Sherin mempunyai perasaan lebih pada Abimanyu, pria yang di kenalnya sejak masuk kuliah.
Sherin tak pantang menyerah meski Abi sama sekali tidak pernah menganggap Sherin sebagai wanita yang spesial di dalam hidupnya.
Hingga suatu ketika, perjuangan Sherin itu harus terhenti ketika Abi ternyata mencintai sahabat Sherin sendiri, yaitu Ana.
Lalu bagaimana kisah mereka setelah beberapa tahun berlalu, Abi datang lagi dalam kehidupannya sebagai salah satu kreditor di perusahaan Sherin sedangkan Sherin sendiri sudah mempunyai pria lain di hatinya??
Apa masih ada rasa yang tertinggal di hati Sherin untuk Abi??
"Apa sudah tidak ada lagi rasa cinta yang tertinggal di hati mu untuk ku??" Abimanyu...
"Tidak!! Yang ada hanya rasa penyesalan karena pernah mencintaimu" Sherina Mahesa....
Lalu, bagaimana jika Abi baru menyadari perasaanya pada Sherin ketika Sherin bukan lagi wanita yang selalu menatapnya dengan penuh cinta??
Apa Abi akan mendapatkan cinta Sherin lagi??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria bodoh
"Jadi itu yang namanya Ana??"
Nana memperhatikan Bosnya itu tampak biasa saja, padahal mereka barus aja bertemu dengan orang-orang di masa lalu yang pernah menyakitinya.
"Hemm, cantik kan??"
"Hah?? Cantik?? Jauh lah kalau sama Nona. Dia cuma mengandalkan make up tebal sama b*kongnya yang besar aja"
Sherin terkikik mendengar omongan Nana itu. Apalagi Nana yang terlihat sangat kesal melebihi dirinya.
Nana memang sudah tau tentang cerita Abi dan Ana, wajahnya pun pernah sekilas Nana lihat dan baru kali ini bertemu secara langsung.
"Tapi kalau cinta ya tetap cinta. Mau seburuk apapun penampilannya. Itu namanya cinta sejati, nggak mandang fisik atau apapun"
"Ck.. Cinta sejati dari mana?? Cinta buta yang benar, jelas-jelas dia wanita licik" Kesal Nana semakin membuat Sherin terhibur.
"Tapi kenapa Nona terlihat biasa saja??"
"Terus aku harus gimana?? Marah-marah?? Noo Nana. Itu sama saja merendahkan diri di hadapan mereka"
Memang sikap diam Sherin saat bertemu Ana tadi bukan karena takut atau pun malu. Tapi lebih pada tidak peduli. Dia sudah tidak mau lagi mengenal yang namanya Ana di dunia ini.
Biar saja mereka akan menganggapnya wanita sombong, apalagi Abi dan Anjas yang jelas melihat sikap Sherin pada Ana tadi. Bukankah dari dulu juga Ana sering mengatakan hal yang tidak baik pada mereka. Jadi biar saja sekalian mereka menilai Sherin seperti itu.
"Benar Nona, tapi kalau selanjutnya kalian akan bertemu lagi bagaimana?? Bukankah kemungkinan besar iya, karena Nona bekerja sama dengan pria bodoh itu??"
"Siapa pria bodoh??" Sherin melihat Nana yang sedang mengendarai mobilnya.
"Tentu saja Pak Abi itu Nona. Benar kan kalau dia itu bodoh karena sudah menyia-nyiakan berlian seperti Nona" Lagi-lagi Sherin terkekeh karena ucapan random dari Nana. Memang tidak salah dia memilih Nana sebagai orang kepercayaannya karena di samping pekerjaannya yang bagus. Nana juga bisa menghiburnya.
"Iya benar, dia memang laki-laki bodoh. Tapi aku sudah tidak peduli lagi. Dan masalah wanita itu, kuta lihat saja nanti bagaimana"
"Lagipula aku berhubungan dengannya hanya maslaah pekerjaan. Bisnis tetap bisnis, aku tidak mau rugi kalau harus menarik lagi uangku hanya karena keberadaan wanita itu. Kita biarkan saja"
Nana sangat memuji sikap atasannya itu. Sherin benar-benar sangat profesional. Dia benar-benar wanita kuat yang patut di contoh.
"Setelah ini, apa lagi jadwalku??"
"Tidak ada Nona, free sampai nanti pulang kantor"
"Syukurlah, aku juga perlu istirahat. Mulai minggu depan coba atur jadwalku untuk tidak terlalu menerima banyak pertemuan dalam satu minggu Na. Sepertinya akan banyak hal yang harus aku urus untuk kedepannya"
Tubuh Sherin bukan robot. Dia juga butuh istirahat sebenarnya. Tapi untuk minggu depan mungkin dia akan sibuk mengurus pertunangannya dengan Zain.
"Memangnya ada apa Nona?? Tumben sekali. Apa Nona sakit" Pasalnya sejak dulu Sherin tidak pernah ada masalah dengan jadwalnya.
Sherin justru tersipu karena dia mengingat rencananya dengan Zain.
"Aku dan Zain sedang merencanakan pertunangan kita" Jawab Sherin malu-malu.
