DO OR DIE? (DOOMSDAY)

Melihat jika teman sekelasnya terlibat pertempuran yang sengit, Athena tidak mengganggu nya.

David nampak baik-baik saja dan masih bisa bertahan, tapi kelompoknya nampak sedikit kewalahan.

"AKKHHHH..." jerit seorang gadis.

Teriakan itu langsung mengalihkan pandangan semua orang.

"LEPASKAN AKU! LEPASKAN!" jerit sang gadis.

"LILI." teriak seorang pemuda dengan wajah penuh khawatir.

Pemuda itu segera menggunakan segenap tenaganya untuk menyingkirkan anjing zombie yang ternyata telah menggigit lengan sang gadis.

"Lili, kau tidak apa-apa?" tanya laki-laki itu cemas.

"Brian, apa aku akan berubah menjadi zombie? Apa aku akan menjadi seperti makhluk menjijikan itu?" ucap Lili lirih.

Gadis itu melirik luka bekas gigitan anjing zombie. Lukanya sangat dalam sehingga orang dapat melihat tulangnya.

"Tidak! Kau pasti selamat. Aku akan mencari cara agar kau tidak berubah jadi zombie." ucap pemuda bernama Brian.

"Aku takut brian." ucap Lili sambil terisak sedih.

"Jangan takut, jangan takut." ucap Brian kemudian memeluk Lili yang tubuhnya tiba-tiba menggigil.

"Bri... an..." ucap Lili terbata-bata.

"Aku disini." ujar Brian berbisik, tanpa berniat melepaskan pelukannya.

Adegan ini mungkin nampak romantis, sebelum sang perempuan mendadak menggigit pria yang memeluknya.

"Lili, apa yang kau lakukan..." ucap Brian mencoba melepaskan pelukannya.

Terlihat, pandangan gadis itu kosong dengan bibir yang di penuhi darah segar.

"Lili... Tidak mungkin kau berubah menjadi..." ucap Brian nampak tidak percaya dengan apa yang terjadi di hadapannya.

Gadis itu adalah cinta pertama nya. Mereka mulai berkencan belum lama ini, sampai tiba-tiba asrama universitas nya di penuhi dengan monster pemakan manusia.

Mereka telah berjuang bersama, untuk dapat tiba di zona aman berkat bantuan tentara. Tapi mengapa akhirnya tetap seperti ini.

Orang-orang lainnya tidak terlalu memperhatikan mereka, sebab anjing zombie masih menyerang.

Sementara Athena yang memperhatikan dari jauh, tidak terlalu peduli. Perempuan bernama Lili itu adalah beban.

Itu terlihat dari seberapa besar dirinya di lindungi oleh laki-laki yang tadi memeluknya.

Dia hanya terus bersembunyi di balik punggung sang pria, hingga tidak menyadari jika salah satu anjing zombie menyerangnya dari belakang.

Lili yang telah berubah menjadi zombie meraung marah karena makanannya terlepas. Dia kembali menyerang Brian yang masih linglung.

Untungnya, David datang membantu dan membunuh lili yang berubah menjadi zombie. Anjing zombie juga telah di bersihkan, tapi banyak orang di tim yang terluka.

"Lili." ujar Brian lirih.

"Brian." ucap David bersimpati.

Ia tahu seberapa cintanya pemuda itu pada sang gadis, tapi apa boleh buat. Manusia yang sudah menjadi zombie tidak lagi berubah menjadi manusia kembali.

.....

[ Apakah anda tidak akan menolong kelompok tersebut, host? ]

"Tidak, jika mereka memutuskan untuk datang kemari, mereka pasti sudah tahu resiko yang harus di tanggung." ujar Athena acuh.

Dia datang kemari secara diam-diam. Jika ada yang memberitahukan ini kepada para pengawalnya, sudah pasti dia akan di ceramahi.

Lagi pula, dia juga tidak ada hubungannya dengan kelompok itu. Bahkan jika mereka adalah teman sekelasnya, menurut ingatan pemilik asli, Athena jarang berkomunikasi dengan mereka.

Anggap saja dia egois. Tapi inilah caranya untuk bertahan hidup di dunia yang kacau ini.

Setelah melihat jika kelompok David hendak meninggalkan area pabrik, Athena langsung melajukan kendaraan nya.

Gadis itu membawa mobilnya dan memutari jalan lain sehingga tidak ketahuan oleh kelompok David.

Mobil berhenti di jalan sepi, setelah memastikan tidak ada orang di sekitarnya, Athena segera keluar dari kendaraan dan memasukan mobilnya ke dalam ruang-space.

Athena berjalan masuk melewati pintu gerbang belakang. Meski pintu memiliki gembok, hal itu bukan menjadi masalah besar saat ia melelehkan gembok menggunakan api hitam nya.

