*Ini adalah lanjutan dari Kultivasi Raja Bayangan, jadi baca dulu jilid pertama sebelum ke novel ini...
Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 9 — Aliansi Aliran Hitam Tiba
Ji Xiansun mengumpat pelan sambil menyeka sudut bibirnya, ia menjadi geram, bersiap menggunakan teknik lainnya namun ucapan Liu Yuwen menghentikannya.
"Kau tidak akan bisa menang dariku, sejak awal kau bukan tandinganku..." Liu Yuwen menyipitkan mata lalu pandangannya tertuju ke satu arah. Liu Yuwen seketika langsung tersenyum tipis sebelum menoleh ke Ji Xiansun lagi. "Kini semuanya terserah padamu, apa kau mau percaya atau tidak pada surat itu aku sudah tidak peduli."
Usai berbicara demikian, Liu Yuwen tiba-tiba menghilang dari pandangan Ji Xiansun.
Ji Xiansun berdecak kesal tapi disisi lain ia juga merasa lega pemuda tersebut telah pergi, setelah bertukar puluhan jurus, Ji Xiansun tidak yakin bisa menang dari Liu Yuwen.
Satu hal yang pasti, kalaupun dirinya menang, Ji Xiansun akan terluka parah atau paling tidak, ia harus mengorbankan salah satu anggota tubuhnya.
Ji Xiansun mengeluarkan beberapa pil penyembuh sebelum menelannya, beberapa saat kemudian balasan anggota sektenya mendatangi danau suci tersebut sesudah mendengar ada suara ledakan.
"Matriark, apa anda baik-baik saja?"
Para anggota Sekte Bunga Anggrek terkejut melihat kondisi Ji Xiansun yang seperti telah melakukan pertarungan berat.
"Aku tidak apa-apa, hanya sedang melakukan percobaan sebuah teknik hingga membuatku terluka sendiri seperti ini."
Ji Xiansun menghela nafas, ia tidak bisa menjelaskan keberadaan Liu Yuwen pada anggota sektenya, terlebih mereka juga bukan tandingan pemuda itu.
"Dimana Yuan'er?" Ji Xiansun menyadari tidak ada putrinya diantara para gadis tersebut.
"Ah, Nona Ji sedang berlatih di tempat biasa Matriark, kemungkinan dia tidak mendengar ada suara ledakan besar sebelumnya."
Ji Xiansun mengangguk pelan, ia kemudian menyuruh mereka untuk kembali ke tempat semula dan membiarkan dirinya sendirian kembali namun sebelum Ji Xiansun melakukannya, tiba-tiba ada suara lonceng yang bergema keras.
Ekspresi Ji Xiansun memburuk begitu juga dengan anggota sektenya yang lain, mereka mengetahui bahwa lonceng itu tanda ada bahaya yang sedang menghampiri sekte mereka.
"Matriark, ini..."
"Kalian semua segera bersiap-siap, ada kemungkinan sesuatu yang besar akan terjadi..." Ji Xiansun masih mencoba tenang meski hatinya terlampau gelisah. "Kumpulkan semua anggota sekte kita ke satu titik, siapkan peralatan bertarung kalian!"
"Baik Matriark!" Para gadis itu segera meninggalkan danau dan menyisakan Ji Xiansun sendiri.
Raut wajah Ji Xiansun menjadi buruk apalagi teringat dengan perkataan Liu Yuwen sebelumnya. Untuk memastikan semuanya, Ji Xiansun segera bergerak ke pintu utama sekte.
Saat dalam perjalanan, Ji Xiansun bisa melihat kericuhan anggota-anggota sektenya, jelas mereka tidak menduga lonceng bahaya itu akan dibunyikan.
Ji Xiansun akhirnya tiba di pintu utama sekte, ia menarik nafas dingin ketika melihat sudah ada ribuan orang tengah menunggunya di sana.
Hampir semua dari mereka memancarkan nafsu membunuh bahkan beberapa diantaranya telah memiliki aura pembunuh tersebut.
"Nyonya Ji, kedatangan kami kesini seharusnya bisa anda tebak, kami akan pergi dari sini jika anda menyerahkan artefak itu secara baik-baik."
Diantara ribuan pasukan tersebut, ada lima kultivator yang berdiri paling depan dan mereka adalah pemimpin dari pasukan ini.
Lima kultivator itu semuanya berada di tingkatan Alam Kaisar Tahap 2 sementara satu yang paling senior telah mencapai Alam Kaisar Tahap 3.
