Karena takut dikeluarkan dari sekolah dan dicabut beasiswanya, Dara terpaksa menyembunyikan kehamilan dan melahirkan bayinya di sekolah.
Dara tidak sendirian tapi dibantu oleh ayah sang bayi dan anggota geng motornya. Bisakah mereka menyembunyikan dan membesarkan bayi itu sampai mereka semua lulus sekolah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terlalu Sempurna
Dara merasa air susunya mulai keluar jadi gadis itu mencoba menyusui bayinya pelan-pelan, ternyata menyusui tidak semudah yang dia bayangkan.
"Apa sudah keluar asinya?" tanya Galang yang baru bangun tidur.
"Hanya sedikit tapi aku ingin menyusui Gema, kalau dirangsang terus-terusan pasti air susunya tambah banyak," balas Dara.
Sedetik kemudian Dara merasakan bibir mungil Gema menyedot yang membuat gadis itu kaget, rasanya berbeda dengan sedotan Galang.
"Ada apa?" tanya Galang karena melihat mimik wajah Dara yang berubah.
"Tidak apa-apa," jawab Dara. Dia tidak mau membicarakan isi kepalanya atau Galang akan berpikiran mesum. "Bagaimana sekolah hari ini?"
"Aku tidak akan sekolah karena jam kosong, anak-anak mungkin hanya absen dan kembali ke sini," jelas Galang.
"Kalau sudah menyusui biar aku yang mengurus Gema, kau bisa mandi dulu," tambahnya.
Mereka seperti orang tua baru sungguhan dan rasanya menyedihkan karena kenyataannya status mereka belum jelas.
"Mamamu akan mandi jadi sini sama papa," ucap Galang mengambil alih bayinya.
Dara tersenyum tipis karena panggilan yang disematkan oleh Galang untuk bayi mereka.
"Gal, kau tahu masa nifas?" tanya Dara sebelum mandi.
"Iya, aku baru membacanya dan bisa berlangsung selama 40 hari tapi tenang saja aku sudah mempersiapkan pembalut dan lainnya," jawab Galang.
"Selama itu adalah masa pemulihanku tapi aku harus kembali ke asrama, bagaimana dengan Gema?" tanya Dara yang merasa tidak bisa sendirian mengurus bayi apalagi kondisinya masih lemah.
"Ingat proyek yang kami kerjakan?" Galang akan memberitahu Dara sekarang.
Dara menganggukkan kepala dan mengikuti Galang untuk melihat proyek pemuda itu.
Ada sebuah koper yang sudah dimodifikasi sebelumnya, Galang membuka koper itu dan meletakkan Gema di dalam sana.
"Ini sudah aman, untuk meredam suara tangisnya kita harus memasang penutup oksigen sementara," jelas Galang.
Dara membelalakkan mata karena ide Galang sungguh ekstrim. Bayi mereka pasti akan takut di dalam koper itu.
"Aku sudah memasang lampu dan juga ventilasi udara jadi ini sangat aman, aku sebenarnya juga tidak tega tapi hanya ini satu-satunya cara membawa Gema keluar masuk asrama," lanjut Galang.
Tidak ada tanggapan Dara kecuali tangisan, dia merasa menjadi ibu yang buruk.
"Percayalah padaku, Dara. Kita pasti bisa, jangan tergoda dengan tawaran Adam, aku pasti bisa jauh lebih baik dari kakakku," Galang berusaha meyakinkan gadis itu.
"Ini bukan kompetisi untuk menunjukkan siapa yang lebih baik, Gal," protes Dara.
Dara merasa kecewa pada pemuda itu sekali lagi, dia memilih masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh sekaligus menenangkan diri.
Gadis itu meraba perutnya yang bentuknya berubah serta beberapa bagian tubuhnya tidak seperti sebelum dia hamil.
Kalau disuruh memilih pasti Dara tidak mau mengenal Galang dan jatuh cinta pada pemuda itu.
Tapi, nasi sudah menjadi bubur.
Di luar basecamp, Adam kembali dengan membawa beberapa makanan dan keperluan bayi. Dia sangat yakin kalau Galang dan Dara tidak masuk sekolah.
Adam masuk ke dalam basecamp dan melihat Galang tengah bersama Gema, pemuda itu tampak membersihkan tubuh bayi mungil yang usianya masih hitungan satu hari.
"Apa kau tidak memandikan keponakanku?" tegur Adam.
Galang mengalihkan atensinya pada kakaknya itu, dia memicingkan mata karena tidak mau dianggap tidak becus. "Kenapa kau datang lagi?"
"Aku datang bukan karena kau!" Adam memberikan paperbag yang dia bawa. "Makanlah, biar aku yang mengambil alih!"
Tak lama asisten Adam ikut masuk dan membawa keperluan bayi untuk Gema.
"Rebuskan air untuk memandikan bayi!" perintah Adam pada asistennya.
"Kau mau membunuh bayiku?" Galang jadi emosi.
"Memangnya kau punya air hangat di sini?" balas Adam. Dia akan mengajari Galang cara memandikan bayi dengan benar. "Lihat saja tanpa protes!"
Ternyata Adam benar-benar bisa memandikan bayi dan Gema terlihat menikmati pijatan dari Adam setelah selesai mandi.
"Apa kau selama ini punya anak tersembunyi?" komentar Galang jadi curiga.
"Kau pasti tahu bagaimana papa, aku pernah ikut kelas calon pengantin jadi mengurus bayi salah satu hal yang diajarkan di sana," jelas Adam.
Galang semakin merasa kesal karena Adam terlalu sempurna dan dia takut Dara akan tergoda oleh kakaknya itu.