seorang anak yang memiliki kelebihan bisa mendengarkan bisikan-bisikan dari alam dan hewan-hewan, hingga dia dianggap gila oleh warga desa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hambali balon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21 : Kesedihan Mendalam
Sarah “sudahlah kak sari, kak danu sudah tiada, jangan kakak sesali, semua ini sudah garis yang sudah ditentukan tuhan kak”
Seminggu sudah berlalu, setelah kepergian danu, sari hanya bisa menangis dan termenung sambil memegang perut yang hampir besar.
Ayu “sari kamu juga harus kasihan dengan anak yang kamu kandung sari, kalau kamu seperti ini terus anak yang kamu kandung juga tidak baik, danu pun sedih jika kamu seperti ini terus nak”
Sari “iya bu, sarah besok temani aku ke pohon beringin, untuk yang terakhir kalinya”
Sarah “mau ngapain kau kak kesana”
Sari “sudahlah temani saja aku, jika kamu tidak mau, biar aku saja sendi”
Roy “sudah sayang kamu temani saja, nanti aku bawa mawar dan jerry masih disinikan sama maya, kita ajak mereka semua”
Sarah “iya besok aku temani kamu kak”
Sari “terimakasih sarah”
tatapan kosong sari, membuat keluarga sangat khawatir dengan keadaan sari, sari langsung masuk kamar setelah ia berbicara, sarah juga bergerak dari duduknya ingin mengikuti sari untuk menemani sari, tetapi di tahan dengan papanya.
Abizar “sudah sarah, biar kakak mu dulu”
Sarah “bukan gitu pah, ini sudah seminggu, dia terus seperti itu, makan kalau tidak dipaksa tidak mau, kasihan sama anaknya, kak danu pun sedih kalau lihat dia seperti ini”
Abizar “sudah lah sari, setelah besok sari pasti mengambil keputusan untuk hidupnya”
Sarah “terserah lah pah”
sarah sangat kesal dengan sari, melihat sikap kakaknya seperti itu terus
Sarah “yang kita keluar sebentar”
Roy “mau kemana yang”
Sarah “mau nemenin apa gak, kalau gak aku bisa sendiri”
Roy “yaudah, aku temenin yang. pah, mah roy pergi sebentar”
Abizar “ya sudah temani lah sarah, biar dia juga tenang”
Roy “iya pah, assalamualaikum”
Abizar “waalaikumsalam”
Roy “mau kemana kita yang”
Sarah “aku mau kepinggir sungai”
Roy “ya sudah ayo kita kesana”
Sarah “buruan yang”
Roy “iya sabar loh sayang”
roy menahan sabarnya untuk menenangkan emosi sarah dan kesedihannya, lalu mereka berangkat menaiki motor yang biasa danu pakai.
Ayu “mas gimana ini”
Abizar “sabar sayang, kalau kita emosi juga masalah ini gak akan selesai sayang, biar sari yang ambil keputusan, memang kita kehilangan danu, tetapi yang sangat kehilangan itu sari sayang”
Ayu “iya mas, ayu tau itu”
Abizar “sabar saja sayang, mas percaya kok dengan sari, sari pasti mengambil satu keputusan untuk dia dan anaknya yang ada di dalam perutnya’
Ayu “ya sudah lah mas, ayu juga mau masuk kamar, mau istirahat”
Abizar “ya sudah, kamu masuk kamar, mas mau disini dulu”
abizar hanya bisa berserah diri dengan tuhannya, “bapak jangan terlalu dipikirkan, sari pasti bisa melewati masa sulit nya”, bisikan itu terdengar di telinga abizar, abizar terkejut melihat ke kanan dan ke kiri,
Abizar “(didalam hati) tidak ada siapa pun, jadi siapa tadi, apa kamu danu, jika kamu papa berharap kamu tenang di alam sana”
Roy “sudah sampai kita sayang”
Sarah “iya yang, kamu mau ikut kau tidak”
Roy “ikut lah, masa aku di sini saja, kalau kamu terjadi sesuatu gimana”
Sarah “hmmm, ya sudah”
sarah duduk langsung pergi ke pinggiran sungai, dan duduk sambil main air yang mengalir
Sarah “(didalam hati) sungai, sampaikan salam ku dengan kak danu, kak danu terlalu cepat kau pergi”
suara bisakan terdengar samar-samar di telinga sarah “aku tidak pernah meninggalkan kalian semua, aku selalu hidup dihati kalian semua”
Roy “yang kenapa kamu termenung”