Ji Xiansun mengerutkan dahi, ia tidak menduga artefak milik sektenya sudah diketahui keberadaannya oleh dunia persilatan bahkan sebelum genap satu tahun. Ji Xiansun sadar ada kemungkinan anggota sektenya telah membocorkan informasi rahasia ini.
"Memberikan artefak itu secara sukarela pada kalian lalu pergi dari sini tanpa konflik, apa itu cara aliran hitam bekerja?" Ji Xiansun tersenyum mengejek.
Kultivator senior itu tertawa kecil. "Kupikir kau akan menjadi naif mengingat puluhan tahun hanya tinggal di sekte, ternyata kau masih bisa berpikir juga."
Membawa pasukan apalagi jumlahnya sampai ribuan tanpa membuat masalah terdengar mustahil bagi sekte aliran hitam, jelas sekali mereka juga ingin menyerang Sekte Bunga Anggrek secara keseluruhan.
Ji Xiansun memeriksa pasukan lawannya yang memiliki seragam berbeda-beda, ia menebak mereka berasal dari berbagai sekte yang saling bekerjasama. Ji Xiansun bahkan mengenai sebagain besar sekte dari mereka.
Meski hanya diam di sektenya, Ji Xiansun tetap mendengar berita dunia persilatan terutama tentang kabar sekte aliran hitam membuat aliansi. Setelahnya melihatnya langsung, Ji Xiansun bisa menyaksikan kebenaran informasi tersebut.
"Kudengar anggota-anggota sektemu adalah wanita-wanita cantik, selama mereka mau diajak bekerjasama dengan kami maka kami pastikan tidak akan menyakiti kalian..." Kultivator Alam Kaisar yang lain angkat bicara sambil menjilat bibirnya.
Ji Xiansun mendengus kesal, "Apa yang membuatmu berpikir kami akan diam saja untuk menghadapi kalian?!"
Ji Xiansun bersiul cukup kencang, dari dalam sekte muncul para gadis bertopeng besi yang sudah siap untuk bertarung.
Jumlah anggota Sekte Bunga Anggrek jelas dibawah pasukan aliansi sekte aliran hitam, ditambah rata-rata kekuatan mereka cenderung lebih lemah, orang bodoh sekalipun akan bisa melihat seperti apa hasilnya.
Pasukan aliansi aliran hitam tertawa mengejek bahkan memandang sebelah mata pasukan yang seluruhnya perempuan tersebut. Dengan percaya diri mereka yakin bisa memenangkan pertempuran ini dengan mudah.
"Dimana Tetua Lan?" Ji Xiansun melirik empat tetua sektenya namun ada satu orang yang tidak ada.
Sekte Bunga Anggrek memiliki lima tetua yang semuanya mempunyai kekuatan di tingkatan Alam Nirvana.
"Aku tidak tahu Matriark, sejak kemarin dia sudah tidak ada di tempat tinggalnya."
Ji Xiansun berdecak kesal. "Kenapa dia selalu menghilang beberapa minggu terakhir ini, di saat sekte membutuhkannya dia justru tidak ada."
"Matriark, bagaimana ini, kita akan dibantai jika tidak memberikan artefak tersebut pada mereka." Salah satu Tetua merasa khawatir serta cemas.
"Aku tahu, tapi menyerahkannya juga tidak akan mengubah situasi..." Ji Xiansun mengigit bibirnya, sadar nasib Sekte Bunga Anggrek boleh jadi bisa berakhir hari ini.
"Sudah kuduga, kekuatan sektemu tidak akan cukup untuk mengalahkan mereka. Alih-alih kabur, kau justru membawa yang lain dalam kebinasaan."
Ji Xiansun serta para tetua dan anggota sektenya serempak menoleh ke atas usai mendengar suara tersebut, tidak hanya mereka tetapi pasukan aliansi sekte aliran hitam juga ikut menoleh ke arah yang sama.
Seseorang turun dari langit dengan kecepatan yang tinggi dan mendarat tepat di hadapan Ji Xiansun.
"Kau... Ternyata masih disini?!" Ji Xiansun yang paling bereaksi melihat orang tersebut adalah Liu Yuwen.
Liu Yuwen menghela nafas, sebenarnya ia sudah pergi dari sekte ini beberapa detik lalu namun baru puluhan meter bergerak, ia menjadi ragu untuk meninggalkan sekte tersebut.
Walaupun perlakuan Ji Xiansun sebelumnya tidak menyenangkan namun Liu Yuwen tetap merasa tidak tega ketika membayangkan sekte itu lenyap dan ribuan gadis di sana terbunuh.
Liu Yuwen akhirnya berbalik kembali dan menemukan pasukan aliansi aliran hitam sudah tiba di sana.