NovelToon NovelToon
PELANGI CINTA BAGASKARA

PELANGI CINTA BAGASKARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan Tentara
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: julieta

Di usianya ke 32 tahun, Bagaskara baru merasakan jatuh cita untuk pertama kalinya dengan seorang gadis yang tak sengaja di temuinya didalam kereta.
Koper yang tertukar merupakan salah satu musibah yang membuat hubungan keduanya menjadi dekat.
Dukungan penuh keluarga dan orang terdekat membuat langkah Bagaskara untuk mengapai cinta pertamanya menjadi lebih mudah.
Permasalahan demi permasalahan yang muncul akibat kecemburuan para wanita yang tak rela Bagaskara dimiliki oleh wanita lain justru membuat hubungan cintanya semakin berkembang hingga satu kebenaran mengenai sosok keluarga yang selama ini disembunyikan oleh kekasihnya menjadi ancaman.
Keluarga sang kekasih sangat membenci seorang tentara, khususnya polisi sementara fakta yang ada kakek Bagaskara adalah pensiunan jenderal dan dirinya sendiri adalah seorang polisi.
Mampukah Bagaskara bertahan dalam badai cinta yang menerpanya dan mendapatkan restu...
Rasa nano-nano dalam cinta pertama tersaji dalam cerita ini.
HAPPY READING.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEHANCURAN LUNA

Drttt...

Bunyi ponsel dengan nama sang papa membuat keringat dingin perlahan mulai mengalir ditubuh Luna yang kini wajahnya sudah pucat pasi karena ketakutan.

“I-iya pa....”, cicitnya pelan.

“Dasar anak kurang ajar! Cepat pulang!”, teriak Rianto murka.

Luna yang baru pertama kali mendapatkan bentakan dan makian keras seperti itu merasa ketakutan karena selama hidup dia baru merasakan dimarahi oleh papanya dengan keras hari ini.

Tak ingin membuat sang papa semakin marah, Luna pun segera meletakkan jas kerjanya digantungan dan langsung menyambar tas serta kunci mobil diatas meja, bergegas pulang.

Untung saja hari ini dia tak ada jadwal praktek dan hanya melakukan satu operasi tadi pagi sehingga dia bisa pergi dengan tenang.

Selama perjalanan, Luna beberapa kali mencengkeram erat kemudi mobilnya sambil menahan isak tangis yang hampir saja lolos dari bibirnya.

Disa sangat tahu bagaimana kejamnya sang papa jika benar-benar marah dan hari ini dia akan merasakan amukan iblis itu.

Luna yang bisanya sangat senang melihat gerbang rumahnya ketika pulang kerja karena sudah tak sabar untuk bertemu keluarga yang sangat memanjakannya kini menatap gerbang hitam yang menjulang tinggi tersebut seperti momok yang menakutkan.

Tak ingin membuat sang papa semakin murka, Luna pun segera masuk dan memarkirkan mobilnya digarasi.

“Papa dan mama sudah datang”, gumannya ketakutan melihat mobil kedua orang tuanya terparkir apik didepannya.

PLAKKK...

Satu buah tamparan yang sangat keras menyambut kedatangannya, membuat sudut bibir Luna sobek dan mengeluarkan darah.

“ Dasar anak tak tahu diri ! Berani sekali kamu memakai Black Mask tanpa ijin dari papa. Dan sekarang lihat, hasil perbuatanmu membuat papa hampir kehilangan segalanya ”, amuk Rianto.

Meski kasihan, namun Yasmin juga mengakui jika kali ini Luna sudah bertindak diluar batas dengan menggunakan Black Mask tanpa sepengetahuan papanya.

Jika sampai keberadaan Black Mask terungkap ke publik, bukan tidak mungkin semua kejahatan sang suami akan terendus dan hal tersebut tentu akan berkaibat fatal bagi keluarganya.

Bukan hanya akan dicopot secara tidak terhormat, Rianto juga akan dijebloskan kedalam penjara dan dijatuhi hukuman berat akan semua kejahatan yang selama ini berhasil mereka sembunyikan dengan sangat rapi.

Ucapan Sandi di telepon ketika menghubungi sang cucu saat ini tengah membuat sebagian orang yang mencurigainya berbuat kecurangan kembali beraksi setelah sebelumnya terdiam karena mereka tak memiliki petunjuk apapun.

Dan kini, akibat obsesi sang anak terhadap Bagaskara membuat semua kerja keras Rianto diambang kehancuran.

Apalagi tersiar kabar jika para petinggi ditempatnya sudah mengantongi bukti kejahatan yang dilakukan.

Bahkan pihak istana juga mendapatkan tembusannya membuat Rianto semakin bertambah murka.

Yasmin hanya bisa menghembuskan nafas dengan kasar melihat pipi Luna lebam dan sudut bibirnya berdarah dan perlahan berjalan mendekat.

“Mam sudah pernah bilang sebelumnya, lupakan Bagaskara,masih banyak cowok diluar sana yang lebih baik dan menghargai kamu. Sebagai seorang wanita, pantang mengejar lelaki yang sama sekali tak menganggap keberadaan kita seperti itu”, ucapan Yasmin membuat Luna tersadar jika ambisinya dalam mendapatkan Bagaskara bukan hanya telah melukai dirinya dan keluarganya namun  juga bisa membahayakan keluarganya.

“Pa...ma...maafkan Luna”, ucap Luna penuh penyesalan.

