Judul : Jantung kita yang ajaib
Kisah perjalanan hidup sepasang insan yang kehilangan keluarganya. Sang pria memiliki jantung lemah, sementara sang wanita mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawa nya di tambah dia tidak memiliki kaki sejak lahir.
Keduanya menjalani operasi transplantasi jantung. Pendonor jantung mereka adalah sepasang suami istri yang misterius dan meninggalkan memori penyesalan suami istri itu di dalam nya, jantung mereka mendorong mereka untuk mencari satu sama lain kemudian menyatukan mereka.
Inilah kisah perjuangan dua insan yang menjadi yatim piatu karena keadaan, mereka hanya saling memiliki satu sama lain dan keajaiban jantung mereka yang terus menolong hidup mereka melewati suka dan duka bersama sama. Baik di dunia nyata maupun di dunia lain
Remake total dari karya teman saya code name the heart
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Adrian menghampiri Elsa dan duduk di sisi ranjang nya, matanya mengarah melihat kedua kaki Elsa,
“Kamu...punya kaki ?” tanya Adrian.
“Ah ini....um....dari jam ini hahaha,” jawab Elsa sambil mengangkat jam tangannya.
“Hmm menarik,” ujar Adrian sambil mengamati kaki Elsa.
“He..hei, jangan melihat kaki ku seperti itu dong,” ujar Elsa yang risih.
“Oh sori sori, aku tahu jam itu bisa mereparasi tubuh pakai cairan kental hitam itu tapi aku tidak tahu hasilnya sebagus ini, seperti aslinya,” ujar Adrian.
“Eh...kamu tahu juga ?” tanya Elsa kaget.
“Iya, aku udah baca tutorial nya, sini, aku tunjukin,” jawab Adrian.
Elsa menjulurkan tangannya, Adrian menekan tombol di bagian kanan bawah dan “bwuuung,” keluar sinar laser banyak membentuk layar hologram berisi tulisan. Elsa terkejut melihatnya dan mulai membaca, Adrian melirik sebuah album yang tergeletak di ranjang Elsa. Dia langsung mengambilnya,
“Loh album ini ada ama kamu ?” tanya Adrian.
“Oh..aduh...i..iya, maaf, waktu itu aku main masuk aja gara gara ga sengaja muter kayak sekarang ini waktu kamu pergi,” jawab Elsa.
“Haaaah jadi kamu toh yang masuk, aku jadi tenang, ku pikir kemarin itu maling, pas aku pulang, ruangan itu terbuka dan aku sempat ketakutan karena banyak senjata kan di ruangan itu,” ujar Adrian.
“Iya bener, isinya senjata semua, aku sempet mikir kamu penjahat waktu itu haha (menyadari sesuatu) eh tunggu, yang buka ruang rahasia di unit ku siapa ? kamu ya ?” tanya Elsa.
“Um...iya, waktu itu aku juga ga sengaja muter pakai dinding ini,” jawab Adrian.
“Dasar...dasar...kenapa kamu ga bilang, berarti kamu masuk ke kamar ku dong...waaaaaaa, kamar ku di liat cowo,” ujar Elsa sambil memukul Adrian.
“Kamu juga masuk kamar ku kan, kalau ga gimana bisa ngambil album ini,” ujar Adrian yang menangkap tangan Elsa.
“Oh bener juga ya, impas berarti hehe,” ujar Elsa yang memegang tangan Adrian.
“Ga di sangka ya, yang kasih dua unit apartemen ini, om dan tante,” ujar Adrian sambil melihat sekeliling.
“Iya, aku juga ga sangka, awalnya ku pikir nenek, tapi ternyata dokter Kelvin bohong, hanya saja intuisi ku bilang ga apa apa, jadi ya ga apa apa,” ujar Elsa.
“Kamu udah liat semua isinya ?” tanya Adrian sambil menunjukkan albumnya.
“Iya, bagian depan lukisan semua dan belakang baru foto,” jawab Elsa.
“Lukisan ?” tanya Adrian sambil membuka albumnya.
“Ini lukisan tau,” jawab Elsa sambil menunjuk salah satu lukisan yang seperti foto.
“Hmm tapi beneran kayak foto ya, pelukisnya hebat amat,” ujar Adrian bergumam.
“Gitu deh, trus perhatiin deh latar belakangnya, foto yang ksatria megang pedang dan seorang putri, lihat sisi kanan atasnya,” ujar Elsa.
Adrian memperhatikan sisi atas foto itu dan tidak melihat ada yang aneh, kemudian dia membalik albumnya dan memperlihatkannya pada Elsa.
“Apanya ? biasa aja ?” tanya Adrian.
“Coba aja liat burung ini,” jawab Elsa menunjuk seekor burung yang sedang terbang di angkasa.
“Hmm...kok gede ya, ga proposional ngelukisnya,” ujar Adrian.
“Emang itu burung ?” tanya Elsa.
