Season 2 dari novel yang berjudul Dia Suamiku
Setelah 7 tahun berpisah, Mila kembali bertemu dengan mantan suaminya. Perpisahan mereka yang terpaksa oleh keadaan, membuat cinta dihati mereka tak pernah padam meski Elgar telah berstatus sebagai suami orang.
Akankan mereka kembali memperjuangkan cinta mereka demi sang buah hati?
Cerita itu adalah S2 dari novel yang berjudul DIA SUAMIKU.
Untuk lebih jelasnya, silakan baca S1 nya dulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DMS 33
Salsa terkejut mendengar ucapan Elgar. Tapi beberapa saat kemudian, dia tersenyum sinis sambil menatap Elgar dari atas kebawah. Sekarang dia tahu apa yang membuat Elgar berubah seperti ini. Sebenarnya bukan berubah, lebih tepatnya kembali pada jati dirinya. Ya, seperti inilah Elgar yang sesungguhnya. Tujuh tahun kebelakangan ini, hanya raganya yang terlihat seperti Elgar, tapi jiwanya bukan. Tak ubah seperti raga tanpa jiwa.
"Sudah waktunya kita selesaikan semua ini Sa. Untuk apa bertahan jika hanya saling menyakiti."
Salsa tersenyum getir, saling menyakiti baginya lebih baik daripada hanya dia yang tersakiti. Tidak, dia tidak mau menjadi sosok paling menyedihkan diakhir cerita ini. Harga dirinya tak mengijinkan dia kalah.
"Kita tak akan bercerai, selamanya." Salsa hendak pergi tapi pergelangan tangannya keburu dicekal Elgar.
"Hubungan ini toxic Sa. Untuk apa terus dipertahankan?"
"Aku tidak peduli, aku tak mau bercerai."
Elgar menatap Salsa muak. Entah apa yang ada dikepala istrinya itu hingga kekeh tak mau cerai. Padahal selama 7 tahun, tak pernah ada kebahagiaan diantara mereka.
"Kamu harus sadar Sa. Aku laki laki, bahkan detik inipun, aku bisa menjatuhkan talakku padamu jika aku mau."
Salsa menarik paksa tangannya dari cekalan Elgar. Menatap pria itu lekat lekat dengan nafas yang mulai memburu.
"Apa wanita itu sudah kembali ke Jakarta?"
Deg
Elgar terkejut mendengar pertanyaan Salsa. Wanita itu, siapa yang dimaksud Salsa?
Salsa tersenyum miring melihat keterkejutan Elgar.
"Mila, itukan namanya?"
Jantung Elgar serasa mau copot mendengar Salsa dengan gamblang menyebut nama Mila. Apa yang wanita itu ketahui?
"Mila, wanita yang pergi bersama Dev dan Pink ke Singapura."
Wajah Elgar makin pias. Dia sama sekali tak menyangka jika Salsa tahu sedetail ini tentang Mila.
Salsa makin terkekeh melihat ekspresi Elgar. Sepertinya sudah saatnya Elgar tahu apa yang selama ini dia sembunyikan.
Salsa menghela nafas lalu berjalan menuju meja rias. Mengambil ponselnya lalu menunjukkan sebuah foto pada Elgar. Disana, dilayar ponsel Salsa, ada foto Mila yang mengenakan seragam ob.
"Sejak kapan kau mengetahui tentang semua ini?"
Setahu Elgar, hanya Pak Rendra yang tahu tentang hubungannya dengan Mila. Tapi jika dilihat dari foto yang dimiliki Salsa, sepertinya wanita itu juga sudah tahu sejak dulu.
"Sejak kapan?" Salsa terkekeh lalu meletakkan telunjuknya dikening, pura pura berfikir keras untuk mengingat ingat. "Menurutmu, sejak kapan?" Salsa sengaja membuat Elgar naik darah. "Gimana kalau kita main tebak tebakan dulu."
Elgar mengepalkan kedua telapak tangannya. Rahangnya mulai mengeras, terlihat sekali kalau dia sedang mati matian menahan emosi.
Salsa berjalan menuju ranjang. Duduk manis sambil menyilangkan kedua kaki dan melihat kuku kuku tangannya yang baru saja ganti warna kutek.
"Kau sudah tahu sebelum kita menikah?"
Plok plok plok
Salsa bertepuk tangan sambil tertawa ringan.
"Tebakan yang tepat. Selamat, kamu dapat hadiah piring cantik, hahaha." Salsa makin kencang tertawa membuat Elgar tak bisa lagi menahan diri. Dia menghampiri Salsa lalu mencengkeram kedua pipinya kuat.
"Jangan bilang kalau apa yang dilakukan papamu pada Mila, adalah atas perintah darimu?" tekan Elgar sambil menatap Salsa nyalang. Dia tak akan pernah mengampuni jika Salsa adalah dalang utama dibalik ini semua.
