NovelToon NovelToon
Dianggap Miskin Oleh Keluarga Istri

Dianggap Miskin Oleh Keluarga Istri

Status: tamat
Genre:Tamat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Konglomerat berpura-pura miskin / Menjadi Pengusaha
Popularitas:566.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Hafizoh

Ibrahim anak ketiga dari pasang Rendi dan Erisa memilih kabur dari rumah ketika keluarga besar memaksanya mengambil kuliah jurusan DOKTER yang bukan di bidangnya, karena sang kakek sudah sakit-sakitan Ibrahim di paksa untuk menjadi direktur serta dokter kompeten di rumah sakit milik sang kakek.

Karena hanya membawa uang tak begitu banyak, Ibrahim berusaha mencari cara agar uang yang ada di tangannya tak langsung habis melainkan bisa bertambah banyak. Hingga akhirnya Ibrahim memutuskan memilih satu kavling tanah yang subur untuk di tanami sayur dan buah-buahan, karena kebetulan di daerah tempat Ibrahim melarikan diri mayoritas berkebun.

Sampai akhirnya Ibrahim bertemu tambatan hatinya di sana dan menikah tanpa di dampingi keluarga besarnya, karena Ibrahim ingin sukses dengan kaki sendiri tanpa nama keluarga besarnya. Namun ternyata hidup Ibrahim terus dapat bual-bualan dari keluarga istrinya, syukurnya istrinya selalu pasang badan jika Ibrahim di hina.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Arumi pun mengajak suaminya untuk pulang, Arham menatap kepergian Arumi dan Ibrahim dengan penuh tanda tanya. Baru beberapa meter Arumi dan Ibrahim keluar dari rumah Bu Ani, Arumi dan Ibrahim di cegat oleh salah satu tetangga Bu Ani.

"Arumi, bisa kita bicara? Saya mau mengatakan tentang Maira?"

Deg

Arumi menatap wajah wanita paruh baya di hadapan dengan tatapan terkejut "Ibu kenal dengan Bunda saya?" tanya Arumi masih memasang wajah terkejutnya

"Jadi kamu sudah tahu kalau Bu Ani itu bukan ibu kandungmu?" tanya Bu Neli yang sama terkejutnya dengan Arumi

Arumi mengangguk lalu tanpa permisi Bu Neli langsung mengandeng lengan Arumi untuk di ajaknya mampir ke rumahnya, Arumi yang memang ingin tahu tentang almarhumah bundanya menurut saja Bu Neli membawanya ke rumah Bu Neli

"Di minum dulu, nak" ujar Bu Neli meletakkan tiga gelas teh hangat

"Terima kasih, Bu"

Arumi dan Ibrahim menyesap minuman yang sudah di buatkan oleh Bu Neli, Bu Neli terus menatap lekat wajah Arumi sembari bertanya bagaimana kabar Arumi dan sudah berapa bulan kandungan Arumi. Arumi menjawab bahwa keadaannya baik sembari mengelus perutnya, yang sudah memasuki usia lima bulan.

Bu Neli diam, tapi kedua matanya mulai berkaca-kaca ketika menatap Arumi. Arumi dan Ibrahim melihat itu jadi heran, tapi mereka sama sekali tidak berniat menanyakan apa yang terjadi pada Bu Neli saat ini dan cukup menunggu Bu Neli siap bercerita sendiri.

"Kamu mirip sekali dengan Maira" setelah keheningan beberapa saat akhirnya Bu Neli bersuara

"Ibu kenal sama Bunda saya?"

Arumi kembali bertanya, sama dengan pertanyaannya ketika Bu Neli mengajaknya ke rumahnya. Bu Neli mengangguk matanya terlihat berkaca-kaca kemudian pandangannya menerawang jauh.

"Bunda kamu itu teman baik Ibu, saat mendengar Maira meninggal. Ibu sangat terpukul, apalagi ketika mendengar kabar tak mengenakan tentang Maira"

Bu Neli menarik napas panjang lalu menghembuskan perlahan, Bu Neli menatap Arumi yang masih setia menunggu lanjutan cerita tentangnya Bundanya. Bu Neli tidak menyangka akhirnya bertemu lagi dengan Arumi, terakhir bertemu saat itu Arumi masih bayi.

"Ibu tidak percaya kalau Maira selingkuh, karena Maira selalu bercerita bagaimana cintanya dia sama Bapakmu. Terlihat jelas Maira sangat bahagia hidupnya, tapi semua berubah semenjak Maira bertemu dengan Ani. Ibu tidak dekat dengan Ani, bahkan tak pernah bertemu. Tapi ketika mendengar cerita dari Bundamu, feeling Ibu tidak enak tentang Ani" jelas Bu Neli yang matanya masih setia menatap Arumi

"Saat itu ibu sudah berusaha mengingatkan pada Maira untuk tidak terlalu dekat dengan Ani, Bundamu memiliki hati yang lembut jadi tidak pernah berpikir buruk pada orang lain. Saat ibu terus mengingatkan jangan terlalu dekat dengan Ani, Maira mengira karena Ibu cemburu sehingga Maira marah dan tak pernah lagi main ke rumah Ibu. Sejak saat itu hubungan kami renggang, ibu juga tidak bisa kemana-mana karena waktu itu lagi hamil muda dan lemah"

Bu Neli menghapus air matanya, wajah Maira langsung terbayang saat Maira marah padanya. Arumi langsung bisa menilai bagaimana karakter Bundanya dari cerita Bu Neli, menurut Arumi Bundanya itu terlalu naif jadi orang.

