"Ah, aku berada di mana?"
Sebuah tempat yang mengesankan! Sial, tapi ini bukan duniaku. Ini adalah dunia sihir! Tunggu, aku terjebak di dalam tubuh seorang pemuda hina yang memiliki sihir sama sekali.
Bodoh, kenapa aku ini mencintai seorang putri kekaisaran sedangkan aku bukan siapa-siapa?
Ahahaha tidak masalah, mari kita genggam dunia ini menggunakan sebuah kecerdasan yang luar biasa. Tidak apa-apa aku tidak memiliki sihir, tapi aku memiliki sebuah seni yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Ini adalah dunia yang dipenuhi oleh pedang dan juga sihir. Kau tidak punya sihir? maka kau akan dikucilkan. Tapi mari kita lihat, bagaimana pemikiran dunia modern diterapkan di dunia yang tidak pernah menyentuh sains yang menakjubkan. Juga, mari kita taklukkan dunia ini dengan sebuah kecerdasan dan perkembangan teknologi yang luar biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arachanaee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Musyawarah Mufakat
Saat ini semua orang berkumpul dalam satu tempat. Mereka pun juga tahu tiba-tiba ada banyak orang yang jumlahnya mencapai penduduk desa dalam keadaan hendak di tolong. Yang jelas, situasi berada dalam kondisi yang begitu rumit. Dan mereka akan serba salah.
Ditolong tapi persediaan makanan tidak mencukupi. Jika tidak, maka mereka sama sekali tidak memiliki sifat kemanusiaan.
Elynore agak berkeringat di sini disaat dia baru saja menyembuhkan anak kecil yang sudah demam tinggi. dan ketika dia baru saja mendengar bahwa mereka dipaksa untuk berjalan puluhan kilo meter saat musim dingin, itu membuat hati kecil Elynore merasa teriris.
Kazuto juga masih dalam keadaan bimbang. Dia tidak pernah serumit ini untuk mengambil sebuah tindakan. Tapi ketika dia bisa melihat seluruh penduduk desa mulai berkumpul, duduk melingkar bersama dengan para pendatang itu, Kazuto berdiri di tengah-tengah dengan mengirup udara musim semi dengan tenang.
Semua ini tergantung kesepakatan mufakat. Namun, secara cepat, Kazuto harus segera memberikan jalan keluar di antara dua keputusan. Misalnya, jika penduduk desa menolak, maka Kazuto harus memberikan saran yang bijak. Jika pendudk desa menerima, maka Kazuto akan memikirkan halan keluar pula untuk bertahan hidup hingga panen berikutnya.
Kazuto tersenyum, dia mulai berkepresi untuk menghilangkan dua keputusan yang besar, dia hanya akan memikirkan dua jalan keluar dari dua kemungkinan ini. Yang mana, Kazuto akan menerapkannya secara mufakat karena ini adalah desa milik penduduk ini.
“Aku pemimpin desa ini, namun jika ini menyangkut kedaulatan penduduk desa, maka aku akan meminta ini secara mufakat dan suara mayoritas. Semua orang berhak mengutarakan pendapatnya.” Kazuto mulai berbicara.
Kemudian pria dewasa dari golongan pendatang berdiri, “Tuan-tuan, tolonglah kami! Kami hanyalah tawanan yang akan dibunuh secara halus oleh penguasa benteng Volmur.”
Pria dewsa itu menjelaskan lebih lanjut bagimana dirinya dan para pendatang lainnya bisa ada di sini. Mereka menjelaskan latar belakang mereka, kemudian tentang penjaga benteng vomur, kekuatan aneh yang melapisi pegunungan Ara, semuanya diceritakan dengan seksama tanpa mengurangi atau menambahkan satu peristiwa sekalipun.
Walaupun mereka atau penduduk desa asli bertanya-tanya tentang kekuatan apa yang melapisi pegunungan Ara tersebut, yang jelas mereka semua tampak kasihan. Sayangnya mereka harus memperhitungkan segalanya dari berbagai sisi. Walaupun begitu, sedikit orang juga memikirkan kekuatan magis di pegunungan Ara itu akankah berdampak pada tempat ini?
Kazuto pun tak tahu pasti. Tapi dia tahu bahwa Ryugard ada di pegunungan Ara yang kemungkinan kekuatan itu berasal dari orang itu.
“Perlu kalian ketahui bahwa penduduk desa ini jumlahnya sama seperti kalian. Kenapa kalian tidak membuat desa sendiri di pegunungan Ara berhubung pegunungan Ara berubah statusnya menjadi zona aman?” Laura angkat suara.
Sebenarnya tidak semudah itu untuk membuat desa baru. Secara mereka tidak siap untuk apapun. Bertani? Mereka bahkan akan mati dalam satu minggu lagi! Yang mereka butuhkan adalah makanan untuk sementara waktu di sini.
“Tapi, tidak semudah itu!” penduduk Sumerion angkat bicara, “Bahkan mereka harus bertahan hidup hingga panen berikutnya.”
“Apa bedanya dengan kita? Persediaan makanan kita juga kemungkinan akan bertahan hingga panen berikutnya! Jika bukan karena tuan Kazuto menciptakan kincir air dan saluran irigasi, kita pasti akan membutuhkan waktu yang lebih lama!” Penduduk asli mulai kontra.
Pro dan kontra mulai muncul. Kazuto menganggap ini adalah hal yang wajar dalam sistem mufakat. Satu penduduk setuju dengan berbagai alasan dengan seperti kemanusiaan, satu penduduk lain juga tidak setuju karena berbagai alasan seperti alasan persediaan makanan yang terbatas.
