NovelToon NovelToon
Madu Dari Istriku

Madu Dari Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Poligami / Nikah Kontrak / Kaya Raya
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hany Honey

Asyifa rela jadi adik madu dari Naura, wanita cantik yang bersosialita tinggi demi pendidikan yang layak untuk kedua adiknya. Hanya saja, Adrian menolak ide gila dari Naura. Jangankan menyentuh Asyifa, Adrian malah tidak mau menemui Asyifa selama enam bulan setelah menikahinya secara siri menjadi istri kedua. Lantas, mampukah Asyifa menyadarkan Adrian bahwa keduanya adalah korban dari perjanjian egois Naura, sang istri pertama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tujuh - Iya, Sekarang Juga Siap!

“Bantu aku untuk bujuk Naura, supaya Naura mau punya anak dariku,” ucap Adrian.

Asyifa tersenyum, tapi ia bingung sendiri dengan Suaminya itu. Dirinya saja dibayar Naura untuk dipinjam rahimnya untuk mengandung anak dari Adrian. Sekarang Adrian malah meminta bantuan padanya untuk membujuk Naura?

Apakah wanita itu mau mendengarnya?

“Bagaimana? Bisa, kan?” tanya Adrian lagi.

“Gini nih, Pak. Saya ini kan dibayar Mbak Naura, dipinjam rahimnya untuk mengandung anak dari Bapak, terus kalau saya membujuk Mbak Naura supaya mau hamil, jelas saya kena semprot Mbak Naura dong?” ucap Asyifa, "disangkanya, saya mau makin gaji buta aja."

“Jadi maunya kamu, aku hamilin kamu begitu?”

Deg!

“Bu--bukan begitu! Tapi, saya tidak mau melanggar perjanjian saya dengan Mbak Naura, Pak. Apalagi Mbak Naura sudah membayar penuh uang kontraknya selama dua tahun,” jawab Naura.

Kini, Adrian menghela napasnya berat.

Di rumah, ia sudah tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan Naura, meminta jatah ranjang saja Naura selalu menolaknya

Istri pertamanya itu malah memilih memuaskan dirinya sendiri tanpa Adrian.

“Kalau kamu takut Naura akan mengambil kembali uang itu, saya akan membayar kamu tiga atau lima kali lipatnya dari yang Naura berikan padamu!” jelas Adrian.

Asyifa menghela napas panjang. “Haduh ... saya pusing, Pak. Sudah setengah tahun belum bisa memenuhi keinginan Mbak Naura, sekarang malah saya disuruh bantu Bapak untuk bujuk Mbak Naura supaya mau hamil."

"Untung saja, Mbak Naura tidak tahu keberadaanku sekarang di sini. Kalau tahu, pastinya sudah sering ke sini dan mengancam saya, Pak! Bayangkan saja setengah tahun saya belum hamil, pasti kalau Mbak Naura tahu saya dimarahi, Pak!”

“Saya lebih pusing, Fa!” tukas Adrian.

“Ya kalau pusing Bapak istirahat saja. Saya mau masak untuk makan siang nanti,” ucap Asyifa, lalu meninggalkan Adrian ke dapur.

Adrian hanya diam, tidak tahu mau berkata apa lagi. Memang lebih baik dia istirahat di kamar saja. Namun, Adrian mengurungkan niatnya untuk ke kamar. Adrian memilih rebahan di sofa depan TV lalu menonton acara TV lainnya. Ia memindah chanel untuk menonton acara selain acara gosip.

**

Lama Adrian rebahan sambil menonton TV, tiba-tiba indra penciumannya tergoda oleh bau harum masakan dari arah dapur. Baunya membuat perut Adrian keroncongan lagi. Padahal masih belum jam makan siang, tapi perutnya sudah lapar karena tergoda bau masakan Asyifa.

Merasa penasaran sang istri masak apa, sampai baunya seharum itu, dan membuat perutnya keroncongan, akhirnya Adrian ke dapur untuk melihat Asyifa sedang memasak apa. Adrian mendekati Asyifa yang sedang memasak, sambil mulutnya komat-kamit menyanyi. Entah lagu apa yang sedang Asyifa nyanyikan, Adrian melihat Asyifa begitu menikmati momen memasaknya.

