Terbangun dari koma, status Alisha telah berubah menjadi istri Rafael. Saat dia masih terbaring tidak sadarkan diri, ayahnya telah menikahkan Alisha dengan Rafael, laki-laki yang menabraknya hingga koma dan mengalami kelumpuhan.
Alisha tidak bisa menerima pernikahan itu, terlebih sikap Rafael sangatlah jauh dari kata suami idaman. Alisha terus memaksa Rafael untuk menceraikannya. Namun, Rafael dengan tegas menolaknya.
Mampukah Alisha bertahan? Atau Rafael menyerah dan menceraikan Alisha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ceraikan Aku ~ Bab 32
Rafael baru keluar dari kamar mandi Alisha dengan handuk yang dililit di pinggang. Rambutnya yang setengah basah diusap dengan handuk kepala. Dia menatap istrinya yang masih sibuk memberi makan ikan-ikan di kolam.
“Jangan banyak-banyak kasih makannya! Kamu bisa bikin mereka mati, tahu nggak!” ucap Rafael masih sibuk mengusap rambutnya yang basah.
Alisha menoleh ke belakang dan terkejut saat melihat tubuh suaminya yang bertelanjang dada. Meski ini bukan yang pertama kalinya, tetapi tetap saja Alisha merasa aneh. Tubuh Rafael yang tidak terbungkus pakaian membuat otot-otot kerasnya terlihat sempurna.
Merasa aneh saat melihat istrinya berpaling muka, Rafael pun berjalan semakin dekat. Dia penasaran kenapa Alisha tidak pernah mau melihat bentuk tubuhnya yang selalu menjadi idaman para perempuan, kecuali Alisha,
“Sebegitu jijikkah kamu melihat tubuhku?” tanya Rafael dengan kesal.
“Iya,” jawab Alisha. “Aneh melihat laki-laki dengan tidak tahu malunya telanjang di depanku.”
“Lebih aneh lagi kalau aku telanjang di depan orang lain. Aku bukan orang asing, Alisha. Aku suami kamu.” Rafael memutar kursi roda Alisha hingga gadis itu semakin jelas melihat tubuh suaminya.
“Sudahlah, Mas. Pakai bajumu sana! Kamu hanya membuatku tidak nyaman saja tinggal di kamar yang sama.” Alisha kembali berpaling. Baginya, ini sangat memalukan.
“Kamu tenang saja. Setelah Kak Alfa pergi, aku akan kembali ke kamarku.” Rafael mengambil kemeja di lemari. “Aku membeli sepuluh persen saham dari anak buah pamanmu. Sebenarnya masih atas namaku, tapi rasanya kamu juga harus tahu. Supaya kamu sadar, bercerai denganku tidak akan menguntungkan bagimu,” kata Rafael. Dia duduk di sofa dan menyalakan televisi.
Mentang-mentang dia kaya, dia bisa seenaknya saja. Kalau begini ‘kan aku tidak bisa kabur dari dia lagi.
“Terserah kamu saja, Mas. Pokoknya setelah aku sembuh, aku akan mengambil alih perusahaanku.”
“Ya, itu ide bagus. Aku setuju.”
Dengan begitu aku masih bisa mengendalikan kamu, Alisha. Karena aku lebih berkuasa di perusahaanmu itu.
***
Makan malam bersama baru saja selesai. Alfaro tiba-tiba mendapat telepon dari sekretarisnya dan mengatakan bahwa laki-laki itu harus segera kembali karena ada masalah yang cukup serius. Sehingga setelah makan malam itu, Alfaro berpamitan untuk pulang.
“Kalau suami kamu bertingkah macam-macam apalagi bersikap kasar, jangan ragu menghubungiku,” ucap Alfaro pada Alisha.
“Memangnya kami ini anak kecil yang hanya bisa mengadu jika ada masalah. Kakak jangan ikut campur, urus saja perusahaan kakak dan cepat cari istri!” sahut Rafael yang tidak terima. Tangannya memegang pundak Alisha dengan mesra, seolah memamerkan pada kakaknya bahwa hubungan mereka baik-baik saja.
“Ya, siapa tahu saja Alisha butuh bantuan untuk menyadarkan kamu. Bahwa masa depan kamu sudah ada di depan mata. Jangan melihat ke belakang terus!”
“Tahu apa sih kakak soal perasaanku?”
“Kakak memang tidak tahu, tapi yang jelas kamu bertemu dengan wanita itu ‘kan hari ini.”
Rafael menatap kakaknya itu dengan kesal. Ternyata, memang diam-diam kakaknya itu mengawasi semua yang Rafael lakukan. Dia lalu mendorong kursi roda istrinya setelah melihat kakaknya masuk ke mobil Felix.
Hingga akhirnya, mereka berdua sampai di kamar Alisha.
“Kak Alfa sudah pergi, rasanya kamu tidak perlu tidur di kamar ini lagi, ‘kan Mas?” tanya Alisha yang juga sedang kesal.
Benar dugaan Alisha, suaminya itu hanya bicara di mulut saja untuk mempertahankan pernikahan mereka. Nyatanya, dia juga diam-diam bertemu dengan Melinda, mantan kekasihnya.
selebihnya mah jelmaan 😈
sadar diri saat sekarat doang
yakin lah pasti dimaafin kok
kan cuma kata maaf doang ya kan.
ogah banget bersimpati sama manusia laknat kayak gitu.
untung alisha tidak memiliki jiwa 😈 dan pendendam seperti saya.