NovelToon NovelToon
Dianggap Miskin Oleh Keluarga Istri

Dianggap Miskin Oleh Keluarga Istri

Status: tamat
Genre:Tamat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Konglomerat berpura-pura miskin / Menjadi Pengusaha
Popularitas:566.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Hafizoh

Ibrahim anak ketiga dari pasang Rendi dan Erisa memilih kabur dari rumah ketika keluarga besar memaksanya mengambil kuliah jurusan DOKTER yang bukan di bidangnya, karena sang kakek sudah sakit-sakitan Ibrahim di paksa untuk menjadi direktur serta dokter kompeten di rumah sakit milik sang kakek.

Karena hanya membawa uang tak begitu banyak, Ibrahim berusaha mencari cara agar uang yang ada di tangannya tak langsung habis melainkan bisa bertambah banyak. Hingga akhirnya Ibrahim memutuskan memilih satu kavling tanah yang subur untuk di tanami sayur dan buah-buahan, karena kebetulan di daerah tempat Ibrahim melarikan diri mayoritas berkebun.

Sampai akhirnya Ibrahim bertemu tambatan hatinya di sana dan menikah tanpa di dampingi keluarga besarnya, karena Ibrahim ingin sukses dengan kaki sendiri tanpa nama keluarga besarnya. Namun ternyata hidup Ibrahim terus dapat bual-bualan dari keluarga istrinya, syukurnya istrinya selalu pasang badan jika Ibrahim di hina.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

"Kamu ada masalah apa sih? Kenapa kamu sampai tega menyuruh Arham untuk menceraikan istrinya, HAH?" teriak Ibu tirinya Arumi

Karena saat Laras melakukan panggilan terhadap Arumi, Laras sudah menghidupkan pengeras suara. Arumi sampai harus menjauhkan HP-nya, ketika mendengar ibu tirinya berteriak.

"Arumi tidak menyuruh Arham untuk bercerai tapi melakukan pembatalan pernikahan, itu semua karena Mona seorang penipu. Arumi tau pasti Mona mengadu yang tidak-tidak kan? Dasar wanita ular, memang cocok bersama kalian karena satu spesies"

"Apa kata kamu? Kamu wanita tidak tahu diri, apa karena kamu tidak bisa memenjarakan Laras sehingga menaruh dendam dengan memisahkan Arham dan Mona?"

Ibu tirinya Arumi berkata masih dengan berteriak, Arumi yang mendengar perkataan ibunya hanya memutar bola mata dengan malas. Sementara Mona tersenyum puas mendengar Arumi di marah, Arumi yang malas meladeni memilih mengakhiri sambungan telepon secara sepihak.

"Arumi semakin hari semakin kurang ajar, kenapa dia jadi seperti itu ya Bu?"

"Ibu juga gak tau, tapi kita harus bisa menyingkirkan Arumi"

Mata ibu tirinya Arumi memancarkan aura kebencian pada Arumi, setelah itu perbincangan mereka membahas tentang Arumi yang sepertinya lebih menarik dari pada membahas masalah Mona.

.

.

.

Arham terbangun dengan tubuh yang terasa segar lalu menatap sekeliling, Arham baru sadar rupanya masih berada di rumah Arumi. Arham beranjak lalu keluar dari kamar, Arham mencari-cari keberadaan Arumi yang tak terlihat di matanya.

"Mana sih Mbak Arumi"

Arham bingung karena tidak menemukan Arumi di mana pun, Arham pun memutuskan ke kamar mandi hendak mencuci wajahnya agar terlihat lebih fresh. Setelah itu, Arham keluar dari kamar mandi.

"Astaghfirullah, Mbak bikin kaget saja"

Arham sangat terkejut karena tiba-tiba Arumi berdiri di depan pintu kamar mandi, Arumi mengernyitkan keningnya melihat Arham kaget padahal dari tadi Arham sendiri mencari-cari keberadaannya.