“Sebenarnya jika ku hitung, persediaan makanan akan cukup lebih dari satu bulan dari panen jika setiap orang mendapatkan jatah tiga kali makan dalam satu hari.” Cornel, asisten kepala desa atau asisten Kazuto itu berbicara. Dia sejak awal memang sudah memperhitungkan segalanya bahwa persediaan makanan daging asap hanya cukup hingga panen berikutnya dan sisa untuk satu bulan setelah panen jika itu setiap orang makan 3 kali sehari.
“Mungkin lebih baik jika kita kurangi porsi dua kali sehari. Dan membagi kepada mereka.” Salah seorang berkata.
“Sayangnya, jika kita membagi kepada mereka, kita akan kelaparan dalam kurun waktu 15 hari sebelum masa panen tiba.” Cornel menambahkan.
Semua orang menelan ludah secara kasar, dimana mereka tidak menemukan jalan apapun untuk menerima mereka. Sementara Kazuto hanya diam saja.
“Tolonglah kami tuan! Kami siap melakukan apa saja.” Mohon dari pihak pendatang.
Kazuto masih diam dan memikirkan situasinya. Dan saat itu juga, Kael, seseorang yang merupakan seorang tahanan yang akan diperbudak mengangkat tangannya dengan bangga dan tersenyum matang.
“Kita akan mempercepat pertumbuhan tanaman.” Kael berucap tegas, menatap seluruh orang yang ada di sini. Tiba-tiba Kael pun menjadi pusat perhatian karena dia mengeluarkan suara dengan penuh semangat. Hal itu pula yang membuat mata Kazuto berbinar.
“Maksudmu anak muda?” Cornelpun bertanya.
“Aku punya ide.” Kael langsung menjawab dimana dia teringat dengan kumpulan limbah manusia yang itu merupakan Kazuto bangun sebagai limbah terakhir penduduk desa ini. “Kotoran manusia bisa diolah menjadi pupuk. Itu satu-satunya cara yang realistis untuk meningkakan hasil panen dengan cepat!”
Semua orang meringis, wajah mereka menampilkan rasa jijik yang tak dapat mereka sembunyikan. Mereka saling memandang, bagaimana mungkin mereka harus bermain kotoran untuk kedua kalinya dan kali ini tidak ingin terkena wabah yang serius? Semua orang memang meringis, kecuali Kazuto yang tiba-tiba tercerahkan. Sial, kenapa dia tidak memikirkan hal ini. Namun, dia ingin mendengarkan anak didiknya itu berani bersuara.
“Kau, serius?” Cornel agak ragu.
“Dalam buku milik tuan Kazuto, kotoran manusia mengandung tiga unsur utama yaitu nitrogen fosform dan kalium. Ketiga usur itu adalah bahan penting untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Kita akan menggunakan proses dekomposisi aerobik untuk memecah bahan organik ini menjadi bahan yang aman.”
“Aerobik?” Salah seorang mengerutkan dahinya. Orang lain juga bertanya-tanya, mereka tidak paham apa yang Kael itu katakan.
Kael kemudian menjelaskannya dengan semangat, “Dekomposisi aerobik! Kita membutuhkan oksigen untuk mendukung bakteri baik bekerja. Mereka akan mengubah nitrogen menjadi nitrat yang dapat diserap tanaman. Kita juga bisa menambahkan abu kayu untuk meningkatkan kadar kalium. Kemudian, kita gunakan kalsium karbonat untuk menetralkan pH dan membunuh bakteri berbahaya!”
Semua orang saling menatap, mereka masih tidak mengerti bahasa yang terlalu ilmiah ini. bahkan kata ilmiah saja, sebenarnya mereka tidak terlalu mengerti. Sayangnya, Kael terlalu menjelasknnya secara rinci yang seharusnya ini dijelaskan kepada orang yang berpegetahuan seperti seorang siswa yang terpelajar.
Ketidak tahuan mereka jelas-jelas ini membuat orang lain ragu dan mempertanyakan apakah itu benar?
Walaupun pada akhirnya, Kael berkata, “Jika tidak percaya, tanya saja pada tuan Kazuto!” tunjuknya kepada Kazuto.
Orang-orang setelah mendengar bahwa sumber kepastian dari ucapan Kael adalah Kazuto, orang-orang segera memandang Kazuto secara bersamaan. Keraguan tersebut seketika hilang karena pasti tuan Kazuto tidak dapat diragukan lagi.
Kazuto tersenyum, menggelengkan kepala tidak menyangka. Ah sial, dia tidak menyangka bahwa anak itu terlalu cerdas untuk diberikan sebuah modul yang dia pelajari selama musim dingin lamanya. walaupun begitu, Kazuto sendiri merasa bangga, merasa salut dan membuat dirinya bisa terharu karena dia bisa menurunkan sebuah ilmu pengetahuan modern. Dan Kael adalah orang pertama kali yang menerima pengetahuan modern itu.
“Kael, sialan.” Kazuto tidak bisa berkata-kata. “Jelaskan saja kepada orang-orang dengan bahasa yang mudah dimengerti. Tapi memang, itu adalah ide yang baik. Dengan begitu, masa panen gandum dari sekitar 100 hari, akan menjadi 72 hari saja. itu karena pengairan sudah ada, dan kita akan menambahkan pupuk untuk mempercempat pertumbuhan. Kael, aku bangga padamu. Namun, setelah penjelasan ini, aku hanya akan mendengarkan suara mayoritas.”
ayo mampir juga dinovelku jika berkenan