Salsa yang mulai merasakan kesakitan, rahangnya terasa kebas. Dia berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Elgar, menarik kasar tangan Elgar hingga kedua pipinya bisa terlepas.
"Itu pelajaran yang tepat untuk pelakor seperti dia."
"Diam SA." Teriak Elgar dengan telapak tangan terangkat. Kalau saja tak ingat jika yang berada didepannya itu adalah wanita sekaligus istrinya, sudah dia tampar sekuat kuatnya.
Mata Elgar memerah, nafasnya memburu dan dadanya terasa sesak. Dia tak menyangka jika Salsa sekejam ini. Mungkin sudah turunan dari papanya. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
"Dimana hati nuranimu Sa?"Elgar menunjuk kearah dada Salsa. "Kau wanita, tapi kau tega menyuruh beberapa preman untuk memperkosa seorang wanita juga. Kamu, kamu..." Elgar tak sanggup melanjutkan kata katanya. Baginya, Salsa sudah sangat keterlaluan dan tidak bisa dimaafkan. Kalau saja saat Devan tak berhasil menyelamatkan Mila, entah apa yang akan terjadi pada wanita itu. Sudah pasti sesuatu yang sangat mengerikan dan menimbulkan trauma berat bagi Mila.
"Kau bertanya tentang hati nurani El. Lalu dimana hati nurani wanita itu? Tega dia merebut kekasih wanita lain." Teriak Salsa. Beberapa detik kemudian, tangis Salsa pecah. Dia teringat kembali betapa sakit hatinya saat tahu Elgar berselingkuh. Pria yang sudah dipacarinya bertahun tahun. Pria yang sebentar lagi akan bertunangan dan menikah dengannya, ternyata berselingkuh dibelakangnya.
"Apa kurangku El? Aku memberikan segalanya padamu, bahkan keperawannkupun, kamu yang mengambilnya. Tapi kamu tega selingkuh dibelakangku El. Kamu tidur dengan wanita sialan itu." Salsa menangis sejadi jadinya, melampiasakan kekesalannya dengan membanting bantal dan guling kelantai.
Semua bermula dari salah satu teman Salsa yang sering memergoki Elgar datang ke apartemen tempat dia tinggal. Terasa aneh karena hampir setiap hari, padahal setahu dia, pacar Salsa itu tidak tinggal disana. Dia lalu memberitahu Salsa, bahkan sampai menunjukkan bukti foto agar Salsa percaya.
Awalnya Salsa tak mau berfikiran yang aneh aneh, dia pikir Elgar pasti datang kesana mengunjungi seorang teman. Tapi sikap Elgar yang terasa berubah, membuat Salsa makin bertanya tanya. Elgar yang biasanya selalu ada waktu untuk dia, mendadak susah dihubungi dan sering beralasan sibuk. Bahkan Elgar juga tak mengunjunginya di US dalam waktu yang lama.
Dan yang paling membuatnya curiga, Elgar tak lagi sering mengajaknya vcs. Padahal biasanya kalau sedang pengen pengennya, Elgar pasti memaksa Salsa untuk video call. Elgar berubah, tak lagji sering mengeluh karena hasrat sekksual yang tak tersalurkan.
Dengan semua kecurigaan itu, Salsa menyuruh salah satu bawahan papanya untuk memata matai Elgar. Hingga dia mendapatkan kenyataan menyakitkan jika Elgar punya hubungan dengan seorang wanita bernama Mila. Yang bekerja sebagai ob di Dirgantara group.
"Disaat aku tengah menjalani pendidikan di US, berusaha untuk selalu setia, kau malah berselingkuh dengan jalangg itu."
"Stop Sa. Jangan pernah menyebut Mila seperti itu."
Salsa menyeka air matanya sambil terkekeh pelan. "Lalu sebutan apa yang pas untuk wanita yang setiap hari rela melayani nafsu bos nya kalau bukan jalanng."
PLAK
Elgar tak tahan lagi. Sebuah tamparan keras mendarat diwajah Salsa.
"Mila bukan wanita seperti itu. Dia bukan ****** yang setiap hari membuka lebar kakinya untuk bosnya. Mila istriku, kami sudah menikah. Dan yang kami lakukan adalah hubungan suami istri, bukan zina."
Salsa syok mendengarnya. Tangisnya makin tergugu. Dia memang tahu jika Elgar ada hubungan dengan Mila, tapi dia tak tahu sama sekali tentang pernikahan mereka.
"Apa pernikahan kita, adalah salah satu caramu untuk balas dendam padaku Sa?"
kek penyakit kali dengar jnda
Lo selingkuh sama laki-laki yang mencintai Lo.
di bisa memberi Lo kebahagian yang tidak Lo dapat dari Elgard
tidak tau siapa aja yang kerja di perusahaan ya El