Yasmin yang tak tega dengan kondisi sang anak pada akhirnya bergerak maju “Sudah pa, maafkanlah Luna. Aku janji, akan mendidiknya dengan keras kali ini”.

Rianto yang sibuk dengan ponselnya pun menatap sang istri dengan tajam.“Pastikan anakmu itu tak lagi membuat ulah dan semua fasilitas mewah Luna aku cabut sampai semua kondisi kembali stabil seperti sebelumnya", setelah mengatakan hal tersebut kepada sang istri, Rianto pun berjalan keluar rumah sambil menerima telepon dari anak buahnya untuk membantunya membereskan kekacauan yang terjadi hari ini.

Langkah utama yang akan Rianto ambil adalah memindahkan markas Black Mask ke sebuah kota yang terpencil agar keberadaannya tak terlacak dan untuk sementara waktu menghentikan aktivitas perdagangan senjata dan obat-obatan illegal yang dijalaninya.

Semua itu dilakukan untuk membendung isu yang menyebar luas diseluruh mabes.

Meski tak sampai keluar dari jajaran kepolisian karena sudah ditakedown agar tak sampai menyebar dan membuat masyarakat resah namun Rianto yang tahu jika apa yang menimpahnya saat ini tak bisa dianggap remeh meski banyak petinggi merupakan komplotannya namun pimpinan tertinggi mereka tentunya tak akan tinggal diam jika sampai presiden turun langsung dalam kasus kali ini.

“Sial ! beberapa transaksi besar terpaksa aku batalkan akibat kejadian ini”, batin Rianto penuh amarah.

Rianto juga merasa frustasi karena anak buah serta barang bukti hasil penangkapan dipelabuhan kini ditangani langsung oleh pusat sehingga kemungkinan untuk meloloskannya sangat kecil.

Satu-satunya cara adalah membungkam anak buahnya hingga mereka tak lagi bisa menyebut namanya selama proses interogasi berlangsung.

Untuk Luna, kali ini Rianto akan meletakkan salah satu pengawal perempuan yang akan mengawasi semua pergerakannya agar anaknya itu tak kembali membuat ulah yang bisa merugikan dirinya lebih dalam.

Selain memberikan pengawal pribadi untuk sang anak, Rianto juga mulai menyadap ponsel sang anak agar bisa memantau gerak-gerik Luna tanpa wanita itu sadari.

Sambil berderai air mata, Luna dibantu sang mama berjalan masuk kedalam kamarnya karena badan wanita itu terlihat sangat lemas karena syok tak menyangka jika sang papa akan semurka itu kepadanya.

Drttt....

Ponsel Luna terus bergetar seiring banyaknya chat yang berisi pertanyaan dari beberapa rekan mereka mengenai rumor yang beredar saat ini.

“Mam...ini...”, Luna tak bisa mengucapkan kata-kata lagi dan hanya bisa terisak karena tak menyangka jika perbuatannya akan berdampak sangat besar seperti ini.

“Matikan saja ponselnya dan tunggu instruksi papa sebelum kamu menanggapi keingintahuan mereka akan kabar tersebut”, ujar sang mama hati-hati.

Yasmin sendiri sudah sejak tadi sore telah mematikan ponselnya karena tak ingin mengangkat telepon dari keluarga dan teman-temannya yang penasaran mengenai kabar yang beredar tersebut.

Karena tak ingin salah memberikan penjelasan yang membuat permasalahan semakin bertambah runyam, Yasmin lebih memilih untuk menghindar sementara waktu hingga suasana sedikit kondusif.

“Sebaiknya, kamu mengajukan ijin cuti sementara waktu hingga kondisi menjadi kondusif. Nanti mama bantu untuk bicara dengan direktur rumah sakit dimana kamu bertugas”, ujar Yasmin penuh perhatian.

Yasmin cukup paham kondisi yang mereka alami saat ini begitu riskan sehingga salah ambil langkah maka akan berakibat fatal, terutama bagi karir sang suami.

Setelah Yasmin keluar dari dalam kamar, Luna membuang semua bantal dan boneka yang ada diatas ranjang dengan penuh amarah.

“Brengsek !”, Luna berteriak kencang, melempar ponselnya kearah dinding hingga pecah.

Untung saja kamarnya kedap suara sehingga keributan yang dia buat tak menganggu orang lain yang ada diluar.

Luna bangkit dari atas ranjang, wajahnya merah padam. Tangannya mengepal erat dan tubuhnya gemetaran akibat amarah yang tak terkendali dalam dirinya.

Brakkk....

Meja kecil yang berada disudut ruangan dia tendang dengan keras hingga terbalik, menghantam barang-barang lain yang ada disebelahnya.

“Sialan ! semua rencanaku hancur !”, teriaknya penuh amarah.

Saat ini, Luna bergulat dengan kemarahannya, pikirannya mulai dipenuhi oleh rencana baru seolah apa yang terjadi pada papanya tak berarti apapun untuknya.

“Dendam ini harus terbalaskan bagaimana pun caranya”, ujarnya penuh kebencian.

Sambil terduduk dilantai, Luna tertawa terbahak –bahak dan tak lama kemudian dia menangis meraung-raung seolah beban terasa berat dipundaknya.

Dia sudah seperti orang gila yang berbicara sendiri dengan berbagai ekpresi sambil sesekali menangis dan tertawa, sebagai bentuk pelampiasan diri terhadap rasa sakit dan kekecewaan dalam hatinya.

1
Mak mak doyan novel
kok jadi horor sih
Mak mak doyan novel
nunggu lanjutannya
Mak mak doyan novel
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!