Adrian membalik albumnya dan mengangkatnya, dia mendekatkan foto itu ke wajahnya dan memicingkan matanya, Adrian kaget dan menoleh melihat Elsa,
“Kok bentuknya kayak,”
“Naga kan ?” tanya Elsa memotong ucapan Adrian.
“Iya, naga, kok bisa ? emang ini dimana ? negara apa ?” tanya Adrian.
“Nah baru nyadar, di dunia kita emangnya ada naga, enggak kan, kalau itu pesawat aku percaya di dunia kita, tapi karena itu naga berarti di dunia lain, isekai hehe,” jawab Elsa.
“Dunia lain ya ? isekai ya ? hmmm, oh,” ujar Adrian yang teringat sesuatu.
“Kenapa ?” tanya Elsa bingung.
“Bentar, tunggu sini,” jawab Adrian.
Dia berdiri dan berlari masuk ke dalam kamarnya, kemudian dia masuk ke dalam ruang rahasia dan mengambil jam nya, dia kembali menemui Elsa dan duduk di sisi ranjangnya. Adrian memakai jamnya dan membaca tutorialnya, dia langsung menuju ke sebuah tulisan dan membacanya, kemudian dia menoleh ke arah Elsa,
“Sa, sinian deh,” ujar Adrian menarik tangan Elsa.
Elsa bergeser, setelah Elsa mendekat, Adrian mengambil tangan Elsa yang memakai jam tangan, kemudian dia melihat jamnya, dia kembali melihat Elsa,
“Sa, hitungan ke tiga, kamu pence tombol merah paling atas ini,” ujar Adrian.
“Ok, emang apa fungsinya ?” tanya Elsa.
“Liat aja, harus barengan, mulai ya, 1....2....3,” jawab Adrian.
“Klik,” keduanya menekan tombol bersamaan, tiba tiba kedua jam tangan mengeluarkan cahaya terang sampai membuat Adrian dan Elsa memicingkan matanya karena silau, Adrian langsung merangkul Elsa yang juga memeluk dirinya, “swoooosh,” sinar menembak tepat ke depan mereka dan membentuk pusaran seperti pusaran air dan membesar, “pyaash,” pusaran air berhenti berputar, di tengahnya ada semacam cermin dan di balik cermin terlihat bagian dalam sebuah rumah dengan dinding kayu dan meja kayu.
“Huh ? portal ahahahahaha....isekai Sa,” ujar Adrian senang.
“Itu...beneran ?” tanya Elsa.
“Masuk yuk,” ajak Adrian.
“Ga mau, udah matiin, aku takut tau, ntar kalau kita ga balik lagi gimana,” ujar Elsa.
“Hmm bener juga ya, ya udah matiin dulu, kita cari tau dulu sebelum masuk,” ujar Adrian yang kemudian menekan tombol merah di atas sebanyak dua kali. Portal di depan mereka pun langsung menutup dan menghilang,
“Aneh...beneran aneh, menakutkan,” ujar Elsa.
“Loh katanya mau ke isekai ? tadi itu isekai kan,” ujar Adrian.
“Iya, tapi aku cuman seneng baca ceritanya bukan pergi beneran kesana,” balas Elsa.
“Hmm ya sudah cari petunjuk dulu,” ujar Adrian.
“Di dalam ruangan kamu ada yang ketinggalan belum di lihat ga ? kalau di ruangan ku cuman ada dress ama kostum kostum aja, paling banter ada banyak topeng di dalam kotak di samping jemuran dress dress itu,” ujar Elsa.
“Bentar, inget inget dulu (berpikir sejenak) oh ada, bentar,” ujar Adrian berdiri lagi.
Dia kembali berlari ke kamarnya dan tak lama kemudian dia keluar membawa sebuah buku catatan saku yang nampak sudah usang. Dia kembali duduk di sisi ranjang dan Elsa langsung menghampiri nya untuk sama sama membaca buku itu. Tapi keduanya bingung ketika melihat tulisan di buku itu,
“Itu tulisan apa ?” tanya Elsa.
“Ga tau, yang pasti bukan alfabet, kayak tulisan jaman kuno gitu, oh bener juga,” ujar Adrian.
Dia langsung mengarahkan jam tangannya ke buku dan menekan tombol di samping kiri, sebuah sinar keluar seperti memindai buku itu dan menampilkannya di layar hologram yang ada di depan mereka dalam kondisi sudah di terjemahkan.
“Wow, kamu ngapain ?” tanya Elsa.
“Jam ini ada fungsi untuk menterjemahkan semua bahasa, ada semua kok di tutorial,” ujar Adrian.
“Kayaknya aku harus baca tutorialnya nih,” balas Elsa.
Keduanya mulai membaca isi tulisan buku itu, ternyata isinya adalah sebuah kisah perjalanan dari seorang pria bernama Javis dari house Hauser, kekaisaran Easterius dan seorang wanita bernama Irisphilia, putri pertama kerajaan Norville, mereka berasal dari dua kerajaan yang saling berperang satu sama lain, keduanya saling mencintai dan memilih melarikan diri dari dua kerajaan mereka.