"Bukannya kamu cari Mbak, kenapa malah kaget?"

"Iya Mbak gak ada di mana pun pas aku cari, biasanya nonton TV atau gak di dapur" ucap Arham sembari melangkah ke meja makan untuk mengambil minum

"Ohh, Mbak tadi di kamar habis teleponan sama ibu kamu" sahut Arumi dengan acuh, Arham mengangkat alisnya bingung maksud dengan perkataan Arumi.

"Ibu aku? Maksud Mbak ibu kita, ibu Ani kan"

Arumi tertawa melihat wajah lucu Arham, tentu saja yang di bicarakan Arumi itu Ibu Ani. Ibu mereka, memang siapa lagi ibu mereka kalau bukan Ibu Ani yang super duper ajaib dan ratu drama di dunia nyata.

"Kok Mbak malah ketawa aku serius loh" ujar Arham mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil

"Kamu lucu banget, hal seperti itu pake di tanya segala. Memangnya kita punya ibu berapa, tadi ibu nelpon. Mona mengadu yang tidak-tidak, istrimu itu loh. Bilang kalau Mbak menyuruh kamu menceraikannya, dasar wanita ular"

"Biarkan itu aja urusan aku, Mbak. Aku yang akan kasih pengertian pada ibu tapi setelah wanita itu tidak ada di rumah lagi, aku malas lihat wajahnya sok polos. Kalau saja bukan wanita, sudah aku buat perkedel tuh wajah" gerutu Arham

"Setelah masalah kamu selesai, apa rencana kamu selanjutnya?"

Arham menghela napas panjang, Arham juga bingung harus melakukan apa kedepannya. Tapi yang jelas, yang ada di pikiran Arham saat ini ingin resign dari tempat kerjanya. Setelah itu, Arham berencana akan pergi jauh.

"Rencana sih aku mau pergi ke luar negeri, biar bisa menebus sertifikat rumah dan tanah peninggalan Bapak. Aku merasa sangat bersalah dan bodoh, hanya demi buat wanita ular itu senang aku rela mengadaikan sertifikat" Arham terlihat sangat bersalah

"Mbak punya ide, gimana kalau kamu ke luar kota saja. Mengelola kebun milik Mas Ibrahim, nanti kamu bilang saja sama ibu dan yang lain kalau kamu mau ke luar negeri. Masalah sertifikat kamu tidak usah khawatir, mbak sudah tebus sertifikat itu dan aman berada di tangan Mbak"

Mata Arham melotot, Arham memandang ke arah Arumi tanpa berkedip. Arham bingung dari mana Arumi mendapat uang buat menebus sertifikat yang telah di gadaikannya, apalagi setau Arham hidup Arumi hanya sederhana.

"Mbak punya uang dari mana? Setau aku, Mas Ibrahim kan cuma....."

"Cuma petani miskin seperti yang mereka katakan, kamu salah Arham. Mas Ibrahim itu memiliki harta yang tak akan habis tujuh turunan, bahkan keluarga Mas Ibrahim termasuk keluarga konglomerat. Bukan Mbak sombong, tapi memang itu kenyatannya" Arumi memotong perkataan Arham

"Hah, keluarga Mas Ibrahim termasuk keluarga konglomerat. Bukannya Mas Ibrahim hidup sebatang kara, bagaimana bisa punya keluarga konglomerat?" tanya Arham tidak percaya

"Ya bisalah, orang Mas Ibrahim kan memang bukan asli orang sini. Keluarga Mas Ibrahim ada di ibu kota, selama ini Mas Ibrahim tidak pernah pamer kekayaan dan selalu hidup sederhana. Sebab itu, tidak ada yang tau tentang kekayaan Mas Ibrahim"

