Brondong Tajir Mengejar Janda 2

"Aku mau kerja dulu, jangan lupa jaga dedeknya baik-baik."

Hanzel sedang berpamitan kepada istrinya untuk bekerja, saat ini pria itu bahkan sedang berjongkok sambil mengelusi perut istrinya.

"Pergilah, Sayang. Jangan nakal," ujar Sahira.

Keduanya sudah sepakat bahwa setelah Sahira dinyatakan hamil, wanita itu tidak akan pergi bekerja bersama dengan Hanzel. Namun, Sahira membuat surat perjanjian antara dirinya dan juga Hanzel.

Hanzel harus setia kepada Sahira, jika pria itu ketahuan selingkuh, maka Sahira akan meninggalkan Hanzel dan langsung menceraikan pria itu.

"Tidak akan," ujar Hanzel yang langsung mengecup perut istrinya.

Setelah puas, Hanzel bangun dan langsung memeluk istrinya. Tak lama kemudian Hanzel bahkan memberikan kecupan masalah di bibir istrinya.

"Jangan lelah dan cape, kalau mau apa pun minta pelayan."

"Ya, Sayang."

Terpancar sekali kebahagiaan di wajah keduanya, Hanzel lalu berangkat untuk bekerja. Pagi ini dia juga sudah memberitahukan seluruh keluarganya kalau istrinya sedang mengandung.

Nanti malam bahkan akan ada acara makan malam bersama untuk merayakan kehamilan Sahira, sebagian anggota keluarga Pramudya akan datang.

Tentunya yang lain bukannya tidak mau ikut datang, tetapi memang karena ada yang tinggal di luar kota dan juga ada yang tinggal di luar negeri.

"Elu udah baik?" tanya Hanzel ketika dia masuk ke dalam resto dan melihat Anggun yang hendak masuk ke dalam dapur.

"Baik," jawab Anggun jutek dan langsung masuk ke dapur.

Hanzel sempat memperhatikan wanita itu, penampilannya baik seperti biasanya. Hanya saja dia melihat luka pada buku-buku jari tangannya.

"Dia kenapa? Apa mungkin efek obat yang dia konsumsi tadi malam bekerja? Lalu, dia tak dapat menahannya dan menyakiti dirinya sendiri?"

Hanzel yang mendapatkan serangan terus dari Anggun justru tidak marah, dia merasa jijik tapi juga merasa kasihan. Karena wanita secantik Anggun malah ingin menjatuhkan harga dirinya sendiri.

"Semoga saja dia cepat sadar," ujar Hanzel.

Hanzel bekerja dengan begitu baik hari ini, sesekali dia akan menghubungi istrinya. Terlihat sekali jika pria itu memberikan perhatiannya, walaupun hanya lewat chat ataupun telepon.

"Yang, jangan lupa untuk undang Anggun ke acara syukuran kehamilan aku."

Hanzel sempat terdiam membaca pesan dari istrinya, justru dia ingin menghindari Anggun. Namun, kenapa juga istrinya itu ingin mengundang wanita yang sudah berusaha untuk mengambil dirinya dari Sahira, pikirnya.

"Loh, kok diundang? Bukannya ini acara khusus untuk keluarga?"

"Ya, tapi ajak aja."

"Oke, tapi kamu harus janji."

"Janji apa?"

"Janji tidak akan ada drama kecemburuan kalau dia nanti datang ke acara syukuran kehamilan kamu," balas Hanzel.

"Tidak akan, kamu ajak aja dia."

"Oke," jawab Hanzel yang sebenarnya bingung dengan apa yang diinginkan oleh istrinya.

Akhirnya sepulang kerja dia mengajak Anggun untuk makan malam di kediamannya, Anggun tentunya begitu senang mendapatkan ajakan seperti itu dari Hanzel.

"Loh, kok rame banget?"

Anggun begitu kaget karena saat tiba di kediaman Hanzel, di sana begitu ramai sekali. Dia sempat berpikir kalau Hanzel merasa bersalah kepada dirinya, makanya pria itu mengajak makan malam dirinya.

Dia merasa ada kesempatan untuk bisa bersama dengan Hanzel, tetapi jika seperti ini, dia takut tidak akan ada kesempatan untuk mendekati pria itu lagi.

"Masuk aja, Sasa udah nunggu."

Walaupun merasa bingung, tetapi anggun menurut. Dia akhirnya masuk dan bercengkrama bersama dengan keluarga dari Hanzel, setelah mengobrol sebentar akhirnya mereka semua melakukan makan malam di ruang keluarga yang sudah disulap seperti ruang makan.

"Sa, selamat atas kehamilannya. Umi sangat senang, Umi juga datang bawa kado."

Khadijah langsung memberikan kado untuk menantunya tersebut, bibirnya terlihat tersenyum sambil menatap menantunya dengan penuh kasih sayang.

Anggun tentunya begitu kaget mendengar apa yang dikatakan oleh Khadijah, karena ternyata Sahira sedang hamil. Jika seperti itu, akan sulit bagi dirinya untuk mendekati Hanzel.

"Makasih, Mi." Sahira memeluk Khadijah.

Semua orang yang ada di sana nampak mengucapkan selamat, semua anggota keluarga juga memberikan kado untuk Sahira.

"Yang, kado dari kamu mana?" tanya Sahira yang langsung memeluk suaminya dengan manja.

"Mau kado apa?"

"Cukup berikan kasih sayang untuk aku yang besar," ujar Sahira yang langsung berjinjit dan mengecup bibir Hanzel dengan mesra.

Semua anggota keluarga yang datang nampak bersorak, sedangkan Anggun nampak menahan kekesalan dan juga kesedihannya.

Selama ada di kediaman Hanzel, wanita itu terus saja merutuki dirinya. Dia merasa sudah salah datang ke sana, dia merasa sudah menyakiti dan mempermalukan dirinya sendiri.

"Terima kasih sudah datang, aku tahu kamu itu wanita yang baik dan juga cantik. Aku yakin akan ada lelaki baik yang akan menikahi kamu, Jangan pernah mempermalukan diri sendiri. Jangan pernah merendahkan diri sendiri, kamu itu harus jadi wanita yang berkelas. Jangan menginginkan milik orang lain,'' ujar Sahira ketika Anggun berpamitan untuk pulang.

"Hem," jawab Anggun lesu.