Pertama kali ia melangkah masuk, dirinya sudah di sambut oleh zombie yang berpakaian sebagai penjaga.

Dengan senyum di bibirnya, ia langsung melesat membentuk cambuk api hitam dan mencekik leher sang zombie.

Tidak butuh waktu lama, zombie berubah menjadi abu.

Berkeliling area pabrik, Athena memutuskan untuk pergi ke arah gudang terlebih dahulu. Perlahan ia berjalan memasuki area dalam pabrik.

Dapat dilihat, banyak bahan daging yang telah membusuk akibat tidak adanya listrik.

Athena menghela napas tak berdaya. Jika saja ia datang lebih cepat, daging-daging ini mungkin masih dapat di selamatkan.

"Sudahlah, aku masih harus menemukan gudang penyimpanan." gumam Athena.

"Sistem, seberapa jauh lagi lokasi gudang dengan lokasi kita?" tanya nya pada sistem.

[ Itu tidak jauh, host. Anda hanya perlu berbelok ke kiri dan pintu gudang akan terlihat. ]

Athena mengikuti arahan sistem. Benar saja, tak lama setelah ia berbelok ke arak kiri, pintu gudang penyimpanan pabrik di temukan.

Segera, gadis itu membuka paksa kunci pintu gudang. Setelah berhasil, ia pun memasuki gudang.

Terdapat banyak olahan daging di gudang yang di datangi Athena. Diantaranya adalah sosis, daging Ham, Kornet, dll, yang siap di antar ke seluruh supermarket kota.

Tanpa banyak kata lagi, dengan antusias Athena segera mengosongkan setengah dari isi gudang ke dalam ruang-space nya.

Ia sengaja menyisakan isi gudang untuk kelompok David yang telah susah payah datang kemari.

Athena yakin, David tidak akan menyerah begitu saja hanya karena banyak anggota nya yang terluka. Mereka pasti akan datang ke gudang cepat atau lambat.

Setelah mengosongkan gudang, Athena dengan cepat berbalik pergi. Dia tidak ingin ketahuan pergi menyelinap.

Baginya, ini sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan lemak dan protein selama beberapa tahun.

Apocalypse, datang di tengah malam. otomatis, para pekerja telah beristirahat di asrama. Meninggalkan penjaga malam untuk berjaga di depan gerbang.

Sebab tujuan utama Athena datang kemari adalah berburu inti kristal, Athena segera melangkahkan kedua kakinya menuju asrama.

Namun sebelum itu, gadis tersebut mengeluarkan sebuah masker dan topinya dari ruang. Ia belum tahu apakah ada orang yang selamat dalam asrama.

Tapi tidak ada salahnya berjaga-jaga. Bagaimanapun, menjaga identitas pribadi juga penting.

Mengeratkan belati, serta cambuk di kedua tangan, dengan hati-hati gadis tersebut membuka pintu.

Seketika, tercium bau amis yang menyengat keluar dari dalam bangunan.

RAWW.

Raungan zombie terdengar, dengan langkah kaki yang kaku, ia dengan cepat menerkam gadis yang menjadi santapannya.

Sayangnya, gadis itu pandai menghindar dan membalas dengan mencambuk punggung zombie.

Tidak hanya 1, akibat raungan ini, banyak zombie di berbagai sudut di lantai satu segera bergerak ke arah pertarungan.

"Ini saat nya." gumam Athena lirih.

Saat melihat para zombie telah berkumpul di sekitarnya, ia dengan segera membombardir para mayat hidup itu dengan bola api hitamnya.

Hanya dibutuhkan beberapa detik, untuk mengubah seluruh zombie dalam ruangan menjadi abu.

Untungnya, api hitamnya memiliki keistimewaan lain dari pada kemampuan api rata-rata.

Pemilik dapat mengontrol suhu api sesukanya sampai batas kontrol. Pemilik juga dapat mengendalikan api hitam, agar api hitam hanya membakar target, tidak dengan barang sekitarnya.

Dan keistimewaan yang terakhir, pemilik dapat langsung menghilangkan api jika tugasnya sudah selesai.

Dengan kata lain, setelah Athena membasmi zombie menggunakan api hitam, gadis itu dapat memadamkan nya seketika agar tidak menyebar.

Athena melanjutkan tujuannya dengan membuka pintu kamar asrama yang masih tertutup.

Hanya ada 2 atau 3 zombie dalam masing-masing kamar. Meski sedikit merepotkan untuk membuka pintu satu per satu, tapi apa boleh buat?

Demi inti kristal yanng menjadi incarannya, seberapa merepotkan itu, akan Athena lakukan.

"Cih, zombie menjijikan, segera musnah lah dari hadapan ku." gumam Athena sambil terus menyerang para mayat hidup.

.

.

.

TO BE CONTINUE.