Choki Zakaria atau yang biasa dipanggil 'Jack', adalah ketua geng motor yang ditakuti di kotanya mendadak harus menikah dengan Annisa Meizani karena kesalahpahaman dari para warga.
Annisa, seorang gadis muslimah dengan niqob yang menutupi sebagian wajahnya ini harus ikhlas menerima sikap cuek Jack yang mengira wajahnya buruk rupa.
Sikap Jack berubah setelah tau wajah Annisa yang sebenarnya. Bahkan ketua Genk motor itu menjadi pria penurut dan manja di hadapan istrinya.
Akankah niat Jack untuk bertobat mulus tanpa hambatan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#11. Annisa Tak Sadarkan Diri.
Rocky Garang menyebar anak buahnya untuk mencari penampakan dari motor yang di tinggalkan Choki di sini.
Hingga hampir senja, mereka tak juga menemukan benda tersebut. Hingga, ketika semuanya ingin berlalu meninggalkan pergi ada seorang pemuda yang menghampiri.
Pemuda itu agak sedikit takut karena sosok serta penampilan Rocky dan anak buahnya lumayan rapih dan parlente. Berbeda dengan Bopeng yang kacau dan nampak berandalan.
"Maaf, Pak. Jika saya boleh tau ... ada apa ya? Sebelumnya perkenalkan saya adalah ketua dari karang taruna di kampung ini," ucap pemuda yang mengenakan Koko dan kain sarung tersebut.
Dalam pikirannya, Rocky adalah seorang Intel yang sedang menangkap penjahat. Karena keadaan Bopeng memang di cekal olehnya.
"Maaf, sebenarnya saya sedang menangani pencuri motor. Dan, kami tengah mencari wujud dari kendaraan tersebut," jelas Rocky mengaburkan hal yang sebenarnya.
Pemuda itu sontak langsung menatap ke arah Bopeng. Ternyata dugaannya benar. Pikir pemuda itu.
"Kendaraannya seperti apa? Karena beberapa hari yang lalu, kami para warga sempat menemukan sebuah motor sport yang tersungkur di saluran air," jelas pemuda itu lagi.
Tentu saja hal tersebut menjadi sebuah pencerahan bagi, Rocky.
"Apakah kendaraan yang kalian temukan seperti ini?" tanya Rocky seraya menunjukkan foto dari wujud motor sport berwarna merah milik Choki.
"Benar sekali. Tapi, sudah terdapat beberapa kerusakan pada motor ini. Seperti baru saja mengalami kecelakaan. Bahkan, para warga sempat menyisir lokasi untuk mencari pemiliknya yang di takuti merupakan korban pembegalan," jelas pemuda itu lagi.
Rocky langsung menghela napasnya. Akhirnya menemukan secercah harapan untuk segera menemukan sosok putra dari majikannya itu.
"Terimakasih, atas informasinya. Boleh, antar saya melihat kendaraan tersebut," pinta Rocky.
"Boleh, Pak. Tetapi, saya mau solat maghrib dulu ke masjid. Kebetulan, sudah adzan," jelas pemuda itu lagi. Disahuti oleh gema suara panggilan solat yang hampir selesai.
"Baiklah. Kami akan ikut anda dan menunggu di sana," ucap Rocky sopan.
Mereka semua, Rocky dan anak buahnya termasuk Bopeng pun mengikuti pemuda tadi ke masjid.
Akan tetapi, ketika pemuda itu masuk ke dalam tempat ibadah tersebut, mereka semua menunggu di pelataran masjid saja.
"Maaf, Pak. Anda gak mau sekalian--"
Rocky mengangkat tangannya sebagai jawaban sebelum pemuda itu menyelesaikan ucapannya.
"Baiklah."
Rocky menunggu selama hampir setengah jam. Ternyata, pemuda tadi juga tengah berkompromi kepada sebagian warga. Karena, kini yang menghampiri Rocky ada beberapa orang.
"Mari, kita ke rumah pak RW," ajak salah satu warga yang lebih tua bahkan dari Rocky. Sementara itu, pemuda tadi mengekor di belakangnya.
"Benar ini motor tuan muda," gumam Rocky.
"Kami hanya menemukan ini dan sengaja menyimpannya. Karena, bukan milik dari warga kampung saya," jelas pak RW.
"Kalau boleh tau apakah ada warga anda yang melihat pemuda berwajah kebulean masuk kampung ini?" telisik Rocky.
"Saya, sama sekali tidak mendapatkan laporan mengenai kedatangan warga baru maupun tamu," jawab pak RW.
"Baiklah. Terimakasih informasinya dan saya minta ijin untuk mengambil barang milik putra majikan saya," jelas Rocky.
Aparat warga tersebut pun menyerahkan dengan surat perjanjian.
Terimakasih, dan ini ada sumbangan sedikit untuk uang kas," ucap Rocky seraya menyerahkan beberapa lembar uang sebagai ucapan terima kasih.
Ketua RW tersebut pun mempersilakan Rocky untuk memasukkannya ke dalam kotak khusus iuran kas.
Hingga malam, Rocky dan para anak buahnya terus menyusuri hingga ke kampung sebelah. Berharap mereka menemukan sedikit tanda maupun petunjuk dari keberadaan Choki.
Secara kebetulan, Choki dah Annisa baru saja selesai mengangkut barang-barang di rumah kontrakan yang lama.
