disana" ucap Chu Hua

"Benarkah, hebat sekali masih muda tapi bisa memiliki itu semua, aku ingin belajar dari nya" ucap Chan Dui

"Ya kau benar" jawab yang lain

"Baiklah ayo kita mulai bermeditasi, agar kita bisa menembus Rana selanjutnya" ucap Chan Yeol

"Baik" ucap yang lain lalu mulai bersiap.

Sedangkan di kediaman klan Gui, kedua orang tua Anhe beserta sang Kakak Feng cun sedang berbincang.

"Feng cun... Bagaimana kabar adikmu, apa dia baik baik saja?" tanya sang ibu Anci

"Aku dengar dari beberapa teman, pria muda bernama Yue Lu mendapatkan juara satu setiap babak, dan saat ini ia sedang berada di hutan sunyi" jawab Feng Cun

"Benar benar tidak bisa di percaya, putriku yang pendiam dan pemalu serta penakut berubah menjadi gadis yang luar biasa, walau dia terlihat sangat dingin sekarang tapi aku bahagia melihat perubahan yang lebih berani" ucap Ayah Gui Fang

"Benar suamiku, putri kita sangat berubah dia sangat dingin, mungkin ia ingin menjaga dirinya dari orang orang jahat" ucap Ibu Anci sembari menerawang.

"Tidak apa apa istriku, mungkin putri kita memiliki nasib yang luar biasa kedepannya nanti" ucap ayah Gui Fang

"Benar ibu, ibu tenang saja. ibu tau bukan jika adik memiliki orang orang yang luar biasa di sisinya " ucap Feng cun

"Iya baiklah nanti jika dia sudah pulang

Kita datang kerumahnya, ibu sangat merindukannya" ucap ibu Anci

"Baik ibu, nanti jika adik sudah pulang kita akan pergi ke rumah nya" ucap Feng cun.

Setelah itu mereka pun bercerita hingga malam tiba.

Di posisi Gui Suan dan Gui Milan, saat ini ada di perguruan mereka untuk melanjutkan pendidikan mereka, mereka merasa bahagia karena Anhe tidak ada lagi di kota yang sama dan tidak masuk perguruan mereka.

Sedangkan ibu mereka saat ini sedang bersama seorang pria di sebuah gudang, sedang melakukan hal yang tidak pantas.

Tanpa sengaja, hal itu di lihat oleh Wei Lu yang sedang mendapatkan tugas mengawasi keluarga Gui.

"Wah kalian asik sekali dengan hal menjijikan ini bagaimana jika aku memberi tau suami mu tentang hal ini, pasti sangat menyenangkan bukanya nona sudah mengizinkan ku melakukan apapun" ucap Wei Lu lalu pergi kekamar tuan Gui Hong.

Saat Wei Lu sudah sampai di depan kamar tuan Gui Hong, ia langsung membuat tuan Gui Hong berjalan tiba tiba ke depan pintu gudang paling belakang kediaman Gui dan itu membuat tuan Gui Hong bingung.

"Aku ada dimana ini dan kenapa bisa aku jalan kemari?" tanya tuan Gui Hong bingung hingga tatapannya tertuju di depan pintu itu tertulis sebuah kata

"Dengarkan dan lihat maka kau akan tau kebenarannya" kata yang tertulis di sana.

karena penasaran tuan Gui pun mendekati pintu secara perlahan dan mendengar suara suara di dalam yang menjijikan.

"Sayang mau selalu nikmat, membuat ku selalu tergila gila padamu, kau sangat berbeda dengan pria bodoh itu Jika bukan karena ingin status dan kekayaan aku tidak Sudi bersama nya" ucap nyonya Ruo istri dari tuan Gui Hong

"Hahaha tentu saja aku lebih hebat darinya, jika tidak tidak mungkin kau mendapat putri putri yang cantik seperti Suan dan Milan" ucap pria itu

"Ya kau benar, tapi bantu aku sekali lagi aku ingin kau membunuh Anhe dan Anci dua wanita yang sangat ku benci, aku pikir Anhe akan mati saat putri kita Suan mendorongnya ke dalam sungai tapi dia masih tetap hidup" ucap nyonya Ruo dan tidak tau jika di luar sudah ada suaminya yang mendengar semua percakapan itu.

Tuan Gui Hong sangat shock dan hampir pingsan mendengar kebenaran itu.

"Baik aku akan membuatnya mati tapi ayo lakukan sekali lagi aku belum puas jika bersama disirmu" ucap Pria itu

"Guru Su, kau memang pria gagah" ucap nyonya Ruo dan itu menambah keterkejutan tuan Gui Hong.

"Guru Su... Kau sahabat ku tega sekali kalian" ucap tuan Gui Hong sakit hati saat ia akan membuka pintu itu, ia mendengar langkah kaki Rai ternyata kakek Dwei dan kakaknya long dan adiknya fang serta beberapa orang datang kesana.

"Adik kenapa kau disini?" tanya tuan Gui long

"Aku tidak tau, tiba tiba aku ada di sini" jawab tuan Hong

"Tapi kak, aku beruntung dapat kemari karena aku bisa tau sebuah kebenaran" lanjut tuan Hong

"Apa soal perselingkuhan istrimu dan guru Su?" tanya kakek Dwei

dan itu membuat semua terkejut

"Dari mana ayah tau?" tanya mereka

"Cucuku Anhe yang memberi tau semuanya, dia ingin memberi tau mu tapi belum bisa karena tidak ada bukti dan ia takut kau tidak percaya" jawab kakek Dwei membuat tuan Gui terpuruk, ia pun malu pada sang adik melihat kelakuan istrinya yang mencelakai Keponakan nya.

Bersambung