Sarah “gak kok sayang, cuma mengingat masa-masa indah saja waktu kita bertujuh main disini yang”
Roy “sudah lah sayang, danu selalu hidup di hati kita, aku percaya itu, sudah banyak kelebihan danu yang kita alami bersama, semua itu menjadi pelajaran buat kita sayang”
Sarah “iya sayang, emang gak boleh mengingat masa-masa kita dulu”
Roy “ya boleh sayang, tetapi kita kan punya masa depan, kita harus menatap masa depan kita, aku percaya dengan sari, dia pasti bisa melewati masa-masa sulit ini, tapi dia butuh waktu”
Sarah “iya aku tau sayang, tapi dia harus rasional”
Roy “iya sayang, ya sudah yang penting kita harus tetap menyemangati sari”
Sarah “iya sayang, tapi”
Roy “sudah jangan pakai tapi lagi, ok”
Sarah “iya sayang”
Roy “gimana hati kamu sayang sudah tenang”
Sarah “sudah sayang, tapi bentar lagi kita pulang ya”
Roy “iya, terserah kamu mau jam berapa kita pulang, asal kan jangan sampai malam”
Sarah “iya sayang ku’
luapan emosi sarah memudar dihanyutkan oleh arus sungai, sehingga emosinya mereda, membuat sarah menjadi lebih tenang.
keluarga abizar berkumpul di ruang tamu, hanya sari yang di kamar
Ayu “sarah dari tadi kakak mu belum makan itu, bawakan dia makanan”
Sarah “hmmm”
Roy “sudah sana yang, jangan pakai hmmm lagi”
Sarah “iya sayang”
sarang mengetuk pintu kamar sari
Sarah “kak, kak sari buka pintunya, sarah bawa makanan ini, kakak kan dari tadi belum ada makan, kasihan dedeknya”
Sari “iya bentar ya”
pintu kamar dibuka, terlihat matanya sari memerah seperti habis menangis
Sari “masuklah”
Sarah “jadi aku boleh masuk ini, biasa nya cuma makanannya saja”
Sari “sudah masuk saja kau, jangan banyak bicara lagi, kakak mau cerita”
Sarah “iya-iya, bumil emosi aja kayaknya”
Sari “sudah masuk”
mereka berdua duduk di pinggir tempat tidur
Sarah “makan dulu ya, baru nanti ceritanya, kasihan si dedek belum makan”
Sari “iya bawel”
Sarah “hmmm. gini kan sarah senang, lihat kakak ku yang cantik ini gak cemberut lagi”
Sari “katanya kakak di suruh makan dulu, baru cerita”
Sarah “iya loh, sarah kan lagi menghibur kakak”
Sari “hmmm, iya kakak makan dulu ya”
Sarah “iya kak”
setelah sari makan, baru sari cerita tentang mimpi dia, bahwa danu datang di mimpi sari agar lebih tegar, dan tidak terlalu menyesali keadaan ini.
Sarah “emangnya kak mau cerita apa sama sarah kak”
Sari “kakak tadi tidur, danu hadir dimimpi kak, dalam seminggu ini baru kali ini danu datang dalam mimpi kakak”
Sarah “emang kak danu cerita apa kak, sama kakak”
sambil meneteskan air mata sari bercerita
Sari “hmmm, danu datang dengan senyuman, danu berpesan dengan kakak, dia bilang jangan terlalu menyesali keadaan, dan dia bilang agar lebih tegar menjalani hidup demi anak kita”
Sarah “sudah lah kak, kakak jangan bersedih terus, kak danu sudah berpesan sama kakak kan”
Sari “iya dik, besok temani kakak ya, bawa teman-teman yang lainnya”
Sarah “iya kak, roy tadi sudah bilang sama yang lainnya”
Sari “makasih adikku sayang, oh iya kamu jadi balik lagi ke paris”
Sarah “jadi kak, tapi tunggu kakak stabil baru kami balik ke paris”
Sari “dik boleh gak kakak minta satu permintaan sama kamu”
Sarah “ya boleh banget kak, kakak mau apa, sekarang juga sarah kasi”
Sari “kakak gak minta banyak-banyak sama kamu dek”
Sarah “banyak pun gak masalah”
Sari “tolong pijitin kaki kakak, dan malam ini kamu tidur sama kakak ya”
Sarah “yah cuma itu, kalau itu bisa kali pun kak, ya sudah aku keluar bawa piring kotor, baru sarah nanti masuk lagi nemenin kakak”
Sari “iya, makasih ya si bawel kakak”
sari sambil mencubit pipinya sarah, sarah keluar meletakkan piring kotor ke dapur, dan sarah menginformasikan dengan roy bahwasannya malam ini dia tidur sama kakaknya
Sarah “sayang, malam ini sarah tidur sama kakak, bolehkah?”