"Ibu minta maaf, Arumi. Kalau saja ibu bisa mencegah Bundamu untuk tidak dekat dengan Ani, mungkin Bundamu masih hidup sampai saat ini"

Tangis Bu Neli pecah, Arumi langsung memeluk tubuh Bu Neli yang bergetar. Arumi sangat yakin bahwa Bu Neli sangat menyayangi Bundanya, Arumi juga mengatakan pada Bu Neli kalau ini bukan salah beliau tapi memang sudah suratan takdir.

Arumi terus berusaha menyakinkan sahabat Bundanya itu, bahwa Arumi sudah menerima takdir ini. Karena kematian sudah di tentukan oleh MAHA KUASA, hanya saja mungkin Bu Neli masih merasa bersalah karena Maira meninggal dalam keadaan di fitnah oleh Ani.

Arumi tahu semua masalah ini bukan salah Bu Neli atau pun Mak Sumi, tapi karena kebodohan Bundanya yang membuka peluang untuk Bu Ani merusak rumah tangga Bunda dan Bapaknya yang padahal sebelum kehadiran Bu Ani terlihat sangat bahagia.

Tidak ada yang bersuara hanya terdengar isak tangisan Bu Neli saja, sementara Arumi sudah tidak menangis lagi mendengar tentang Bundanya. Karena Arumi sudah berjanji untuk tidak menangisi takdir yang sudah terjadi, Arumi juga memikirkan tentang janinnya.

Ketika periksa kandungan Dokter selalu mengingatkan Arumi untuk tidak stres atau pun bersedih, bahkan Dokter menyarankan Arumi untuk terus enjoy dan bahagia. Hampir lima belas menit hanya terdengar suara tangisan Bu Neli, setelah itu Bu Neli terlihat lebih tenang.

"Ibu bahagia akhirnya bisa bertemu kamu lagi, sudah lama sekali Ibu ingin berbicara dengan kamu. Tapi semenjak kematian Maira, Ibu tak pernah lagi melihat kamu"

Bu Neli membelai wajah Arumi dengan lembut, Arumi tersenyum bahagia. Meski tak bisa merasakan kasih sayang seorang ibu, tapi Arumi sangat bersyukur sahabat-sahabat Bundanya sangat menyayanginya sehingga Arumi seperti merasa memiliki ibu.

.

.

.

Arham menatap empat bungkus bakso yang di beli Arumi tadi, Arham sama sekali tidak bermaksud membuat Arumi bersedih karena terus-menerus mendapat penolakan dari ibunya. Arham hanya ingin hubungan mereka membaik, Arham pikir ibunya sudah berubah karena musibah yang di alami ibunya tapi tenyata ibunya sama sekali tidak berubah.

"Siapa yang akan makan semua ini" Arham menghela napas sembari menatap bakso di depan matanya

"Lagi ngapain, Arham?" Arham menoleh ke arah sumber suara lalu tersenyum.

"Baru pulang Mas? Ini aku punya bakso, rencananya buat ibu sama Mbak Laras tapi sepertinya mereka gak mau, nah ini punya Mas Arka" ujar Arham memberi Arka satu bungkus bakso, dengan senang hati Arka menerima bakso dari Arham.

"Kamu tahu aja kalau Maa lagi laper"

Arka mengambil mangkuk lalu menuangkan bakso ke dalamnya, Arham pun melakukan hal yang sama. Kakak beradik itu terdiam saking fokus menikmati semangkuk bakso, Laras yang baru saja menenangkan ibu mertuanya berniat mengambil minum di dapur tapi justru tergiur oleh aroma bakso.

"Makan bakso gak bagi-bagi" Arka dan Arham menatap Laras.

"Loh kata Arham kamu gak mau baksonya, kalau gak mau Mas yang mau makannya" Arka berniat mengambil satu bungkus lagi

"Enak aja, Laras juga mau"

Laras merebut satu bungkus bakso dari tangan suaminya, Arham tersenyum melihat kakak iparnya mau menerima bakso pemberian Arumi. Arham berharap Arka dan Laras bisa melihat betapa tulusnya Arumi pada mereka, bahkan Arumi tidak pernah jahat pada mereka.

"Mas, aku boleh tanya sesuatu gak?" tanya Arham saat melihat Arka sudah selesai menyantap bakso pemberian Arumi

"Tanya apa?"

1
Christina Hartini
semoga Arham bisa berubah sifatnya gk seperti ibu dan Arka kakaknya
Christina Hartini
untungnya Arumi dan Ibrahim tegas jangan kasih tambahan lagi, kelihatan kl matre calo Arham, biar dirasakan ibunya dan saudara lainnya nanti
Christina Hartini
tahu bisa ngasih sapi dan kambing, dipikirnya uangnya banyak, enak saja meski banyak ya GK untuk ibunya, kucuriga kakaknya yg ngompori ibunya
Christina Hartini
sombong banget Laras, moga gk bisa punya anak beneran
Anonymous
k
Junet Net
Luar biasa
Simba Berry
bagus ceritanya
Simba Berry
k3napa harus ada korban thor untuk m3ndapatkan anak.apalagi korban itu bos dan keluarganya sendiri.sungguh miris membacanya.
Silvi Vicka Carolina
gak saadar diri .parah
Rikaz Damha Kin
Luar biasa
Atma Inatun Nikhma
terima kasih....
happy ending juga....
cerita yg bagus
Atma Inatun Nikhma
Lumayan
zahara naura
Luar biasa
zahara naura
Lumayan
Alis 01
bagus banget
Anonymous
k
Afif Mujahidin
Luar biasa
Edy Sulaiman
Awas Ibrahim daerah sono main dukun, cinta ditolak dukun bertindak...hhh
Edy Sulaiman
oh Ibrahim ada diPagaralam itubnyak kebon kopi disana thor.
Marisa Hafizoh (hafizoh_17): iya kk, tempat bapak mertua author pagaralam dan punya kebun kopi
total 1 replies
Heny
Minta kok maksa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!