Scandal

Setelah semua anggota keluarga berkumpul di ruang tengah, Robert mulai membahas topik pembicaraan yang membuatnya mengumpulkan anak-anak mereka baik dari Miranda ataupun Nela. Meskipun ia tahu apa yang akan dibicarakannya bisa membuat konflik baru di keluarga mereka, terutama bagi Miranda.

"Tidak! Kau tidak bisa melakukan hal itu pada putri kita Robert! Aku keberatan." Miranda begitu emosi setelah mendengar perkataan suaminya. Bagaimana tidak emosi, jika kedudukan Rose sebagai wakil CEO akan digantikan oleh Edgar.

Sungguh ia tidak menyangka pertemuan yang awalnya membahas masalah pernikahan Rose, kini berganti topik membasah masalah jabatan di perusahaan Exxon.

"Ini untuk kebaikan Rose, karena sebentar lagi dia akan menikah jadi lebih baik jika dia konsentrasi pada rumah tangganya kelak. Dan kebetulan Edgar sudah memutuskan untuk tinggal di Jakarta, jadi—"

"Lagi-lagi karena anak ****** itu!" Potong Miranda dengan penuh amarah.

"Hei, jangan menghina..."

"Diam kau ******!" Umpat Miranda dengan penuh amarah, sampai membuat Nela terdiam karena ketakutan.

Bahkan Rose, Lily, dan Lara turun tangan berusaha menenangkan Mom Miranda. Sungguh mereka tak menyangka Mom Miranda bisa semarah itu sampai berani mengumpat pada Nela didepan Robert. Karena biasanya semarah apa pun Mom Miranda, wanita itu pasti akan tetap bersikap elegan.

"Miranda diam!" Sentak Robert dengan menatap tajam pada istri pertamanya.

"Kau yang diam!" Miranda balik menyentak suaminya.

Membuat semua orang yang ada di ruangan tersebut terdiam karena terkejut dan tak menyangka Miranda berani menyentak Robert. Jangan tanyakan bagaimana reaksi Robert melihat tindakan Miranda, karena pria itu sampai tidak bisa berkata-kata.

"Cukup kau selalu mengesampingkan putri-putri ku! Kini aku tidak akan tinggal diam lagi."

"Mom..." Rose memeluk mom Miranda agar emosi wanita itu turun.

"Aku tidak pernah mengesampingkan putri kita, dan keputusanku tidak bisa diganggu gugat. Rose akan tetap keluar dari perusahaan Exxon, dan Edgar yang akan menggantikannya." Ucap Robert dengan tegas tanpa berani menatap pada Miranda.

"Kau benar-benar keterlaluan Robert!" Miranda mengepalkan kedua tangannya dengan penuh emosi.

Sementara Nela kini tersenyum penuh kemenangan, setelah sebelumnya sempat ketakutan dengan kemarahan Miranda.

"Tapi aku belum menyetujui keputusan ini." Edgar yang sejak tadi diam kini bersuara saat melihat tatapan kecewa dari Miranda dan ketiga saudari tirinya.Terutama saat melihat tatapan kecewa dan kesedihan yang terpancar di kedua mata Lara.

"Ed apa yang sedang kau bicarakan?" Bukan Robert yang bertanya tapi Nela. Ia tidak menyangka putranya akan berkata seperti itu, padahal sebelumnya Edgar sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh mereka di kediaman Miranda.

Edgar tak menjawab pertanyaan Mom Nela, ia justru menatap pada Miranda yang terlihat masih emosi.

"Mom Miranda aku tidak tertarik untuk menduduki jabatan tersebut, tapi ijinkan aku tinggal dimansionmu?"

"What?" Bukan hanya Miranda yang terkejut tapi semua orang yang ada di ruangan tersebut.

"Edgar Collins!" bentak Nela dengan emosi. Karena sudah dua kali putranya itu bertindak gila. Yang pertama karena tidak menyetujui keputusan Robert, dan yang kedua putra semata wayangnya itu berkata ingin tinggal di mansion Miranda. Sungguh sebuah pemikiran yang tidak masuk diakal olehnya.

"Mom, Dad, aku tidak tertarik sama sekali menduduki jabatan tersebut, aku lebih tertarik memperbaiki hubungan persaudaraan kami. Hubungan ku dengan Rose, Lily dan juga, .." Edgar kini menatap Lara dengan intens. "Lara tentunya."

Deg

Lara yang masih terkejut dengan keinginan Edgar untuk tinggal di Mansion nya, kini menelan salivanya susah payah saat melihat tatapan pria itu yang terasa menembus jantungnya.

"Bagaimana Dad?" tanya Edgar.

Robert diam menatap pada putranya lalu menatap pada ketiga putrinya.

"Dad akan memikirkan ulang keputusan ini, tapi untuk tinggal di mansion Miranda hanya dia yang bisa memutuskannya." Ucap Robert sembari menatap istri pertamanya.

"Bagaimana Mom Miranda?" Edgar menatap pada Ibu tirinya.

"Terserah!" Jawab Miranda dengan tak peduli sambil berlalu dari ruangan tersebut.

"Miranda mau kemana kau? Aku belum selesai bicara!" teriak Robert saat istri pertamanya pergi begitu saja.

Miranda sendiri terus berjalan menuju kamarnya tanpa mempedulikan teriakan Robert, ia sudah tidak berminat sama sekali melanjutkan pembicaraan mereka, karena sudah terlalu kecewa pada sosok Robert yang sudah berulangkali menyakitinya dan ketiga putrinya.