Roy “ iya boleh lah, ya sudah temanilah sari sayang”
Ayu “gimana keadaan sari?”
Sarah “sudah membaik kok mah, sudah mulai menerima keadaan mah”
Ayu “baguslah kalau begitu, ibu khawatir dengan dedeknya”
Abizar “ya sudah temani lah kakak mu, jangan dia menunggu lama”
Sarah “iya pa”
malam itu sarah menemani kakaknya istirahat di kamar sari, sarah tetap menyemangati kakaknya dalam setiap pembicaraan mereka.
pagi-pagi setelah sarapan sarah dan sari langsung pergi ke pohon beringin, tidak lama mereka berbincang-bincang roy, mawar, jerry dan maya datang, mereka terus menyemangati sari.
Sari “wahai pohon beringin, kamu tau disini aku bersaksi dengan danu, kau tau dan menyaksikan kebahagiaan dan kesedihan kami berdua, dan ini aku berpesan kepada sahabat-sahabat ku dan danu,”
Sari “jerry dan maya, kalian harus sering balik lihat desa ini,”
Jerry “iya sari aku janji”
Sari “mawar aku titipkan desa ini dengan kamu, satu saat aku akan kembali lagi dengan anak ku”
Mawar “iya sari, akan ku jaga desa ini”
Sari “sarah dan roy bawa aku ke paris untuk sementara, setelah kelahiran anak ku baru aku balik ke indonesia”
Sarah “kalau permintaan kakak seperti itu, akan aku bawa kakak dengan sarah”
Sarah “boleh kan sayang, kita bawa kak sari ke paris”
Roy “ya boleh lah”
Sari “terimakasih teman-teman, danu kau selalu hidup di dalam hati kami, bisikan-bisikan alam tidak akan berakhir, bisikan itu selalu hadir di hati kami”
Apakah kisah ini sampai disini? tidak.
Setelah perjanjian di pohon beringin dan disaksikan oleh alam, sari melahirkan anaknya di paris, dan dari membesarkan anak nya sendiri, sari tidak menikah lagi dengan pria lainnya, karena sari menganggap tidak ada yang bisa menggantikan danu di lubuk hati sari yang terdalam, sari menjadi penulis terkenal banyak novel-novel yang diterbitkan, kecuali kisah hidupnya.
“ Dimana kebimbangan dan keraguan ada didalam diri.
Apa yang sebenarnya diri ini tunggu?
Apa yang sebenarnya diri ini cari?
Seakan ingin menghitung tapi bukan untuk lupakan.
Tidak sehari bahkan sedikitpun Cinta dan Rindu ini berkurang atas diri kamu.
Terlalu banyak kenangan yang telah kita lalui bersama.
Maaf kan diri ini atas keegoisan dan rasa tidak pekaan diri ku atas dirimu.
Maaf kan atas segala kekurangan diri ku.
Dan maafkan untuk semua waktu yang telah kita lalui bersama, namun tidak selalu bisa membuat mu bahagia.
Tidak pernah aku rasakan perih, pedihnya hati ini, setelah kepergian mu.
Seakan semangat hidup ini pergi bersama kamu.
Terima kasih atas segala sesuatu yang telah kau berikan kepada ku, yang mungkin tidak pernah aku dapatkan selain dari dirimu.
Dan terima kasih untuk waktumu selama ini menemani ku.
Aku bahagia sempat mengenal dan memiliki pria sepertimu.
Tenanglah disana, alam sampaikanlah kepadanya tunggu aku.
Hanya doa yang bisa aku panjatkan untuk mu wahai suami ku
Salam Rindu dari Istrimu Sari. “