Vernatha Aira Lexandra atau yang di panggil Natha, dia terlahir kembali.
Di kehidupan sebelumnya, Natha tidak pernah menyangka bahwa adik perempuannya mengambil suaminya dan mengambil semua yang Natha miliki.
Lalu, suami dan adik perempuannya itu yang selalu Natha percayai, mengkhianatinya. Mereka berhubungan di belakang Natha. Mereka juga bekerjasama untuk merebut warisan orang tua Natha sejak lama.
Natha merasa hidupnya selama 27 tahun di permainkan. Di detik-detik sebelum Natha mati, ia di tuntun mereka ke dalam sebuah jurang curam. Suaminya yang selalu Natha cintai dengan tulus, adiknya yang selalu Natha utamakan dalam segala hal, membunuh Natha dengan mendorongnya jatuh sehingga Natha mati di tempat dengan tubuh hancur.
Di sanalah hidup Natha berakhir dengan menyedihkan.
Natha bersumpah untuk membalas dendam.
Saat kelahirannya kembali, Natha mengubah semua takdirnya. Hal paling utama adalah Natha memilih suami pilihan pertamanya yang akan di jodohkan dengannya. Hanya saja dia mengalami cacat dan vegetatif. Pria itu tidak pernah bangun di kehidupan pertama Natha.
Namun suatu hari..
"Apakah kamu yang merawatku?"
Natha menoleh dan melotot kaget melihatnya bangun.
_______
Note;
• Konflik berputar-putar.
• Anti pelakor (Paling cuma pengganggu).
• Terdapat unsur dewasa 18+
• Bagi yang menderita uwuphobia, harap menjauh dari cerita ini!
• Harap Follow author sebelum membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23
Bangunnya Abyan sangat mengejutkan semua keluarga Grissham. Walaupun Abyan tidak bisa berdiri dan berjalan, itu sudah sangat cukup.
Dokter menyatakan, kebangkitan Abyan merupakan suatu kejaiban. Mungkin, di hari yang akan datang keajaiban lain akan datang. Misalnya, Abyan bisa berdiri dan pulih kembali pada kondisi semula.
Namun, tidak ada yang pernah menyangka, orang pertama yang di tanyakan Abyan adalah Natha.
Mereka bertanya-tanya, bukankah Abyan belum pernah bertemu dengan Natha? Atau.. selama ini ia sadar dan mendengar? Yang di katakan Natha tidak bohong? Selain itu, apakah Natha sudah mengetahui tanda-tanda Abyan bangun dari awal?
Berbagai pemikiran rumit keluar di benak mereka.
Dengan ini, mereka memikirkan kembali bagaimana sikap mereka sebelumnya kepada Natha.
Terutama Albert, hatinya merasa bersalah.
Setelah dokter memeriksa dan menyatakan semua keajaiban itu, Albert mengangguk dengan kejutan di wajahnya.
Albert memandang cucunya dengan mata rumit, "Bagaimana perasaanmu? Apakah ada yang sakit?"
Abyan menggeleng. Ia berkata dengan bersikeras, "Aku ingin melihat Natha, Kakek."
Albert menghela nafas. Awalnya ia tidak tahu Natha kemana, karena Natha tidak meminta izin apapun. Namun, Albert mendengar dari sekolahnya langsung tadi pagi. "Natha pergi keluar kota. Dia berpatisipasi dalam kompetisi olimpiade selama satu minggu,"
"Tolong hubungi dia, Kakek," pinta Abyan dengan suara teredam. Wajahnya terlihat suram.
Natha sama sekali tidak berpamitan dengannya. Abyan sangat kecewa karena bukan Natha yang ia lihat saat pertama kali membuka mata.
Albert melihat ekspresinya dengan jelas, sehingga ia langsung memerintahkan pelayan di sampingnya untuk menghubungi Natha.
Briyan yang berada di ruangan itu merasa tidak terima, "Kakak, kenapa kamu memanggilnya? Dia tidak baik untu--"
Ucapannya tidak di teruskan ketika Briyan melihat wajah Abyan yang berubah marah.
Abyan mengangkat kepalanya, menatap adiknya dengan senyum dingin, "Oh? Dia tidak baik?"
Briyan merasa ada yang salah. Ia memanggilnya ragu, "Kakak?"
Hubungan Briyan dengan kakaknya selalu baik. Di matanya, Abyan adalah orang yang ia kagumi sejak kecil. Kakaknya yang gagah, pintar, dan yang paling kompeten. Kakaknya selalu menjadi motivasinya.
Namun, saat ini dengan jelas Briyan melihat kemarahan yang jelas di mata Abyan untuknya.
"Sikapmu terhadap istriku, apakah itu baik?" tanyanya dengan mengejek.
Hubungan mereka memang baik sebelum kecelakaan. Namun, Abyan sangat tidak terima mendengar nada kasarnya saat Briyan bicara pada Natha. Abyan ingin sekali bangun untuk memarahi adiknya.
"... Istri?" gumam Briyan dengan bingung.
Jika Natha memang istri kakaknya, Briyan akan sedikit menghormatinya. Namun menurutnya, Natha sangat tidak memenuhi syarat.
"... Bagaimana bisa kakak me--"
"Briyan!" teriak Albert marah.
Albert sangat tahu dan menyaksikan bagaimana kekeraskepalaan Briyan saat itu menyangkal Natha. Jika saja ia lebih mempercayai Natha, hatinya pasti akan tenang. Apalagi setelah melihat cucunya bangun untuk saat ini.
Abyan menatap adiknya tajam dan dingin. Lalu, matanya beralih pada Albert.