“Kamu masak apa, Asyifa?” tanya Adrian yang sudah berdiri di sebelah Asyifa.

“Astagfirullah ... Bapak! Ngagetin saja sukanya! Untung nih ya gak saya lempar spatulanya!” pekik Asyifa dengan terjingkat.

“Habis kamu serius sekali masaknya, sambil nyanyi lagi?” ucap Adrian.

“Ya masak harus serius dong Pak? Biar hasilnya enak,” ucap Asyifa.

“Masak apa, Fa?” tanya Adrian.

“Sayur lodeh meriah, semeriah hati saya yang mungkin sebentar lagi mau selesai kontrak kerja saya dengan Mbak Naura,” jawabnya dengan gaya bar-barnya. Entah kenapa gadis pendiam itu berubah menjadi sebar-bar itu di mata Adrian.

Adrian tersenyum miring, berpikir kenapa Asyifa sama sekali tidak ada sedih-sedihnya di posisinya sekarang. Padahal dirinya sedang menjadi tawanan Naura untuk meminjamkan Rahim dan harga dirinya.

“Kenapa senyum?” tanya Asyifa.

“Kamu itu lucu. Kamu memang senang ya kerja begini? Gak ada rasa sedih atau apa gitu? Kayaknya bahagia banget lho kamu? Atau kamu memanfaatkan kami untuk mendapatkan uang?” tanya Adrian.

“Kerja itu harus dinikmati, Pak. Apa pun pekerjaannya, yang penting halal. Kan saya halal, sudah menjadi istri bapak? Bukan perempuan yang menjual diri pada Laki-laki hidung belang di luar sana? Saya gak memanfaatkan Bapak dan Mbak Naura, orang saya kerja jelas kok, ada perjanjian kerjanya, bukankah Bapak membaca sendiri perjanjiannya?” jelas Asyifa.

“Pekerjaanmu ini pekerjaan yang berat, Fa. Taruhannya nyawa. Kamu harus melayani suami orang yang gak mencintaimu, kamu juga harus melahirkan yang taruhannya nyawa. Kamu masih muda, apa kamu gak berpikir panjang untuk itu?” ucap Adrian.

“Ya mikir sih, Pak. Memang semua pekerjaan gak ada yang ringan, pasti ada tantangannya, ada cobaannya, dan taruhannya mungkin nyawa juga. Petani saja kerja taruhannya nyawa, Pak. Coba kalau tiba-tiba di sawah digigit ular berbisa, atau pas hujan petir kesamber petir? Iya, kan?” ucap Asyifa santai.

Adrian menggeleng, tidak mengerti jalan pikiran wanita muda itu yang sekarang sudah menjadi istrinya. Iya, pekerjaan Asyifa memang jelas, Adrian sendiri membaca perjanjian antar Naura dan Asyifa, akan tetapi Adrian masih berat menjalankan semua keinginan Naura itu.

“Saya gak tahu harus bilang apa lagi sama kamu. Kamu seperti menikmati sekali pekerjaan ini, Fa,” ucap Adrian menyerah.

“Karena saya butuh uang, dan Mbak Naura butuh bantuan saya. Jadi impas kan, Pak?” jawab Asyifa sambil mencicipi masakannya.

Adrian diam, sambil memerhatikan Istri Mudanya memasak dengan cekatan. Seperti sudah terlatih sekali tangannya untuk memasak. Sepintas ia berpikir tentang Naura, dan sedikit membandingkan antara Asyifa dan Naura. Istri Pertamanya sama sekali tidak pernah menyentuh peralatan masak. Bahkan memasak air pun tidak pernah Naura lakukan, karena menggunakan dispenser, jadi butuh air panas tinggal pencet saja. Berbeda dengan Asyifa yang sangat lihai memasak.

“Jangan bengong, Pak! Geseran dikit napa, Pak? Jangan dekat-dekat, nanti kena cipratan minyak, saya mau goreng ayam soalnya,” ucap Asyifa yang berhasil membuat Adrian kaget.

Bukannya menjauh, tapi Adrian malah ingin tahu bagaimana Asyifa menggoreng ayam. Hatinya seketika menghangat memandangi istrinya begitu cekatan memasak, dan memasak sebanyak itu untuk menyiapkan makan siang untuk dirinya.