Choki yang berada di dalam mobil pick up, menutupi sebagian wajahnya dengan sorban. Sementara Annisa duduk di sebelah sopir.
"Ternyata si Bopeng sialan itu masih nyariin gue," gumam Choki.
Pick up tersebut pun melewati rombongan Rocky dengan aman tanpa di curigai.
Tak lama kemudian, Rocky sampai di kontrakan lama Annisa. Berkat, informasi dari salah satu warga yang mengatakan bahwa ada salah satu warga yang memang menyembunyikan seorang pemuda tampan berwajah agak kebulean. Juga, orang yang di maksud itu memiliki luka di bahunya.
Ciri-cirinya persis seperti Choki, tetapi rumah tersebut nampak sepi.
Daerah yang lumayan sepi, membuat Rocky agak kesulitan mencari informasi.
Hingga,
"Siapa kalian?" tanya pak RT, yang merupakan wali pernikahan dari Annisa.
"Kami, tengah mencari seorang pemuda yang merupakan anak dari majikan saya. Bahunya sepertinya tertembak. Menurut informasi, dia sempat tinggal di sini bersama seorang gadis," jelas Rocky.
"Maksud anda, Choki?" tahan pak RT menegaskan.
"Bener, Pak. Apakah anda pernah melihatnya. Tuan muda sudah hilang selama beberapa hari," jelas Rocky lagi. Sedikit lagi ia sampai pada titik temu dari pencariannya yang cukup panjang dan melelahkan ini.
"Jika benar, pemuda yang tengah anda cari adalah Choki yang beberapa saat lalu telah menikahi anak dari sepupu saya, maka ... mereka baru saja pindah beberapa saat yang lalu," jelas Pak RT.
"Apa! Menikah!" kaget Eliana hingga wanita itu pingsan.
"Astaga, Eli." Alberto memanggil pelayan untuk mengurus istrinya yang syok hingga tak sadarkan diri itu.
Hari sudah sangat malam, dan kedua suami istri ini menerima berita yang sungguh tidak mereka sangka mengenai putra satu-satu mereka.
Alberto harus menunggu hingga besok pagi. Tak mungkin ia terus memaksa anak buahnya itu untuk terus menyusuri keberadaan Choki yang kini telah berpindah.
"Kau membuat papa pusing, Zakaria," gumam Alberto seraya memijat pangkal hidungnya.
Pria ini tidak pernah memanggil Choki kecuali istrinya. Karena, sejak hamil Eliana begitu menyukai coklat sehingga tercetuslah nama depan untuk putra mereka yang agak nyeleneh itu.
Sehingga, kelakuan dari sang putra pun selalu saja membuat mereka mengelus dada.
___________
Choki dan Annisa telah menempati kontrakan baru mereka.
Walaupun tinggal satu rumah, tetapi mereka tidur terpisah.
Malam ini Choki hanya berniat menemani Annisa, dan membantu istri dadakannya itu merapikan rumah kontrakannya yang baru. Choki tak tega jika langsung meninggalkan Annisa malam itu juga.
Pemuda ini sudah berkomunikasi dengan anak buahnya. Mereka mengatakan bahwa ada yang tengah mencari dirinya hingga mengobrak-abrik markas.
Tanpa mereka tau bahwa gerombolan itu adalah orang suruhan dari Alberto.
Choki justru berpikir jika keadaannya masih terancam dan tidak aman.
Karenanya, ia akan pergi diam-diam menuju tempat tinggalnya untuk mengambil kartu ATM-nya.
"Mau gak mau, gue harus pergi ninggalin Annisa dulu. Genk Speed pasti berantakan kalo gue kagak balik," gumam Choki.
Paginya, pemuda itu sudah bersiap dengan penyamarannya lagi. Ketika dirinya hendak membangunkan Annisa gadis itu tidak juga membuka kamarnya.
"Tumben banget. Biasanya sekali ketuk juga dia pasti nyaut," gumam Choki.
"An, Annisa. Aku mau balik ke markas dulu ya. Nanti, sekalian mau ambil ATM aku di rumah. Aku janji gak akan ninggalin kamu gitu aja. Annisa, buka dulu dong pintunya!" panggil Choki dengan segala ocehannya.
Tetap saja, tak ada sahutan maupun respon.
"Pasti ada yang gak beres," batin Choki dengan firasat buruknya.
Pemuda itu pun berinisiatif untuk mendobrak pintu kamar Annisa.
Bruk bruk ... brakk!
Pintu kamar pun terbuka dengan paksa, hingga Choki mendapati Annisa tergeletak di lantai samping tempat tidurnya.
Posisi Annisa membelakangi Choki dengan pakaian gamis lengkap juga khimar lebar yang masih di kenalan oleh gadis itu.
Choki gegas mendekat dengan segala kekhawatiran yang hinggap di hatinya.
"Annisa." Choki menyentuh bahu Annisa untuk membalik posisi gadis itu agar menghadapnya. Dan ...
"Astaga ...!" Choki berjengit kaget karena pada saat ini Annisa tidak mengenakan niqob-nya. Justru kain itu tergeletak begitu saja di lantai tak jauh dari posisinya.
...Bersambung....
Jazakillah khairan author
👍👍👍👍👍
ana uhibbuki fillah untuk perempuan