"Kakek, aku tidak akan pernah bisa bangun tanpa Natha," ungkap Abyan dengan suara lembut di kata terakhir.
Dengan kalimat ini, sudah jelas, posisi Natha di keluarga Grissham dan di hati Abyan tidak bisa di remehkan.
Sejak kecelakaan itu, tidak ada yang tidak marah dan sedih di keluarga Grissham. Mereka terlalu panik. Jadi, saat kedatangan Natha, semua orang tidak ramah kepadanya, karena kemarahan mereka tidak bisa di hilangkan begitu saja.
Saat Natha di sangka membuat lelucon tentang bangunnya Abyan, kemarahan mereka meningkat, mereka hanya ingin Natha pergi dari rumah itu. Tidak di sangka, sekarang Abyan sendiri yang mengatakan bahwa dia di bangunkan oleh Natha.
"Ketika pertama kali dia masuk ke dalam kamarku, dia memperkenalkan dirinya, dia menceritakan semua tentangnya seakan aku bangun dan tidak tidur," tutur Abyan seraya tersenyum tipis. Matanya menerawang pada hari itu.
Briyan merasa keringat dingin. Ternyata prasangka buruk dan ketidakpuasannya kepada Natha membuat dirinya menyesal. Dia sangat takut di benci kakaknya.
Saat menatap Abyan, wajahnya sudah berubah. Tidak ada lagi senyuman seperti beberapa detik lalu. Kakaknya menatap tajam dan dingin dirinya.
"Aku tidak menyangka, adikku yang selalu baik ternyata sangat kasar dan dingin kepada istriku. Jangan lakukan hal sama di lain waktu, Briyan! Aku tidak bisa nenoleri sikapmu!" tegurnya marah.
Briyan ingin sekali mengatakan sesuatu untuk membela dirinya sendiri. Namun, nyalinya langsung menciut melihat wajah seram kakaknya.
Abyan tidak bicara lagi setelah melihat adiknya tidak membantah.
Sebelum Natha datang ke rumah Grissham, Abyan sama sekali tidak mengenal gadis itu. Dia hanyalah orang asing baginya. Abyan tidak terbiasa dengan kedekatannya, karena Abyan tidak pernah dekat dengan perempuan manapun selain ibunya.
Namun, perawatan tulus Natha setiap hari, setiap siang dam malamnya, membuatnya terbiasa dan merasa nyaman. Selama beberapa bulan itu, Natha menjadi orang terdekatnya, orang yang Abyan paling kenal dia antara semua keluarganya.
Abyan bertanya-tanya dalam benaknya, kenapa Natha mau menggantikan Nhita untuk menikah dengannya? Abyan tidak tahu. Walaupun Natha memanfaatkan keluarganya untuk membalas dendam sekalipun, Abyan tidak keberatan. Dia akan membantunya, melindunginya dan melengkapi semua kekurangannya.
"Tuan, nona Natha tidak bisa di hubungi. Saya sudah memeriksa jadwal penerbangannya. Saat ini, dia sedang dalam perjalanan. Jadi, nona Natha belum bisa menghidupkan ponselnya." tutur seorang pelayan pria yang sebelumnya Albert suruh.
Albert mengangguk mengerti, "Kita hanya bisa menunggu."
Wajah Abyan berubah. Dia terlihat tidak sabar. Albert sangat memahaminya. Cucunya di bangunkan oleh Natha. Gadis itu sudah menarik Abyan dari kegelapan. Jadi wajar, orang pertama yang paling ingin Abyan lihat adalah Natha.
"Bagaimana jika menghubungi ibumu saja?" tawar Albert yang di angguki pelan oleh Abyan dengan kepala tertunduk.
Ibu Abyan--Alice, sama-sama pergi keluar kota sehari sebelum Natha pergi. Dengan bangunnya Abyan pasti sangat membuat wanita itu senang.
***
Di tempat beberapa KM jauhnya, sebuah acara olimpiade tengah di berlangsung, studios itu terlihat sangat ramai. Juri berjajar rapi, di antaranya ada Alice. Tatapan mereka menuju beberapa murid di hadapan mereka. Salah satunya Natha.
Ya, Alice pergi ke tempat sama. Dia menjadi seorang juri olimpiade yang sudah ternama. Alice tidak menyangka menantunya akan menjadi salah satu murid jenius di acara itu.
Begitu juga Natha, ia tidak kalah terkejut saat melihat Alice di kursi juri. Apalagi Alice menjadi juri di periode pertama.
Kemenangan di periode pertama di menangkan oleh Natha dan partnernya. Walaupun sikap Alice sedikit tidak ramah, dia tetap profesional dan sedikit bangga terhadap Natha.
Tiba-tiba di tengah keramaian kemenangan Natha, telepon Alice berdering bersamaan dengan Natha yang akan menyapanya.
Langkah Natha berhenti beberapa meter seraya menatap Alice yang mengangkat telepon. Hanya beberapa detik telepon di letakan di samping telinganya, Natha melihat wajah ibu mertuanya itu langsung tersenyum semringah. Entah ada kabar bahagia apa, Alice terburu-buru dan terlihat sangat tergesa berpamitan kepada juri yang lain dan pergi.
Natha mengangkat bahu tidak peduli.
Kemenangan hari ini bukanlah akhir baginya. Masih ada beberapa rintangan sampai finalnya. Hanya tinggal empat hari lagi.
Entah kenapa, hatinya terus mendoronya untuk cepat pulang. Jadi, Natha bersiap dengan sungguh-sungguh dan memenangkan kejuaraan.