"Benarkah Nona?? Saya ikut bahagia mendengarnya. Akhirnya Nona menetapkan pilihan Nona pada pria yang jauh lebih baik dari Pak Abi itu. Ya meski aku akui kalau Pak Abi juga tampan walaupun tidak ada bule-bulenya seperti Pak Zain" Nana lekas membandingkan apa yang ada pada diri Abi dan Zain.
"Husss, jangan suka membanding-bandingkan orang. Tidak baik!!"
"Maaf Nona, semoga tidak lagi"
Sherin malah tertawa lepas saat melihat Nana langsung menutup rapat bibirnya.
*
*
*
Besok adalah akhir pekan, waktu yang tepat bagi pasangan muda mudi untuk pergi keluar bersama pasangannya.
Sebenarnya tak hanya khalayak muda saja, mereka yang sudah menikah pun perlu yang namanya keluar sekedar nonton bioskop atau makan di luar.
Begitupun pasangan tanggung seperti Abi dan Ana. Benar, sebut saja mereka pasangan tanggung. Umur sudah dua puluh tujuh, di sebut remaja juga sudah tidak pantas, sementara mereka belum juga menikah. Memang itu julukan yang pamtas bagi mereka.
Ana selalu bergelayut manja di lengan Abi, seolah-olah menunjukkan kepada semua orang jika Abi hanyalah miliknya.
Sementara Abi, pria yang sesungguhnya lebih memilih berkutat dengan pekerjaannya daripada jalan-jalan di mall seperti saat ini hanya memasukkan keuda tangannya di kantung celananya. Membiarkan Ana memeluk tangannya sesuka hatinya.
"Sayang, kita lihat itu ya. Katanya udah ada tas baru yang keluar loh"
Ana menarik Abi ke salah satu outlet dengan merk terkenal yang berharga fantastis.
"Wow, lihat sayang. Lucu ya??" Ana melihat satu demi satu deretan tas mahal itu.
Abi jadi teringat dengan tas berbagai model dari hasil produksinya. Dia juga ikut memperhatikan satu per satu. Mulai membandingkan hasil buatan merk mahal itu dengan produksinya sendiri.
"Tas yang aku buat juga memiliki kualitas yang sama An. Ya mungkin cuma bedanya di brand aja. Mereka lebih terkenal pastinya"
"Ya nggak mungkinlah sayang. Tas mereka ini kwalitas super, kalau punya kamu kan tas dari bahan perca mana bisa di samakan"
"Maksud kamu??" Abi menatap Ana penuh tanya. Dia tak percaya jika kekasihnya itu ternyata tidak sepenuhnya mendukung apa yang sedang ia kerjakan.
"M-maksud aku bukan begitu sayang, a-aku.."
"Apa besok kalau tas dari brand ku sudah keluar. Apa kamu sudi memakainya??" Abi menatap Ana begitu dalam. Masih tak percaya jika Ana tanpa sadar mengeluarkan isi hatinya ketika matanya fokus menatap deretan tas mahal itu.
"Ya pasti aku mau dong sayang. Kamu mikir apa sih?? Masa aku nggak mau pakai hasil kerja keras calon suami aku sih. Kita jalan lagi yuk, aku udah laper"
Abi tersenyum miris melihat Ana yang terlihat jelas sekali sedang mengalihkan perhatian Abi. Betapa sakitnya hati Abi ketika kekasihnya sendiri justru terkesan meremehkan hasil kerja kerasnya.
"Kamu mau makan apa sayang??"
"Terserah" Jawab Abi sudah sangat malas saat ini.
"Yah kok kamu gitu, kamu marah ya?? Sayang, aku tuh nggak sadar bilang kaya gitu. Aku yakin kalau barang-barang yang kamu buat itu bagus-bagus dan bisa menyaingi merk terkenal seperti tadi. Nanti kalau udah release, aku bantu promosi ke teman-teman kantor aku ya??"
Abi tak menanggapi Ana, dia tidak percaya dengan kata-kata manis kekasihnya itu. Dia lebih percaya apa yang Ana ucapkan secara tak sadar tadi.
Matanya justru fokus pada seseorang yang dilihatnya dari kejauhan. Meski jarak mereka tak bisa di bilang dekat, namun Abi tau betul siapa wanita cantik yang terlihat sedang tertawa dengan lepas bersama seorang pria di sampingnya.
Mereka bahkan terlihat mesra karena si wanita terlihat menyuapkan es krim miliknya kepada pria itu.
"Apa kamu bisa ketawa kaya gitu lagi kalau sama aki??" Gumamnya.
"Ya?? Kamu bilang apa sayang??" Ana tak mendengar jelas apa yang Abi katakan.
"Nggak ada, ayo cari makan habis itu aku mau pulang. Aku capek" Abi berjalan mendahului Ana, tam peduli kekasihnya itu terus memanggilnya untuk memelankan langkahnya.
"Kenapa gue sb
Kenapa gue bisa mikir kaya gitu?? Emangnya gue ini siapa buat dia??" Abi heran dengan ucapannya sendiri, bibirnya secara refleks mengatakan itu ketika melihat seseorang yang ia kenal tampak bahagia bersama pria lain.
bukan mcm kmu bermuka dua🤭🤭