"Mbak tau sejak kapan?" tanya Arham penasaran dengan hubungan Arumi dan Ibrahim

"Sejak menikah, Mas Ibrahim menceritakan semuanya. Bahkan Mbak sudah pernah di ajak ke rumah orang tua dan kakek nenek Mas Ibrahim, meski rumah mereka sederhana tapi aset mereka di mana-mana"

"Wah, Mbak beruntung banget dapat Mas Ibrahim"

Arham semakin takjub dengan Ibrahim, jika orang yang mendengar cerita itu tentu tak akan percaya. Berbeda dengan Arham yang melihat langsung bagaimana Arumi bisa menyelesaikan masalah dengan cepat, Arham bersyukur Arumi akhirnya menemukan kebahagiaannya.

"Ya sudah kamu selesai masalah dengan Mona secepatnya, jelaskan juga semuanya pada ibu. Jika masalah kamu selesai, kamu bisa secepatnya pergi ke luar kota tapi ingat jangan bercerita tentang sertifikat yang sudah ada di tangan Mbak"

Arham mengangguk karena paham hubungan ibunya dengan Arumi tidak baik, Arham juga paham bagaimana karakter ibunya. Setelah itu, Arham pamit pada Arumi hendak pulang ke rumah ibu mereka ingin segera menjelaskan semuanya.

Arham sampai halaman rumah ibunya, berkali-kali Arham menghembuskan napas. Sebelum pergi dari rumah Arumi, Arumi berpesan bagaimana caranya agar Arham bisa bersikap tenang dan tidak terpengaruh jika ibunya menentang keputusan Arham.

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam, kamu dari mana saja? Apa kamu tidak tahu kalau istrimu menunggu kamu dari tadi?" Laras yang melihat Arham langsung menodong pertanyaan pada Arham

"Sabar Laras, Arham sepertinya masih lelah. Biarkan dia istirahat dulu, apalagi perjalanan dari rumah Arumi ke sini lumayan jauh" ucap Ibu tirinya Arumi dengan bijak

Arham menatap ke arah Laras dengan malas, Laras dengan Arumi memang sangat berbeda. Kalau Laras menyelesaikan masalah mengunakan otot, kalau Arumi mengunakan otak. Makanya Arumi sangat pintar membuat lawannya mati kutu, yang seperti itu yang di sukai Arham.

1
Christina Hartini
semoga Arham bisa berubah sifatnya gk seperti ibu dan Arka kakaknya
Christina Hartini
untungnya Arumi dan Ibrahim tegas jangan kasih tambahan lagi, kelihatan kl matre calo Arham, biar dirasakan ibunya dan saudara lainnya nanti
Christina Hartini
tahu bisa ngasih sapi dan kambing, dipikirnya uangnya banyak, enak saja meski banyak ya GK untuk ibunya, kucuriga kakaknya yg ngompori ibunya
Christina Hartini
sombong banget Laras, moga gk bisa punya anak beneran
Anonymous
k
Junet Net
Luar biasa
Simba Berry
bagus ceritanya
Simba Berry
k3napa harus ada korban thor untuk m3ndapatkan anak.apalagi korban itu bos dan keluarganya sendiri.sungguh miris membacanya.
Silvi Vicka Carolina
gak saadar diri .parah
Rikaz Damha Kin
Luar biasa
Atma Inatun Nikhma
terima kasih....
happy ending juga....
cerita yg bagus
Atma Inatun Nikhma
Lumayan
zahara naura
Luar biasa
zahara naura
Lumayan
Alis 01
bagus banget
Anonymous
k
Afif Mujahidin
Luar biasa
Edy Sulaiman
Awas Ibrahim daerah sono main dukun, cinta ditolak dukun bertindak...hhh
Edy Sulaiman
oh Ibrahim ada diPagaralam itubnyak kebon kopi disana thor.
Marisa Hafizoh (hafizoh_17): iya kk, tempat bapak mertua author pagaralam dan punya kebun kopi
total 1 replies
Heny
Minta kok maksa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!