“Apa kamu selalu masak untuk sarapan, makan siang, dan makan malam?” tanya Adrian.

“Iya, saya selalu masak sendiri. Saya tidak suka makanan instan, Pak,” jawab Asyifa.

“Kamu yakin tidak mau membantu saya soal Naura, Fa? Gak mau memikirkan ulang?” tanya Adrian memastikan lagi.

“Saya malah sama sekali tidak memikirkan itu, Pak. Yang saya pikirkan saya ingin cepat-cepat selesai dari pekerjaan saya ini,” jawab Asyifa.

“Ya sudah kalau begitu,” ucap Adrian.

“Ya sudah bagaimana, Pak?” tanya Asyifa.

“Kapan mau aku sentuh? Kamu sudah ingin cepat-cepat selesai, bukan?” tanya Adrian basa-basi.

Padahal Adrian sendiri gak ada niatan untuk menyentuh Asyifa. Bagaimana mau menyentuhnya? Adrian tidak mencintai, Adrian baru kenal Asyifa, dan tidak mungkin Adrian menyentuh perempuan yang hanya dinikahi secara siri. Adrian ingin anak yang sah sesuai agama dan hukum yang berlaku.

“Ya terserah Bapak lah? Saya siap kapan saja, mau sekarang juga saya siap kok, Pak,” ucapnya, berusaha tenang.

“Sekarang?” tantang Adrian seraya mendekat, membuat jarak keduanya menipis.

"Eh?"

1
Ma Em
Asyifa kalau Adrian sdh jatuh cinta sama kamu Asyifa malah bagus dan semoga Asyifa segera hamil dan pernikahan Adrian dan Asyifa langgeng
afaj
wah
afaj
semoga dapat hidayah s Naura dapat uztad jg yak
Ma Em
thor cepatlah Asyifa hamil anaknya Adrian jgn sampai keduluan Naura dan semoga Asyifa hamil anaknya kembar kalau bisa kembar tiga cowok dua dan cewek satu thor.
Yuliana Tunru
percuna menangus nayra toh neraka itu kau yg buat jd nikmati aj ..
afaj
cari cem cem an uga dong Naura klo hanya buat senang
Ma Em
Semoga Asyifa segera hamil dan Adrian segera menceraikan Naura istri yg hanya sukanya foya foya kumpul bersama teman sosialita yg tdk ada gunanya.
Ma Em
Luar biasa
Yuliana Tunru
kira2 naura punya rencaba jahat aoa lh..hati2 adrian..
yellya
wanita aneh 🤦🏻🤦🏻🤦🏻
Yuliana Tunru
jujur fa ..jgn bohong dan jalani semua dgn santai biar adrian yg urus naura
Nafeeza_🎈🎈
bilang iya arsyifaaaaaa... gregeeet q tu....
Yuliana Tunru
itulah suami ciptaan mu naura yg hati dan cunta x kau lukai siap2 kehilangan x naura
atik
lanjut thor, semangat
Yuliana Tunru
gmn ndk lapar trs lha oercintaan dgn naura tak pernah puss dikeluatin di luar ayw pake sarung kyj beli z takut hamil skrg di ouas2in yg segel jg msh kinyis2 siap2 ditinggal kau naura
Yuliana Tunru
sekarang z lah besok2 jg ttp sama biar setelah x malah timbul cinta dr kedia x kan wajar istri jg apapun alasan x
Yuliana Tunru
waktu x menepati perjanjian syifa iklas ya jan suami sah
اختی وحی
kesan ny tulisan ny jdi acak²an krn jarak nya jauh² bnget🙄pdhl bab 1 sampai 3 sdh bgus
Hany Honey: Oalah, maaf kakak. soalnya saya bab 4-6 pakai hp nulisnya. kayaknya pengaturan page nya di Laptop sama Hp beda kak, meski sama2 pakai word. saya gak tak atur lagi di hp. asal up keburu waktu, soalnya kejar tulisan lainnya.
total 1 replies
Nafeeza_🎈🎈
lanjutkan Thor q suka q sukaaaaaaaa,,,,,,,,,, mudhan nnti arsyifa sama Adrian saaaahhh.. aamiin
Nafeeza_🎈🎈
lanjut oiii lanjut seruuuuuuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!